JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), anak perusahaan Grup Bakrie yang bergerak di sektor pertambangan emas, sedang bersiap untuk mengamankan fasilitas pinjaman guna membiayai proyek penambangan bawah tanah di Palu. Langkah ini menjadi penting karena inseminasi bijih berharga dari lokasi tambang ini diharapkan dapat menghasilkan emas dengan kadar yang lebih tinggi di masa mendatang.
Rencana Pendanaan Konstruksi Penambangan
Direktur Keuangan BRMS Charles Gobel menyatakan bahwa proses pengajuan fasilitas pinjaman ini bertujuan untuk mendukung biaya konstruksi penambangan bawah tanah yang dijadwalkan akan beroperasi pada akhir 2027. Pinjaman ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memproses bijih dengan kandungan emas yang lebih baik.
Kenaikan Kadar Emas di Lokasi Tambang
Menurut laporan awal yang dikeluarkan pada September 2024, anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM), melaporkan peningkatan signifikan dalam nilai kandungan emas di lokasi tambang River Reef dan Hill Reef di Poboya, Palu. CPM mencatatkan rata-rata kadar emas sebesar 4,9 gram per ton dengan total estimasi sumber daya mineral mencapai 4,2 juta ons.
Lebih menariknya, sekitar 89% dari total kandungan emas tersebut diestimasikan akan ditambang menggunakan metode penambangan bawah tanah, yang memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan potensi produksi dari tambang tersebut. Di sisi lain, lokasi tambang di Hill Reef berhasil menambahkan kandungan emas sebesar 329.000 ons.
Persiapan Laporan Cadangan Mineral
Herwin Hidayat, Direktur & Investor Relations BRMS, mengungkapkan bahwa perusahaan akan melaporkan data cadangan mineral yang dirumuskan sesuai dengan standar Joint Ore Reserves Committee (JORC) pada bulan depan. Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih mendalam mengenai cadangan emas yang ada di lokasi tambang River Reef.
Kontraktor Jasa Penambangan
Di awal tahun ini, CPM telah menunjuk PT Macmahon Indonesia (MMI) sebagai kontraktor untuk proyek penambangan di Poboya. MMI merupakan anak perusahaan dari Macmahon Holdings Limited yang terdaftar di bursa efek Australia dan memiliki pengalaman di bidang penambangan, baik terbuka maupun bawah tanah.
Kinerja Keuangan Positif
Di tengah kabar-kabar positif ini, BRMS juga melaporkan kinerja keuangan yang mengesankan pada kuartal III/2024. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$15,65 juta, atau sekitar Rp248,06 miliar pada kurs Rp15.847 per dolar AS, meningkat 49,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$10,46 juta.
Pendapatan perusahaan juga mengalami lonjakan luar biasa, mencatatkan pertumbuhan 231,27% menjadi US$108,47 juta pada kuartal II/2024 dari sebelumnya yang hanya US$32,74 juta. Hal ini menunjukkan adanya pembangkitan produksi emas yang signifikan yang menjadi pendorong utama kinerja perusahaan.
Produksi Emas Meningkat Signifikan
BRMS berhasil memproduksi 45.366 troy ounce emas sampai dengan kuartal III/2024, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan total produksi tahun 2023 yang hanya mencapai 23.270 troy ounce. Kenaikan produksi ini menjadi indikator positif bagi perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar akan logam mulia ini.
Sementara itu, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) emas yang dijual oleh BRMS juga menunjukkan angka yang menarik, mencapai US$2.347 per troy ounce pada kuartal III/2024, meningkat dari tahun lalu yang hanya berada pada level US$1.930 per troy ounce.
Kesimpulan
Berdasarkan semua informasi di atas, langkah PT Bumi Resources Minerals untuk mengamankan pinjaman demi mendanai konstruksi penambangan bawah tanah di Palu menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan produksi emas dan memaksimalkan potensi sumber daya yang ada. Dengan laporan cadangan mineral yang akan datang serta kemitraan strategis dengan kontraktor berpengalaman, prospek BRMS ke depan tampak menjanjikan, terutama di tengah kondisi pasar yang terus berubah.