Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) baru-baru ini menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) untuk memperkuat pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan. Kerja sama ini merupakan bagian dari program-program ekonomi biru yang akan diterapkan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 572. Perjanjian ini diteken oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Lotharia Latif dan Ketua Pengurus YKCI Meizani Irmadhiany pada Selasa, 31 Oktober 2024.
Menurut Latif, adanya kerja sama ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat antara pemerintah dan berbagai mitra untuk mendukung program ekonomi biru yang menjadi prioritas KKP. KKP berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan melalui upaya pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Harapan dan Komitmen Kerja Sama
Latif mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini dapat menguatkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan daya saing dan perekonomian. “Yang terakhir, nelayan dapat terus tersenyum,” ungkapnya dalam siaran resmi KKP.
YKCI juga menunjukkan dukungan penuh terhadap program ekonomi biru yang diusung oleh KKP. Meizani menyatakan bahwa fokus kerja sama ini akan berkaitan dengan tata kelola perikanan berkelanjutan di enam provinsi yang ada di WPP 572. Wilayah ini mencakup perairan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan Selat Sunda dari Aceh hingga Banten.
Ruang Lingkup PKS
Ruang lingkup dalam PKS ini mencakup beberapa hal penting, yakni:
- Pendataan perikanan tangkap untuk komoditas ikan pelagis yang penting di WPP 572.
- Kajian stok perikanan pelagis penting di kawasan yang sama.
- Penghitungan kuota sumber daya ikan.
- Dukungan untuk perencanaan dan pengelolaan perikanan yang berbasis wilayah di WPP 572.
Dengan adanya program ini, KKP berharap dapat lebih meningkatkan kualitas pengelolaan perikanan di kawasan tersebut sehingga dapat menjamin keberlanjutan ekosistem laut yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat nelayan.
Kepentingan Sinergitas dalam Pengelolaan Sumber Daya Laut
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya sinergitas dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan. Beliau mengingatkan jajarannya untuk terus melakukan kolaborasi dengan berbagai instansi terkait, guna memastikan program prioritas ekonomi biru dapat berjalan dengan efektif.
Sinergitas ini diharapkan tidak hanya berdampak positif pada aspek ekonomi, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. Pemerintah berupaya untuk menciptakan kebijakan yang tidak hanya mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem laut.
Tantangan dan Peluang dalam Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan
Pengelolaan perikanan berkelanjutan tentunya tidak lepas dari tantangan yang dihadapi. Beberapa tantangan utama seperti perubahan iklim, penangkapan ikan liar, dan eksploitasi berlebihan perlu diatasi secara komprehensif. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting.
Sebagai contoh, program ekonomi biru yang diusung KKP dan YKCI ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi sektor perikanan, tetapi juga untuk melindungi dan memperbaiki ekosistem laut yang ada. Dalam hal ini, keterlibatan masyarakat nelayan dalam pengelolaan sumber daya laut menjadi krusial, agar mereka merasakan manfaat langsung dari kebijakan yang diterapkan.
Pandangan Kedepan
Melihat ke depan, KKP berharap dengan adanya pengelolaan yang lebih baik dan keterlibatan banyak pihak, sektor perikanan di Indonesia bisa lebih maju dan berkelanjutan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Dengan langkah yang diambil melalui PKS ini, diharapkan sektor perikanan Indonesia dapat bersaing di tingkat internasional, tidak hanya dari aspek kuantitas tetapi juga kualitas. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.