Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Laba Bersih Adhi Karya Meroket Meski Pendapatan Turun

Laba Bersih Adhi Karya Meroket Meski Pendapatan Turun

by Intan Sari at 15 Oct 2024 12:56

Dalam laporan keuangan yang diterbitkan pada September 2024, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengalami kontradiksi yang menarik. Di tengah penurunan pendapatan usaha, perusahaan ini justru mencatatkan laba bersih yang melonjak signifikan. Dengan pendapatan usaha sebesar Rp9,16 triliun, menurun hampir 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Adhi Karya berhasil meraih laba bersih sebesar Rp69,32 miliar. Lonjakan laba bersih ini mencerminkan peningkatan yang luar biasa, mencapai 194,52% year on year (YoY) dari laba bersih Rp23,53 miliar pada periode Januari hingga September 2023.

Kinerja pendapatan Adhi Karya bersumber dari berbagai segmen, di mana segmen teknik dan konstruksi menyumbang pendapatan terbesar, yakni sebesar Rp7,20 triliun. Pendapatan dari segmen lainnya antara lain manufaktur sebesar Rp1,25 triliun, properti dan pelayanan Rp378,34 miliar, serta investasi dan konsesi Rp315,31 miliar. Semua segmen mengalami tekanan, namun berkat pengelolaan biaya yang lebih efisien, Adhi Karya mampu menjaga kinerja laba bersih.

Koreksi Beban dan Laba Kotor

Beban pokok yang dipikul Adhi Karya juga mengalami penurunan yang signifikan, mencapai 19,66% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp8,29 triliun. Hal ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk mencetak laba kotor sebesar Rp863,58 miliar meskipun mengalami penurunan 22,88% YoY. Dengan kata lain, manajemen Adhi Karya berhasil melakukan efisiensi biaya yang membantu mereka tetap mendapatkan keuntungan meski sektor pendapatan tertekan.

Pendapatan Ventura Bersama Mendorong Laba

Salah satu pendorong utama laba bersih Adhi Karya adalah kontribusi dari pos laba ventura bersama yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp568,73 miliar, tumbuh 104,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa Adhi Karya tidak hanya bergantung pada proyek konstruksi, tetapi juga aktif di sektor lain yang memberikan kontribusi positif terhadap laba perusahaan.

Neraca Keuangan yang Stabil

Dari sisi neraca keuangan, Adhi Karya mencatatkan total aset sebesar Rp34,61 triliun pada akhir September 2024, mengalami koreksi 14,50% year to date (YtD). Liabilitas juga mengecil hingga 19,08% YtD menjadi Rp25,30 triliun, menunjukkan bahwa perusahaan mulai mengurangi utang. Di sisi ekuitas, Adhi Karya berhasil tumbuh 1,02% YtD menjadi Rp9,31 triliun, menandakan fondasi keuangan yang sehat meskipun menghadapi tantangan di lini pendapatan.

Arus Kas Tertekan

Namun, hal yang perlu dicermati adalah arus kas perusahaan. Setara kas pada akhir Juni 2024 tercatat mencapai Rp1,90 triliun, yang menunjukkan penurunan dari Rp3,18 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan ini menandakan bahwa perusahaan mungkin perlu lebih berhati-hati dalam pengelolaan arus kas jangka pendek dalam menghadapi ketidakpastian pasar mendatang.

Pergerakan Saham di Bursa

Dari sisi pasar, saham Adhi Karya mencatatkan penguatan sebesar 2,08% menuju level Rp294 per saham pada sesi pertama perdagangan terbaru. Meski mencerminkan penurunan 5,77% dari periode sebelumnya, saham ini menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan sebesar 14,84% dalam tiga bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa investor memberi anggapan positif terhadap manajemen perusahaan meskipun pendapatan usaha mengalami penurunan.

Kontrak Baru Menurun

Adhi Karya juga mencatatkan kontrak baru sebesar Rp13,6 triliun hingga Agustus 2024, yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp24,5 triliun. Penurunan ini menunjukkan tantangan dalam mendapatkan proyek baru, meskipun perusahaan tetap optimis atas lini proyek yang sedang berjalan. Menurut Sekretaris Perusahaan ADHI, Rozi Sparta, kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek gedung sebesar 43%, diikuti oleh sumber daya air 31%, dan sisanya mencakup jalan dan jembatan, properti, manufaktur, serta EPC.

Pendanaan yang Beragam

Berdasarkan sumber pendanaan, Adhi Karya memperoleh 56% dari pemerintah, 7% dari pinjaman, 19% dari BUMN/BUMD, dan 18% dari swasta. Dengan porsi pendanaan pemerintah yang dominan, hal ini tentunya menjadi angin segar bagi perusahaan dalam mendapatkan proyek-proyek besar di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, meskipun PT Adhi Karya mengalami penurunan pendapatan, pencapaian laba bersih yang melonjak menjadi sorotan utama. Perusahaan berhasil membuktikan kemampuannya dalam mengelola biaya dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang penuh tantangan. Keberhasilan dalam mengelola kontrak dan efisiensi operasional memberi harapan bagi prospek ke depan di tengah kondisi ekonomi yang dinamis.