PT Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja merombak susunan saham di indeks mayor seperti IDX30, LQ45, dan IDX80. Dengan perombakan ini, muncul banyak pertanyaan di kalangan investor mengenai saham-saham mana yang memiliki prospek baik untuk dijadikan pilihan investasi.
Pembaruan Terbaru Indeks Saham BEI
Evaluasi terhadap indeks saham dilakukan oleh BEI, yang mengakibatkan penggantian dua saham dalam masing-masing indeks. Pembaruan ini berlaku mulai November 2024, dan akan dievaluasi kembali dalam tiga bulan setelahnya.
Saham Baru di Indeks LQ45 dan IDX30
Di indeks LQ45, kita melihat PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (AMDR) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) bergabung dalam jajaran elite. Keduanya menggantikan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM). Sedangkan di indeks IDX30, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) masuk sebagai pengganti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Indeks IDX80 Turut Mengalami Perubahan
Indeks IDX80 juga tidak luput dari pembaruan. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) kini menjadi anggota baru, menggantikan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Kontribusi Terhadap Kapitalisasi Pasar
Menurut Adityo Nugroho, Senior Investment Information di Mirae Asset Sekuritas, ketiga indeks ini memberikan kontribusi besar terhadap kapitalisasi pasar atau market cap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Bobot market cap di LQ45 telah mencapai 47,6% dari IHSG, didominasi oleh saham-saham dari sektor finansial yang mencapai 50% dari seluruh indeks. Menurutnya, jika saham perbankan mengalami penurunan, maka hal tersebut akan berdampak langsung terhadap LQ45.
Sementara itu, indeks IDX80 memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar lagi, mencapai 55% dari keseluruhan IHSG, didominasi oleh sektor finansial dan bahan baku dasar. Sedangkan di IDX30, kontribusinya mencapai 38,1% dari IHSG, yang juga masih didominasi oleh sektor keuangan.
Peluang Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education di Kiwoom Sekuritas, menuturkan bahwa dengan bobot terbesar yang berasal dari sektor keuangan, ketiga indeks mayor ini masih menarik untuk diperhatikan. Ini terutama di tengah pelonggaran kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral dan berbagai program insentif yang dijalankan oleh pemerintah.
“Strategi investasi untuk indeks mayor saat ini sebaiknya fokus pada investasi jangka menengah hingga panjang. Ini penting karena pasar saham biasanya menunjukkan tren penguatan di kuartal IV,” jelas Audi.
Rekomendasi Saham Pasca Evaluasi Indeks
Setelah evaluasi indeks, beberapa saham mendapatkan catatan positif. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan untuk membeli saham MAPI dengan target harga Rp 1.935 per saham, dan MIDI dengan target harga Rp 515 per saham. Selain itu, pembelian saham BBCA juga dianjurkan dengan target harga Rp 11.150 per saham. BBCA sendiri mengalami penurunan pada perdagangan Selasa, 29 Oktober 2024, di posisi Rp 10.500, turun 0,94% dibandingkan hari sebelumnya.
Pandangan dari Analis Pasar
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst di Mirae Asset Sekuritas, merekomendasikan agar investor melakukan akumulasi membeli saham AMDR dengan target harga Rp 1.600 dan BUKA di Rp 153 per saham. Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, penting bagi investor untuk memantau rekomendasi ini agar bisa membuat keputusan yang lebih baik.
Kesimpulan
Reformasi dalam indeks saham BEI ini adalah sesuatu yang menarik untuk diperhatikan bagi para investor. Meskipun ada beberapa ketidakpastian di pasar global, saham-saham baru yang masuk ke dalam indeks unggulan ini memiliki potensi untuk memberikan keuntungan di masa depan. Oleh karena itu, memantau pergerakan pada ketiga indeks tersebut menjadi penting bagi setiap investor yang ingin mengoptimalkan portofolio mereka. Apakah Anda sudah siap untuk berinvestasi?