Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Indocement Siap Hadapi Era Suku Bunga Rendah dan Oversupply

Indocement Siap Hadapi Era Suku Bunga Rendah dan Oversupply

by Dika Saputra at 14 Oct 2024 10:22

Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menunjukkan kesigapan dalam menghadapi tantangan yang muncul, terutama dengan adanya penurunan suku bunga yang signifikan dan kondisi oversupply di industri semen domestik. Dua langkah besar dari The Fed dan Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan pada bulan September lalu, mengarah kepada pengharapan akan kembalinya gairah sektor properti yang selama ini menjadi motor penjualan semen.

Penurunan Suku Bunga dan Implikasinya bagi Sektor Properti

The Fed, bank sentral Amerika Serikat, mengambil langkah untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%-5,0%. Di sisi lain, Bank Indonesia mengikuti jejak tersebut dengan menetapkan BI rate pada 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang sama. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat merangsang sektor properti di dalam negeri, yang merupakan tulang punggung bagi penjualan semen. Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Dani Handajani, menekankan bahwa penurunan suku bunga memungkinkan masyarakat lebih mudah dalam memperoleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga yang lebih rendah.

Strategi Indocement Menghadapi Oversupply

Meskipun adanya optimisme terkait sektor properti, kondisi oversupply di industri semen Tanah Air tetap menjadi tantangan tersendiri. Indocement merespons situasi ini dengan beberapa strategi proaktif untuk meningkatkan kinerja penjualan. Salah satu inisiatif yang diambil adalah memperkenalkan semen ramah lingkungan dan produk spesial, seperti Slag Cement yang digunakan dalam proyek besar Pelabuhan Patimban dan Semen Hidrolis yang mulai digunakan oleh pelanggan RMC untuk menggantikan Semen OPC yang lebih konvensional. Selain itu, Indocement juga memperkenalkan semen kantong dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang baru, yang diharapkan dapat menarik konsumen.

Meningkatkan Penjualan Melalui Ekspor

Salah satu langkah strategis yang juga diambil adalah melalui ekspor clinker. Hingga kuartal II 2024, Indocement telah berhasil mengekspor sebanyak 150.000 ton clinker. Dani Handajani menjelaskan bahwa langkah ini diambil untuk meningkatkan volume penjualan, mengingat pasar domestik yang mengalami oversupply. Ekspor diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menjaga kesehatan finansial di tengah ketatnya persaingan di pasar lokal.

Perpindahan Dana ke Investasi

Penurunan suku bunga juga berpotensi mendorong perpindahan dana dari sektor perbankan menuju investasi di sektor real estate dan properti. Dani menambahkan bahwa sektor properti masih dianggap memberikan imbal hasil lebih besar ketimbang bunga bank, yang akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di pasar ini. Kenaikan minat tersebut, diharapkan dapat menciptakan spillover positif bagi penjualan semen Indocement, yang mayoritas dipasok untuk kebutuhan pembangunan properti.

Dukungan terhadap Program Pembangunan Rumah

Selain itu, Dani juga menyatakan kesiapan Indocement dalam mendukung program pembangunan tiga juta rumah per tahun yang direncanakan oleh pemerintahan baru. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk berkontribusi bagi pengembangan infrastruktur perumahan di Indonesia. Penjualan semen diharapkan dapat meningkat seiring dengan rampungnya proyek-proyek hunian tersebut.

Kesimpulan

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Indocement dalam menghadapi situasi oversupply dan memanfaatkan peluang dari penurunan suku bunga, terdapat harapan bahwa perusahaan ini dapat terus tumbuh dan beradaptasi dalam industri semen yang terus berubah. Pengalaman dan inovasi yang dilakukan oleh Indocement menjadi contoh bagi perusahaan lain di Indonesia dalam menghadapi tantangan di pasar yang semakin kompleks.