Program BBM Satu Harga menjadi salah satu fokus utama dari pemerintah Indonesia dalam mewujudkan keadilan energi, khususnya bagi wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar yang sering disebut sebagai wilayah 3T. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan bahwa pelaksanaan program ini tidak hanya merupakan upaya pemerintah pusat, tetapi juga menjadi kolaborasi yang melibatkan pemerintah daerah, badan usaha, serta mitra terkait lainnya.
Fakta Menarik Tentang BBM Satu Harga
Sejak diluncurkan pada tahun 2017, BBM Satu Harga telah menghadirkan perubahan signifikan dalam hal akses dan harga bahan bakar bagi masyarakat. Sebelum adanya program ini, warga di wilayah terpencil sering harus membeli BBM dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga resmi. Misalnya, sebelum ada penyaluran BBM Satu Harga, masyarakat di Kecamatan Terentang harus membayar Rp11.000 untuk solar dan Rp16.000 untuk Pertalite. Namun kini, mereka hanya perlu membayar Rp6.800 untuk solar dan Rp10.000 untuk Pertalite, harga yang sama dengan wilayah lainnya di Indonesia.
Peresmian Penyalur BBM Satu Harga di Kalimantan
Pada tanggal 30 Oktober 2024, BPH Migas secara resmi meresmikan tujuh penyalur BBM Satu Harga yang melayani wilayah Kalimantan. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dan berlangsung di SPBU BBM Satu Harga 6678305 di Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Eman Salman Arief, anggota Komite BPH Migas, menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam menjalankan program ini.
Akses dan Kemandirian Ekonomi
Dengan adanya penyaluran BBM Satu Harga, diharapkan akan ada peningkatan dalam kemandirian ekonomi masyarakat setempat. Hal ini karena akses terhadap energi yang lebih baik dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lokal seperti pertanian, perikanan, dan usaha mikro. Masyarakat kini tidak lagi dipaksa untuk pergi jauh ke pusat kota untuk mendapatkan BBM dengan harga yang terjangkau.
Monitoring dan Kontrol Dalam Penyaluran BBM
Demi memastikan bahwa penyaluran BBM subsidi berjalan dengan baik, BPH Migas telah mengimplementasikan sistem monitoring yang terintegrasi. Salah satunya adalah dengan penerbitan surat rekomendasi menggunakan aplikasi XStar BPH Migas. Aplikasi ini memungkinkan pemerintah daerah dan badan usaha penugasan untuk melakukan kontrol yang lebih baik terhadap pemanfaatan BBM subsidi, sehingga program ini tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Target Pembangunan Penyalur BBM Satu Harga
Sejak program ini diluncurkan, pemerintah telah berhasil membangun total 552 lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh Indonesia. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan untuk menambah 40 SPBU baru, sehingga membuat total penyalur BBM Satu Harga di Indonesia menjadi 583.
Penghargaan untuk Program BBM Satu Harga
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan dari Kabupaten Kubu Raya memberikan apresiasi terhadap program BBM Satu Harga yang dinilai sangat menguntungkan masyarakat. Menurutnya, akses yang lebih baik terhadap energi akan berkontribusi pada pengurangan biaya produksi dan peningkatan pendapatan masyarakat di daerah tersebut.
Impact Program Terhadap Sektor Ekonomi Lokal
Dampak dari keberadaan BBM Satu Harga dapat terlihat jelas, terutama dalam sektor industri pengolahan lokal. Sektor-sektor seperti pertanian dan perikanan sangat bergantung pada pasokan energi yang stabil dan terjangkau untuk menggerakkan mesin dan alat produksi mereka. Dengan harga BBM yang lebih konsisten dan terjangkau, diharapkan produk-produk lokal dapat bersaing lebih baik di pasar.
Kesimpulan: Menuju Keadilan Energi yang Merata
Secara keseluruhan, program BBM Satu Harga bukan hanya menjadi langkah penting dalam meningkatkan aksesibilitas energi, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Melalui sinergi antara berbagai pihak, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah 3T yang selama ini kurang diperhatikan.