JAKARTA – Grup Bakrie terlihat memiliki peluang besar untuk meraih keuntungan seiring dengan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dengan fokus pemerintah pada program keberlanjutan serta target pertumbuhan ekonomi yang ambisius hingga 8%, geliat bisnis Grup Bakrie bisa semakin ditingkatkan saat ini.
Sentimen Positif bagi Emiten Terafiliasi
Hendra Wardana, Founder Stocknow.id, mengungkapkan bahwa program pemerintahan baru diprediksi dapat menjadi katalis positif bagi Grup Bakrie. Dalam konteks ini, hubungan akrab antara Prabowo dan keluarga Bakrie diharapkan bisa memberikan dampak yang baik bagi emiten-emiten yang terafiliasi dengan Grup Bakrie.
Grup Bakrie memiliki beberapa emiten utama seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR). Emiten-emiten ini memiliki posisi yang cukup kuat di sektor energi, tambang, dan manufaktur, yang menjadi fokus perhatian pemerintah saat ini.
Peluang dalam Sektor Energi dan Tambang
Dengan fokus pemerintah terhadap kebijakan yang lebih mendukung sektor energi dan tambang, Hendra menjelaskan bahwa emiten-emiten kunci yang terkait dengan Grup Bakrie kemungkinan akan mendapatkan keuntungan dari insentif yang dikeluarkan di sektor tersebut. “Sentimen positif bisa datang dari kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor energi dan tambang,” tambahnya.
Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources, Dileep Srivastava, juga menekankan pentingnya kebijakan yang lebih kondusif untuk sektor pertambangan. Namun, ia menunjukkan sikap hati-hati dengan tidak ingin berspekulasi mengenai regulasi yang akan diambil oleh pemerintahan baru.
Pemantauan Saham Grup Bakrie
Praktisi Pasar Modal, Raden Bagus Bima, menyoroti bahwa pergerakan saham Grup Bakrie, khususnya di sektor komoditas, menunjukkan tren yang menarik dalam beberapa bulan terakhir. Namun, beberapa saham Grup Bakrie sedang berada di bawah pengawasan khusus dengan skema perdagangan Full Call Auction (FCA), yang menunjukkan tingginya volatilitas dan perlunya perhatian yang lebih saat berinvestasi.
“Seiring dengan harga komoditas yang berfluktuasi, saham-saham seperti BUMI, BRMS, dan ENRG dapat menunjukkan kenaikan tetapi juga harus diwaspadai dengan segala risiko yang mungkin muncul. Sangat penting untuk memperhatikan performa fundamental perusahaan,” jelas Bima.
Potensi Kenaikan Saham
Analisis mengenai prospek perkembangan industri kendaraan listrik memberikan harapan bagi saham VKTR. Sementara BNBR telah menyelesaikan aksi kuasi reorganisasi, ada beberapa emiten yang masih terjebak dalam sentimen negatif, seperti PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang mengalami Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Menurut Bima, program pemerintah yang fokus pada sektor energi dan tambang serta berbagai aksi korporasi bisa menciptakan daya tarik bagi investor untuk melirik saham-saham Grup Bakrie. Walaupun terdapat potensi keuntungan, investor diingatkan untuk selektif dengan strategi investasi jangka pendek agar dapat menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Pandangan Investor dan Peluang Trading
Pengamat pasar modal William Hartanto menilai bahwa saham-saham Grup Bakrie dengan harga yang rendah bisa menjadi alternatif menarik untuk trading jangka pendek. Namun, William memperingatkan bahwa ini harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat bahwa sentimen politik cenderung bersifat jangka pendek.
Ia menjelaskan, “Pelaku pasar perlu waspada, karena reaksi pasar terhadap pemerintahan baru cenderung bersifat sementara. Beberapa saham mungkin pernah menguat sesuai dengan harga komoditasnya, tetapi saya belum melihat pergerakan harga yang mencerminkan respons pasar yang luas terhadap pemerintahan baru.”
Potensi Emiten dengan Prospek Menjanjikan
Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas, Fath Aliansyah, setuju bahwa sentimen politik hanya akan berlangsung dalam waktu singkat. Sebagai alternatif, investor disarankan untuk memantau emiten Grup Bakrie yang memiliki kinerja menjanjikan layaknya BRMS, yang memiliki kolaborasi strategis dengan Grup Salim.
“Kenaikan harga emas juga bisa menjadi katalis positif bagi BRMS. Saat terjadi koreksi, ini bisa menjadi waktu yang baik untuk melakukan akumulasi,” ungkap Fath.
Dengan adanya prospek menarik pada komoditas batubara dan emas, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani, juga menyarankan fokus kepada saham-saham seperti BUMI dan BRMS. Ia menekankan untuk menghindari saham-saham yang sedang berada di papan FCA untuk mengurangi risiko yang tidak perlu.
Rekomendasi Saham Grup Bakrie
Secara keseluruhan, Hendra menyarankan untuk lebih selektif dalam memilih saham Grup Bakrie, terutama karena volatilitas harga yang tinggi dan kondisi likuiditas yang bervariasi. Saham BUMI, BRMS, dan ENRG menjadi rekomendasi dengan target harga masing-masing di level Rp 150, Rp 320, dan Rp 254 per saham.
Dengan berbagai peluang yang ada, investor dianjurkan untuk selalu memantau perkembangan situasi pasar dan kebijakan pemerintah agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Sebuah strategi investasi yang baik akan mempertimbangkan baik aspek makro dan mikro yang mempengaruhi pergerakan sebuah emiten di bursa.