Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Prospek Cerah PT Timah Tbk: Harga Timah Naik di Tengah Defisit

Prospek Cerah PT Timah Tbk: Harga Timah Naik di Tengah Defisit

by Hendra Wijaya at 17 Oct 2024 06:44

Kinerja PT Timah Tbk (TINS) diprediksi akan terus mengalami peningkatan berkat beberapa faktor mendukung, seperti defisit timah global yang mengarah pada kenaikan harga. Di samping itu, regulasi yang lebih ketat terhadap industri timah juga dinilai sebagai angin segar bagi perusahaan pelat merah ini.

Defisit dan Kenaikan Harga Timah

Analisis yang dilakukan oleh Sinarmas Sekuritas menunjukkan bahwa pada tahun 2024 hingga 2025, akan terjadi defisit timah akibat ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Permintaan meningkat seiring bangkitnya industri elektronik yang merupakan pengguna utama timah untuk solder. Pengiriman semikonduktor global, misalnya, meningkat hingga 17% year-on-year (YoY) selama periode Januari hingga Agustus 2024.

Tantangan Produksi Timah

Namun, di balik optimisme ini, terdapat tantangan besar yang dihadapi oleh produsen timah, terutama di China. Sebagai penghasil timah olahan terbesar, China saat ini menghadapi kesulitan dalam mengamankan pasokan bijih timah. Penurunan produksi tambang domestik dan penghentian operasi di Negara Bagian Wa, Myanmar, yang merupakan salah satu sumber impor utama, semakin memperburuk situasi.

Proyeksi Kinerja PT Timah Tbk

Dalam laporan terbaru, Inav Haria Chandra dari Sinarmas Sekuritas memproyeksikan bahwa laba bersih TINS akan mencapai Rp 1,17 triliun pada 2024, meningkat menjadi Rp 1,22 triliun pada 2025. Proyeksi ini didasarkan pada estimasi penjualan timah olahan sebesar 18.015 ton pada 2024 dan 20.033 ton pada 2025, dengan harga jual rata-rata diperkirakan mencapai US$ 30.804 per ton pada 2024 dan US$ 31.624 per ton pada 2025.

Regulasi dan Pengawasan yang Lebih Ketat

Pentingnya pengawasan dan regulasi di sektor timah menjadi sorotan utama. Regulasi yang lebih ketat dalam penerbitan Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) selama tiga tahun, serta peluncuran sistem SIMBARA untuk ketertelusuran bijih, diharapkan mampu memperbaiki kondisi pasar. Meskipun TINS menguasai lebih dari 90% konsesi pertambangan di Bangka Belitung, perusahaan ini hanya mengendalikan 30% hingga 40% dari total ekspor timah. Hal ini menunjukkan adanya kebocoran pasokan akibat penambangan ilegal yang melibatkan pabrik peleburan swasta.

Peluang Integrasi Penambang Kecil

PT Timah berinovasi untuk mengatasi masalah ini dengan mengintegrasi penambang skala kecil ke dalam rantai pasokannya. Meskipun tantangan struktural yang dialami oleh perusahaan peleburan swasta tetap ada, upaya ini diyakini dapat mengoptimalkan keuntungan dan mengurangi dampak negatif dari persaingan tidak sehat.

Perubahan Kebijakan dan Ekspektasi Pasar

Menurut Inav, penegakan regulasi yang efektif dapat menjadi katalisator bagi perubahan persepsi pasar terhadap TINS, sehingga meningkatkan valuasi saham perusahaan. Dalam konteks ini, pemerintah juga berupaya mengendalikan praktik penambangan ilegal yang selama ini menciptakan ketidakpastian di pasar.

Prospek Saham TINS di Mata Analis

Rekomendasi dari Inav menyatakan untuk membeli saham TINS dengan target harga Rp 1.800 per saham. Namun, risiko yang perlu diwaspadai termasuk kemungkinan pelonggaran persyaratan RKAB, penurunan harga timah akibat resesi, dan cuaca buruk yang dapat mengganggu produksi. Sementara itu, Muhammad Nafan Aji dari Mirae Asset Sekuritas menambahkan bahwa kinerja TINS kemungkinan akan mengalami dampak positif akibat kenaikan harga jual rata-rata timah ke depannya.

Analisis Teknikal Saham TINS

Meski optimisme di pasar meningkat, Nafan mengungkapkan bahwa secara teknikal, saham TINS menunjukan sinyal overbought. Maka dari itu, dia menyarankan untuk melakukan penjualan pada kondisi ini dengan target harga Rp 1.290 per saham. Pada Rabu (16/10), harga saham TINS tercatat di angka Rp 1.375 per saham, meningkat hampir 10% dalam sepekan dan 113,18% dari awal tahun.

Kesimpulan

Dengan berbagai faktor positif yang mendukung, PT Timah Tbk berpotensi untuk mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Namun, tantangan dari regulasi, praktik penambangan ilegal, dan variabilitas harga timah global tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh investor. TINS tetap memiliki peluang untuk memperkuat posisinya di pasar timah global, dengan catatan adanya penegakan regulasi yang efektif dan keberhasilan dalam memitigasi tantangan yang ada.