Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Konsolidasi BUMN Karya: Strategi Tiga Induk Perusahaan

Konsolidasi BUMN Karya: Strategi Tiga Induk Perusahaan

by Citra Maharani at 17 Nov 2024 16:26

Kementerian BUMN tengah menyusun rencana besar untuk mengonsolidasikan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan induk. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama dalam mendukung swasembada pangan dan energi.

Mengapa Konsolidasi Diperlukan?

Dalam konferensi pers yang digelar pada tanggal 15 November 2024, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa sektor infrastruktur memegang peranan krusial dalam mendorong tercapainya swasembada energi dan pangan. "Infrastruktur ini menjadi sebuah kunci kesuksesan dari swasembada energi, pangan, hilirisasi karena dengan infrastruktur kami bisa menekan seluruh biaya logistik di pelabuhan, bandara, jalan tol, maupun jalan-jalan yang ada di daerah," ungkapnya.

Konsolidasi ini dimaksudkan untuk memperkuat posisi perusahaan-perusahaan ini dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks. Tujuh BUMN Karya yang dimaksud adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Struktur Baru untuk Efisiensi

Erick Thohir menyatakan bahwa ketujuh BUMN ini akan dipayungi oleh tiga perusahaan induk, yang masing-masing akan memiliki spesialisasi sesuai dengan kompetensinya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan manajemen yang lebih efisien dalam setiap sektor. Program "bersih-bersih" di BUMN Karya juga akan terus diterapkan untuk memastikan tatakelola yang baik.

Spesialisasi Sektor

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan rincian lebih jauh tentang pembagian spesialisasi antar perusahaan tersebut. Dalam skema yang diusulkan:

  • Waskita dan Hutama Karya: Fokus pada sektor jalan tol, non-tol, institutional building, dan residensial komersial.
  • WIKA dan PTPP: Mengambil sektor pelabuhan laut, bandar udara, EPC, dan residensial.
  • Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya: Menangani konstruksi di sektor air, kereta, rel, dan beberapa sektor lainnya.

"Contohnya, seperti Adhi yang bangun LRT, Brantas membangun bendungan. Mereka fokus di situ karena lebih advance," tambahnya.

Langkah Pertama Konsolidasi

Konsolidasi akan dimulai dari Waskita dan Hutama Karya. Saat ini, pihak kementerian masih memfinalisasi peraturan pemerintah terkait inbreng saham pemerintah di Waskita Karya menuju Hutama Karya. Dengan memindahkan saham, diharapkan arus kas Waskita Karya menjadi lebih sehat berkat dukungan dari Hutama Karya.

"Kami ingin agar arus kas Waskita menjadi lebih baik dan dukungan dari induk usaha secara langsung dapat memberi dampak positif terhadap kelangsungan proyek di lapangan," ungkap Kartika.

Melalui pengalihan saham ini, Waskita Karya diharapkan dapat berpartisipasi dalam proyek-proyek besar, terutama yang ada di Trans Sumatra. Misalnya, Waskita akan berpotensi menjadi subkontraktor bagi Hutama Karya, yang diharapkan dapat membuka peluang cash flow yang lebih stabil dan konsisten.

Kesimpulan

Konsolidasi BUMN Karya menjadi tiga perusahaan induk diharapkan membawa angin segar dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dengan dorongan efisiensi dan spesialisasi yang lebih baik, diharapkan program-program strategis nasional dapat dilaksanakan dengan tepat dan cepat. Era baru dalam pengelolaan BUMN Karya ini menjadi bagian penting dari visi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan dan energi demi masa depan yang lebih berkelanjutan.