Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prospek Cemerlang Emiten Unggas dan Investasi di 2024

Prospek Cemerlang Emiten Unggas dan Investasi di 2024

by Gilang Permana at 17 Oct 2024 07:44

JAKARTA— Sebagian besar emiten unggas memperlihatkan kinerja yang mengesankan menjelang transisi pemerintahan baru. Kenaikan harga saham di berbagai emiten ini menunjukkan sentimen positif yang berpotensi mendorong investasi lebih lanjut di sektor ini.

Kinerja Emiten Unggas Jelang Pemerintahan Baru

Sampai dengan Selasa (15/10/2024), saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mengalami kenaikan 4,21% ke level Rp1.610 per lembar. Dalam sepekan terakhir, saham JPFA melonjak hingga 9,15%, dan sepanjang tahun ini, saham tersebut melesat hingga 36,44%. Keberhasilan ini mencerminkan optimisme investor terhadap sektor unggas di tengah pergantian kepemimpinan.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) turut menunjukkan perkembangan positif meskipun dengan angka yang lebih moderat. Saham CPIN naik 0,4% menjadi Rp4.970 per lembar, dengan penguatan 2,47% dalam sepekan meskipun mengalami penurunan 1,09% YtD (year-to-date).

Emiten lainnya, PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) juga mencatatkan kinerja yang positif. Saham MAIN mengalami kenaikan 2,5% dan ditutup di Rp820 per lembar, dengan lonjakan 6,49% dalam sepekan dan 59,22% YtD. Kinerja yang mengesankan dari emiten-emiten ini menunjukkan keyakinan pasar yang kuat, yang diharapkan dapat berlanjut setelah pemerintah baru dilantik.

Wawasan Suku Bunga dan Kebijakan Moneter

Sementara itu, di sektor moneter, Bank Indonesia (BI) meningkatkan suku bunga acuan dalam upaya kendalikan inflasi. Menurut Gubernur BI, Perry Warjiyo, meskipun suku bunga deposito dan kredit baru mulai mencerminkan perubahan tersebut, likuiditas perbankan yang melimpah dan efisiensi harga akan mendukung kestabilan pasar keuangan.

Data terbaru menunjukkan suku bunga deposito untuk tenor 1 bulan juga mengalami kenaikan tipis ke level 4,75% pada September 2024, sementara suku bunga kredit tercatat 9,24%, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun ada peningkatan, suku bunga deposito masih di bawah cut-off, dan diharapkan bermanfaat bagi para pelaku usaha yang membutuhkan modal.

Investasi Manufaktur dan Penurunan Pangsa Pasar

Dalam aspek investasi, Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi manufaktur pada tiga kuartal pertama tahun 2024 mencapai Rp515,7 triliun. Meskipun angka ini meningkat 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pangsa investasi manufaktur dalam total investasi menurun dari 42,2% menjadi 40,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor lain berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan investasi nasional.

Rosan Roeslani, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM, menjelaskan bahwa investasi sektor infrastruktur dan jasa tetap dominan dengan kontribusi 42%, sementara manufaktur memberikan kontribusi 41,4%. Statistik tersebut menggambarkan dinamika investasi yang bervariasi di dalam dan luar sektor manufaktur, menciptakan tantangan dan peluang baru bagi para investor.

Pemerintahan Baru dan Harapan di Pasar Ekonomi

Pasar juga memberikan reaksi positif terhadap formasi kabinet pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Meskipun tidak ada banyak kejutan dari calon menteri ekonomi, kejelasan kebijakan yang diharapkan dapat dipastikan memberikan stabilitas dan kepercayaan kepada investor.

Pembekalan calon menteri yang dijadwalkan berlangsung di kediaman Prabowo di Hambalang menunjukkan keseriusan untuk memformulasikan kebijakan yang tepat dan berdampak positif bagi perekonomian. Para calon menteri diharapkan dapat membawa perubahan nyata dan memulihkan kepercayaan investor yang mungkin sempat goyah seiring dengan perubahan politik.

Tren Industri Sepatu di Indonesia

Di sektor industri, catatan kinerja industri sepatu dalam dekade terakhir menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Menurut Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), ekspor alas kaki Indonesia telah meningkat hingga 64% dalam 10 tahun terakhir. Namun, tantangan tetap ada, termasuk penurunan permintaan global akibat konflik geopolitik dan faktor eksternal lainnya.

Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko, menyoroti bahwa meskipun ekspor sepatu mencapai US$7,7 miliar pada tahun 2022, seharusnya pertumbuhan ini dapat dua kali lipat jika tidak terhambat oleh faktor eksternal. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan peningkatan kualitas produk, industri sepatu Indonesia diharapkan dapat bersaing di pasar global lebih jauh lagi.

Kesimpulan

Dengan kinerja emiten unggas yang cemerlang, kebijakan moneter yang bijak, serta peningkatan investasi yang terukur, terdapat harapan positif bagi perekonomian Indonesia. Seluruh sektor, mulai dari unggas hingga sepatu, perlu bersinergi dalam upaya mencapai pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. Pembentukan kabinet yang solid dan kebijakan yang tepat juga menunjukkan bahwa pemerintah baru siap menghadapi tantangan demi pencapaian ekonomi yang lebih baik.