Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IPO PalmCo Ditunda, PTPN III Tunggu Kebijakan Baru

IPO PalmCo Ditunda, PTPN III Tunggu Kebijakan Baru

by Dika Saputra at 11 Oct 2024 13:31

JAKARTA – Rencana penawaran umum saham perdana (IPO) yang dijadwalkan untuk PT PalmCo, anak perusahaan dari Holding BUMN PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III, resmi ditunda. Penundaan ini disampaikan oleh Direktur Utama PTPN III, Muhammad Abdul Ghani, yang mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil menunggu arah kebijakan dari pemerintahan baru.

"IPO ditunda menunggu kebijakan pemerintah ya," ujar Ghani dalam wawancara dengan Bisnis, pada Jumat (11/10/2024). Meskipun tidak memaparkan secara rinci alasan di balik penundaan ini, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan penting, terutama berkaitan dengan persiapan dan kecermatan dalam pelaksanaan IPO.

Kesiapan PalmCo untuk Melantai di BEI

Dalam sebuah laporan sebelumnya pada 24 September 2024, Ghani menyatakan bahwa secara prinsip, PalmCo telah siap untuk go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini didukung oleh kajian komprehensif yang dilakukan PTPN III, menilai bahwa PalmCo sudah layak untuk melantai di bursa saham.

"Sudah lama kami siapkan, kajian dan tingkat kelayakannya sudah oke. Bicara soal kelapa sawit, PTPN adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, jangan salah. Perusahaan perkebunan terbesar di dunia itu kami," tegas Ghani. Pernyataan ini menunjukkan keyakinan PTPN III bahwa PalmCo dapat menghadirkan potensi yang besar bagi investor di pasar.

Pekerjaan Rumah yang Menanti PalmCo

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, yang dikenal akrab disapa Tiko, sempat mengungkapkan bahwa fokus saat ini belum sepenuhnya mengarah pada IPO PalmCo. Menurutnya, masih ada sejumlah ‘pekerjaan rumah’ yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh perusahaan, salah satunya adalah proses replanting atau penanaman kembali pohon sawit di lahan seluas sekitar 180.000 hektare.

Keberadaan lahan yang kurang terawat merupakan tantangan bagi PTPN III, dan dengan langkah replanting ini, diharapkan produktivitas PalmCo dapat mengalami peningkatan signifikan. Tiko menjelaskan bahwa target produktivitas sawit yang ingin dicapai adalah sebesar 20 ton per hektare, yang merupakan standar industri saat ini.

Strategi untuk Meningkatkan Valuasi Sebelum IPO

Dalam konteks IPO, Tiko menjelaskan bahwa produktivitas yang konsisten dari lahan sawit sangat berpengaruh terhadap valuasi perusahaan saat melantai di bursa saham. "Semuanya harus produktif dulu supaya nanti secara valuasi tinggi. Jika masih belang-belang, kalau IPO valuasinya tidak optimal," ungkapnya. Dengan demikian, langkah awal yang diambil adalah mencari partner strategis untuk melakukan percepatan peningkatan produktivitas sebelum mengambil langkah IPO.

Proyeksi jangka panjang dari Tiko menunjukkan bahwa dalam 2 sampai 3 tahun ke depan, PalmCo berhasrat untuk menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia berdasarkan luas lahan yang dimiliki. Ia memperkirakan, perusahaan ini akan memiliki total lahan sawit seluas 600.000 hektare, mengukuhkan posisi PalmCo di pasar global dan bersanding dengan perusahaan besar seperti Sime Darby yang berasal dari Malaysia.

Komparasi Luas Lahan PalmCo dan Sime Darby

Perusahaan Luas Lahan (ha) Area Tertanam (ha)
PalmCo (Proyeksi) 600.000 N/A
Sime Darby 266.488 193.758

Dengan langkah strategis yang tepat dan fokus terhadap peningkatan produktivitas lahan, tidak menutup kemungkinan bahwa PalmCo akan berhasil menyusul dan bersaing dengan raksasa-raksasa lain dalam industri sawit, bahkan dalam konteks IPO mendatang.

Kesimpulan

Saat ini, penundaan IPO PalmCo menjadi refleksi dari berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh PTPN III serta suatu upaya untuk memastikan bahwa langkah yang diambil ke depannya dapat memberikan dampak yang positif bagi investor dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar global. Kesiapan, replanting, dan penentuan strategi yang tepat menjadi kunci untuk menjadikan PalmCo sebagai salah satu pemain utama dalam industri sawit dunia.