Penanganan terhadap pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur mendapatkan perhatian serius dari pihak Kementerian Sosial. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa bantuan logistik bagi para pengungsi akan cukup hingga sepekan ke depan. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers yang berlangsung pada Ahad, 10 November 2024.
Bantuan Tahap Dua Datang Tepat Waktu
Salah satu tim Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) yang berada di lapangan, Taufik Syaera, mengungkapkan bahwa bantuan tahap kedua dari Kementerian Sosial telah tiba pada Jumat, 8 November 2024. Bantuan tersebut meliputi beragam kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi.
Detail Bantuan yang Disalurkan
Bantuan tahap kedua ini terdiri dari:
- 566 paket makanan anak
- 7 unit foodware
- 43 unit peralatan dapur keluarga
- 117 paket sandang anak
- 114 paket sandang dewasa
- 217 paket family kit
- 74 paket kidsware
- 40 lembar kasur
- 924 lembar selimut
- 1 lembar matras
- 4 unit tenda serbaguna
- 39 unit tenda keluarga
- 241 lembar tenda gulung
- 3 unit genset
- 3 unit toilet portabel
Total nilai bantuan logistik tahap dua tersebut mencapai Rp887 juta.
Komponen Bantuan Sembako dan Beras
Selain logistik, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan berupa 2.500 paket sembako dan 21.000 kilogram beras. Pendistribusian sembako dan beras tersebut dilakukan bekerja sama dengan Divisi Regional Perum Bulog yang berlokasi di Larantuka. Hingga hari ketujuh pasca-erupsi, total bantuan yang disalurkan oleh Kementerian Sosial mencapai Rp3,14 miliar.
Peningkatan Status dan Penambahan Titik Pengungsian
Erupsi yang cukup besar terjadi pada Sabtu, 9 November 2024, yang menyebabkan lonjakan jumlah pengungsi. Menanggapi keadaan ini, pemerintah daerah berencana menambah dua titik pengungsian di Kobasuma dan Eputobi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para pengungsi.
Bantuan Lainnya untuk Kebutuhan Dasar
Kementerian Sosial juga memastikan ketersediaan bantuan lainnya seperti lampu, air bersih, dan sanitasi di tiga titik pengungsian yang sudah ada. Untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan anak-anak, dua tenda sekolah darurat telah dibangun. Ini bertujuan agar anak-anak pengungsi tetap dapat mengakses pendidikan meskipun dalam situasi darurat.
Layanan Dukungan Psikososial Bagi Pengungsi
Berdasarkan laporan, terdapat antara 500 hingga 800 pengungsi yang terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu di tiga titik pengungsian, mengikuti kegiatan Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Kegiatan ini berfungsi sebagai media bagi pengungsi untuk melepaskan trauma dan mengisi waktu luang mereka.
Kegiatan LDP yang disediakan meliputi beragam terapi seperti psychotherapy, play therapy, spiritual therapy, hypno therapy, psikoedukasi, dan terapi spiritual religi. Pendekatan terapi tersebut dirancang dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan agar dapat membantu mengurangi dampak trauma akibat bencana.
Status Darurat Ditetapkan
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada Ahad, 3 November 2024, yang menyebabkan peningkatan status dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Segera setelah erupsi, pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat selama 58 hari, yang dimulai dari 4 November hingga 31 Desember 2024.
Statistik Pengungsi
Dari data yang ada, sekitar 11.445 jiwa kini mengungsi di berbagai titik, termasuk Kecamatan Titehena, Kecamatan Talibura, serta lokasi pengungsian mandiri di rumah kerabat dan keluarga. Penanganan cepat ini diharapkan dapat meringankan beban para pengungsi dan memberikan mereka harapan di tengah kesulitan yang dihadapi.
Dapur Umum Dibangun untuk Memenuhi Kebutuhan Makanan
Untuk memenuhi kebutuhan makanan, Kementerian Sosial telah mendirikan tiga dapur umum di posko pengungsian yang berada di Desa Konga, Desa Bokang Wulumatang, dan Desa Lewolaga. Dapur umum ini mampu memproduksi nasi bungkus sebanyak 11.141 bungkus per hari, membantu memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi.
Kesimpulan: Penanganan yang cepat dan tepat dari Kementerian Sosial dan pemerintah daerah diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana ini. Dengan dukungan logistik, pendidikan anak, dan layanan psikososial yang memadai, diharapkan para pengungsi dapat melalui masa-masa sulit ini dengan lebih baik.