Di tengah dinamika sektor kesehatan Indonesia, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) baru-baru ini memasuki fase penting dengan akuisisi saham mayoritas oleh investor Singapura, Sight Investment Co. Pte. Ltd. Melalui tender offer sukarela, Sight Investment mengakuisisi SILO di harga Rp2.850 per saham, yang mengindikasikan valuasi mencapai 34 kali Price Earnings (P/E) untuk fiscal year 2024 yang diperkirakan (FY24F).
Dengan akuisisi ini, Sight Investment kini menguasai 55,4% saham SILO, diikuti oleh PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR) melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada dengan porsi sebesar 20%. Sementara itu, Prime Health Company dan pemegang saham publik masing-masing memegang saham sebesar 8%.
Pergeseran Strategis Pasca Akuisisi
Analis dari CGS Internasional, Jason Chandra dan Elizabeth Noviana, menyatakan bahwa pasca akuisisi ini, PT Siloam International Hospitals Tbk berfokus untuk menarik pasien dengan intensitas tinggi. Mereka berencana untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur dari 4.500 menjadi sekitar 5.350 hingga tahun 2026. Ini menunjukkan komitmen SILO untuk terus tumbuh dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar.
Selain itu, SILO diperkirakan dalam waktu dekat akan melakukan akuisisi terhadap 14 rumah sakit dari First REIT. Hal ini didasari oleh tren pertumbuhan pendapatan dari rumah sakit yang dioperasikan oleh First REIT yang terus meningkat. Dalam kerangka kerja sama yang lebih luas, terdapat Master Lease Agreement (MLA) di mana SILO diharuskan membayar sewa tahunan sebesar 8% dari pendapatan operasional untuk setiap gedung rumah sakit yang disewa. Dengan pendapatan yang berkembang, internalisasi aset ini diharapkan dapat meningkatkan visibilitas pendapatan SILO di masa depan.
Proyeksi Keuangan dan Rekomendasi Saham
Menurut analisis dari CGS Internasional Sekuritas, pendapatan SILO diprediksi akan mencapai Rp 12,4 triliun pada akhir tahun 2024, dengan net profit sebesar Rp 1,10 triliun pada tahun yang sama. Rekomendasi terhadap saham SILO saat ini adalah 'Hold' dengan target harga yang sama dengan harga akuisisi, yaitu Rp 2.850 per saham. Hal ini menunjukkan kehati-hatian dalam menunggu rincian lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang akan diambil oleh investor baru, CVC, yang berada di belakang Sight Investment.
Di sisi lain, Abdul Azis Setyo Wibowo, analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, berpendapat bahwa akuisisi yang dilakukan oleh Sight Investment telah mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Ia meyakini bahwa kinerja emiten rumah sakit ini akan semakin efisien. Menurut Azis, strategi yang diterapkan akan memperluas cakupan layanan kesehatan dan memperkuat profitabilitas perusahaan sejalan dengan visi pertumbuhan jangka panjang.
Risiko dan Peluang yang Dihadapi
Meskipun proyeksi pendapatan dan laba terlihat cerah, terdapat sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Beberapa downside risks yang mungkin diterima termasuk keterlambatan dalam menerapkan strategi dan biaya bunga yang lebih tinggi dari yang diharapkan. Di sisi lain, ada beberapa upside risks yang dapat menguntungkan SILO, yaitu permintaan layanan kesehatan yang lebih baik dan potensi ekspansi yang lebih cepat.
Azis memperkirakan bahwa pendapatan SILO akan tumbuh sebesar 13% year-on-year (yoy) pada akhir tahun 2024, sementara laba diprediksi tumbuh sebesar 5% yoy. Meskipun terlihat menjanjikan, Azis merekomendasikan untuk "wait and see" sambil mengamati perkembangan SELH setelah diakuisisi, dengan target harga Rp 3.080 per saham.
Pergerakan Saham Siloam
Melihat pergerakan saham saham SILO, pada akhir perdagangan Senin (14/10), terjadi penurunan sebesar 1,68% atau sekitar 50 poin ke level Rp 2.920 per lembar saham. Dalam konteks mingguan, SILO mengalami penurunan sekitar 1,35% dan secara bulanan sudah turun sebesar 1,02%. Ini menunjukkan bahwa meski terdapat proyeksi positif di masa depan, faktor eksternal dan reaksi pasar tetap menjadi pertimbangan penting bagi para investor.
Dengan langkah strategis yang diambil oleh Sight Investment dan potensi pertumbuhan SILO pada tahun-tahun mendatang, investor tentunya harus memperhatikan dinamika pasar dan informasi terkini agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat.