PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menunjukkan optimisme yang tinggi untuk kinerja operasionalnya pada tahun 2024. Menurut Direktur & Chief Investor Relations Officer BRMS, Herwin Wahyu Hidayat, hasil positif yang diraih perusahaan selama enam bulan pertama tahun ini, ditambah dengan meningkatnya aktivitas eksplorasi, menjadi alasan utama keyakinan tersebut.
Target Produksi Emas Ambisius
Dalam pernyataannya, Herwin mengungkapkan harapannya agar produksi emas perusahaan dapat melampaui 50.000 ons troi pada tahun 2024. “Ini pun masih produksi dari lokasi open pit mining dengan rata-rata kadar emas 1-2 gram per ton,” jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat kadar emas yang dihasilkan saat ini belum maksimal, BRMS memiliki rencana strategis untuk meningkatkan kapasitas produksinya dalam jangka menengah hingga panjang.
Perkembangan di Blok 1 Poboya
Salah satu fokus utama BRMS dalam jangka pendek sampai menengah adalah mengembangkan prospek emas di Blok 1 (Poboya) di Palu, Sulawesi. Herwin menyebutkan bahwa pengeboran yang dilakukan di area tersebut menghasilkan jumlah sumber daya mineral yang signifikan, yaitu 40 juta ton bijih dengan kadar emas 3,5 g/t. Dari angka ini, sebagian besar diprediksi berasal dari prospek tambang bawah tanah yang memiliki kadar emas lebih tinggi, yaitu 4,9 g/t.
Proyek Jangka Panjang: Tembaga di Gorontalo
Selain memfokuskan diri pada produksi emas, BRMS juga tidak melupakan proyek jangka menengah dan panjang. Perusahaan akan mengoperasikan proyek tambang tembaga di Gorontalo melalui anak usahanya, PT Gorontalo Minerals. Herwin menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 400 juta ton bijih mineral resource di lokasi tersebut, dengan mineral reserve sekitar 105 juta ton bijih yang memiliki kadar tembaga rata-rata sekitar 0,5%-0,7%.
Kegiatan Eksplorasi dan Pemboran
BRMS kini sedang gencar melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan, termasuk program pemboran untuk menemukan prospek-prospek baru di lokasi penambangan. Harapan perusahaan adalah kegiatan eksplorasi ini dapat menambah jumlah cadangan dan sumber daya mineral yang ada, terutama dengan kadar tembaga yang memiliki kualitas baik.
Kenaikan Kinerja Pendapatan yang Signifikan
Pada semester I tahun 2024, BRMS berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 61,26 juta, yang meroket hingga 286,81% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai US$ 15,83 juta. Penjualan emas menjadi penyumbang utama, dengan kontribusi mencapai US$ 60,04 juta, tumbuh signifikan dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$ 14,67 juta.
Pendapatan dari Perak Juga Meningkat
Sementara itu, penjualan perak pada semester I 2024 tercatat mencapai US$ 1,22 juta, meningkat dibandingkan dengan semester I 2023 yang hanya mencapai US$ 163,54 ribu. Kenaikan ini menunjukkan diversifikasi pendapatan BRMS yang mulai berkontribusi positif terhadap kinerja finansial perusahaan.
Laba Bersih yang Kuat
BRMS juga membukukan laba bersih yang cukup mengesankan pada semester I 2024, yaitu sebesar US$ 8,95 juta, tumbuh 61,08% yoy dibandingkan raihan yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$ 5,56 juta. Pertumbuhan laba bersih ini mencerminkan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang lebih baik oleh perusahaan.
Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, baik dalam meningkatkan produksi emas di Blok 1 Poboya maupun pengembangan proyek tembaga di Gorontalo, BRMS nampaknya mampu mempertahankan tren positif kinerjanya. Optimisme ini juga didukung oleh potensi eksplorasi yang berkembang, sehingga perusahaan memiliki kesempatan untuk terus menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan.
Perspektif Ke Depan
Dari pandangan ke depan, dengan rencana dan prospek yang telah dipetakan, BRMS dapat mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi lebih lanjut dalam portofolio mineralnya, serta meningkatkan efisiensi dan keberkelanjutan dalam operasi pertambangan. Dengan terus mengeksplorasi potensi baru dan mengoptimalkan hasil dari area yang ada, perusahaan dapat meraih kebangkitan yang signifikan dalam industri pertambangan di Indonesia.