PT Astra International Tbk. (ASII) telah melakukan langkah signifikan dalam pengembangan sektor kesehatan di Indonesia, terutama sejak tahun 2021 saat pandemi Covid-19 melanda. Investasi yang dilakukan oleh Astra di sektor ini semakin meluas, mencakup berbagai aspek layanan kesehatan, dari platform digital hingga akuisisi rumah sakit. Salah satu langkah terbaru adalah akuisisi RS Heartology Cardiovascular Hospital senilai Rp645 miliar.
RS Heartology: Pusat Layanan Jantung Terbesar di Indonesia
RS Heartology Cardiovascular Hospital terletak di Jakarta dan merupakan salah satu pusat layanan jantung swasta terbesar di Indonesia. Rumah sakit ini dikenal memiliki rekam jejak yang baik, dengan lebih dari 1.500 kasus jantung yang ditangani, termasuk 1.000 intervensi dan 400 kasus aritmia jantung. Kualitas layanan kesehatan yang ditawarkan di RS Heartology berfokus pada pasien, melakukan pendidikan, penelitian, penerapan teknologi terbaru, serta kolaborasi antar subspesialis.
Peran Strategis Akuisisi dalam Ekosistem Kesehatan Astra
Dalam keterangan persnya, Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, menyatakan bahwa akuisisi RS Heartology diharapkan dapat berperan integral dalam pengembangan ekosistem kesehatan yang lebih baik di Indonesia. “Kami berharap investasi di Heartology Cardiovascular Hospital dapat berkontribusi pada penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat, khususnya dalam penanganan penyakit kritis,” ujarnya.
Investasi Jangka Panjang Astra di Sektor Kesehatan
Total investasi Astra di sektor kesehatan mencakup sekitar US$275 juta atau setara dengan Rp4,2 triliun. Investasi tersebut dimulai pada tahun 2021 ketika Astra berinvestasi sebesar US$35 juta pada platform kesehatan Halodoc. Selanjutnya, Astra kembali berpartisipasi dalam pendanaan Seri D Halodoc yang bernilai sekitar US$100 juta, sehingga total investasi yang dilakukan Astra di Halodoc mencapai US$135 juta atau sekitar Rp2,02 triliun.
Investasi di Jaringan Rumah Sakit
Tidak hanya fokus pada platform digital, Astra juga melakukan investasi di emiten jaringan rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL). Pada tahun 2022, Astra pertama kali membeli saham HEAL dengan melakukan private placement, mengakuisisi 30 juta saham dan tercatat memiliki 0,2% saham. Dalam perkembangannya, kepemilikan saham Astra di HEAL meningkat hingga mencapai 7,23% atau 1,11 miliar saham.
Diversifikasi melalui Alat Kesehatan
Astra juga melakukan diversifikasi di sektor kesehatan melalui perusahaan anaknya, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), dengan mengembangkan komponen alat kesehatan di bawah merek GRIN. Hingga Juni 2024, AUTO telah meluncurkan 24 produk alat kesehatan, di antaranya adalah digital column scale, baby incubator, blood pressure monitor lite, electrocardiography, dan infant warmer. Jumlah produk yang diluncurkan tahun ini menunjukkan komitmen Astra untuk memberikan perbaikan dan inovasi dalam sektor kesehatan.
Peluang Luas di Sektor Kesehatan
Melihat perkembangan sektor kesehatan yang sangat luas, Astra International bertekad untuk terus berinvestasi dan berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan industri kesehatan di Indonesia. Kepala Hubungan Investor Astra, Tira Ardianti, menegaskan bahwa perusahaan akan terus meninjau portofolio bisnisnya untuk tetap relevan dan berfokus pada pertumbuhan jangka panjang. Ini menunjukkan komitmen Astra untuk beradaptasi dengan perubahan dan tuntutan di industri kesehatan yang cepat berubah.
Kesimpulan
Astra International Tbk. telah menunjukkan visi yang jelas untuk mengembangkan sektor kesehatan di Indonesia melalui berbagai investasi strategis. Baik melalui akuisisi, investasi di perusahaan kesehatan digital, maupun diversifikasi produk alat kesehatan, Astra berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di tanah air. Dengan langkah-langkah yang diambil, Astra tidak hanya memperkuat posisinya di industri ini, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas penanganan penyakit kritis.