Poltracking Ikuti Jejak Lembaga Survei Lain, Ada Apa?
by Citra Maharani at 11 Nov 2024 10:09
Poltracking Indonesia, lembaga survei yang telah ada sejak tahun 2012, baru-baru ini membuat berita dengan keputusannya untuk keluar dari Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Langkah ini diambil tepatnya pada tanggal 5 November 2024, dan bukan hanya Poltracking yang mengambil keputusan ini. Dua lembaga survei lainnya, yakni Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Voxpol Center juga mengikuti jejak tersebut. Keputusan ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar mengenai situasi dan dinamika di dalam dunia lembaga survei di Indonesia.
### Alasannya Out dari Persepi
Keputusan untuk keluar dari Persepi oleh ketiga lembaga tersebut bukanlah tanpa alasan. Poltracking Indonesia, sebagai lembaga pertama yang angkat kaki, mengungkapkan bahwa mereka keluar setelah menerima sanksi dari Dewan Etik Persepi terkait survei elektabilitas Pilgub Jakarta. Direktur Poltracking, Masduri Amwari, menyatakan bahwa keputusan ini dinilai tidak adil, tidak proporsional, dan kurang akuntabel dalam menangani lembaganya serta Lembaga Survei Indonesia (LSI). Dia menggarisbawahi bahwa keluarnya Poltracking dari Persepi bukanlah karena pelanggaran etik, melainkan karena adanya anggapan tendensius dari beberapa anggota Dewan Etik Persepi terhadap lembaganya.
Melihat sejarah Poltracking, lembaga ini didirikan oleh Hanta Yuda dan sekelompok muda-mudi pada Agustus 2012. Mereka memiliki visi yang besar yakni menjadi mitra strategis untuk pemerintah, partai politik, perusahaan, dan politisi dalam menghadirkan data akurat yang kredibel untuk penguatan demokrasi di Indonesia.
### Parameter Politik Indonesia (PPI)
Selanjutnya, PPI yang berdiri sejak 31 Mei 2006, juga telah membuat keputusan serupa. Alasan mereka untuk keluar dari Persepi berkisar pada restrukturisasi kepengurusan. PPI menilai bahwa evaluasi dan konsolidasi internal menjadi penting agar lembaga ini dapat bersaing dan memenuhi arah kebijakan yang jelas untuk masa depan. PPI memfokuskan diri untuk menjadi konsultan pemasaran politik yang membantu sejumlah calon kepala daerah dalam menangani dinamika pemilihan umum, di mana kepopuleran kandidat semakin penting.
### Voxpol Center
Mengikuti langkah Poltracking dan PPI, Voxpol Center Research and Consulting turut mengumumkan pengunduran dari Persepi. Vonpol merupakan lembaga yang dikenal memiliki spesialisasi dalam riset opini publik dan konsultan politik, dan juga melakukan survei kepuasan masyarakat dan indeks kinerja pemerintah maupun swasta. Meskipun Voxpol tidak mengungkapkan secara gamblang alasan di balik keputusannya, namun mereka menunjukkan bahwa pemilu membutuhkan pendekatan baru dalam menarik perhatian pemilih.
### Dinamika Survei di Indonesia
Keluarnya tiga lembaga ini dari Persepi menunjukkan adanya ketidakpuasan di antara lembaga survei terhadap struktur dan kode etik yang berlaku di dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, lembaga survei di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sekaligus tantangan yang cukup signifikan seiring dengan berubahnya pola komunikasi di masyarakat dan meningkatnya ketidakpercayaan terhadap informasi.
Saatnya memasuki era di mana lembaga survei dituntut untuk memberikan hasil yang tidak hanya akurat tetapi juga transparan. Ketidakpuasan terhadap keputusan yang diambil oleh Dewan Etik Persepi mungkin menunjukkan bahwa lembaga-lembaga survei ini menginginkan independensi yang lebih dalam menjalankan misinya.
### Dampak ke Depan
Keputusan untuk hengkang dari Persepi harus diwaspadai oleh semua stakeholder, termasuk para akademisi, peneliti, dan politisi. Hal ini dapat berdampak pada perubahan tata kelola lembaga survei di Indonesia, di mana mungkin muncul lembaga-lembaga baru yang lebih fokus pada transparansi dan keadilan. Tantangan besar bagi lembaga-lembaga ini adalah bagaimana terus memberikan data yang akurat dan kredibel di tengah maraknya misinformation.
**Kesimpulan**
Dengan keluarnya Poltracking Indonesia, PPI, dan Voxpol Center dari Persepi, ini menjadi peringatan bagi praktisi survei lainnya bahwa lingkungan survei di Indonesia sedang mengalami pergeseran besar. Integritas, transparansi, dan keaslian data menjadi kunci utama untuk memenangkan kepercayaan publik. Situasi ini perlu diperhatikan tidak hanya oleh lembaga survei, tetapi juga oleh semua pihak yang terlibat dalam proces demokrasi di Indonesia.