Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) tengah menjadi sorotan pasar seiring dengan rencana mereka untuk membagikan dividen interim tunai tahun buku 2024 senilai Rp813,93 miliar. Pembagian dividen ini menarik perhatian, dan tentunya memunculkan pertanyaan mengenai prospek sahamnya di masa mendatang.
Rincian Dividen dan Kinerja Keuangan
Berdasarkan keterbukaan informasi, manajemen Japfa telah mengumumkan pengambilan keputusan terkait dividen interim pada 9 Oktober 2024, yang mana dividen ini berjumlah Rp813.936.893.070 atau setara dengan Rp70 per saham. Dividen ini bersumber dari laba bersih JPFA pada periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024. Selain itu, laba bersih JPFA mengalami lonjakan yang signifikan, mencatatkan kenaikan 1.704% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp1,47 triliun.
Dengan pembagian dividen interim ini, rasio dividen setara dengan sekitar 55% dari laba bersih untuk semester pertama tahun 2024. Pengumuman mengenai dividen interim ini juga mencakup jadwal penting, seperti cum dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 21 Oktober 2024, serta pencatatan pemegang saham pada 23 Oktober 2024.
Tren Saham JPFA di Pasar
Menariknya, meskipun terjadi penurunan sebesar 1% pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, harga saham JPFA tetap menunjukkan penguatan sebesar 3,11% dalam sepekan perdagangan. Selain itu, sejak awal tahun, saham JPFA telah menguat hingga 26,27%.
Menurut Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, momen tebaran dividen ini biasanya akan diikuti dengan konsolidasi nilai saham. Meskipun demikian, penguatan saham JPFA saat ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan pemerintah yang terkait dengan program makan bergizi gratis. Ini menciptakan ekspektasi inflow ke dalam saham JPFA dari investor.
Dampak Kebijakan Pemerintah dan Harga Bahan Baku
Tim Riset Samuel Sekuritas juga memberikan catatan positif mengenai prospek JPFA. Mereka melihat bahwa perusahaan unggas ini berpotensi terus meningkat seiring dengan adanya dukungan dari kebijakan pemerintah yang memiliki fokus untuk meningkatkan konsumsi domestik, khususnya melalui program makan bergizi gratis.
Namun, tantangan tetap ada. Memasuki paruh kedua tahun 2024, pasar mencermati penurunan harga ayam hidup dan penguasaan bibit ayam (day old chicken/DOC) yang bersamaan dengan kenaikan harga jagung domestik. Hal ini diperkirakan akan mempengaruhi biaya operasional JPFA ke depan, terutama dalam memasok bahan baku kompetitif.
Samuel Sekuritas memperingatkan dampak dari fenomena La Nina yang berpotensi menurunkan hasil panen jagung, yang akan mempengaruhi harga bahan baku bagi emiten unggas seperti JPFA. Oleh karena itu, walaupun ada potensi keuntungan, investor perlu bersikap hati-hati dan tetap memantau kondisi pasar.
Rekomendasi Analisis dan Target Harga Saham
Dari sisi akademis, rekomendasi untuk saham JPFA cenderung positif. Samuel Sekuritas merekomendasikan 'buy' untuk saham ini, dengan target harga di level Rp1.910. Data dari Bloomberg menunjukkan konsensus analis dari 14 sekuritas yang merekomendasikan beli untuk JPFA, satu sekuritas merekomendasikan hold, dan satu lainnya merekomendasikan sell. Rata-rata target harga saham JPFA di proyeksikan berada di level Rp1.916,67 dalam 12 bulan mendatang.
Kesimpulan
Sejalan dengan pengumuman pembagian dividen interim dan laba bersih yang meroket, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. diharapkan akan terus menarik perhatian para investor. Walaupun ada tantangan dari segi biaya bahan baku, sentimen positif dari kebijakan pemerintah dan potensi pertumbuhan serta profitabilitas saham ini memungkinkan adanya potensi imbal hasil yang cukup menjanjikan di pasar saham. Para investor diharapkan untuk tetap melakukan analisis yang cermat dan mempertimbangkan rekomendasi dari sekuritas sebelum melakukan keputusan investasi.