Reliance Sekuritas: Inovasi dan Strategi Dalam Pasar Modal

<p>JAKARTA - Di tengah persaingan ketat industri sekuritas di Indonesia, Reliance Sekuritas sebagai salah satu pialang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pertumbuhan yang berarti. Meskipun hanya ada lima broker yang terdaftar sebagai perusahaan publik di BEI, RELI, dengan kode sahamnya, terus berusaha untuk memenuhi ekspektasi nasabah dan mendiversifikasi layanannya.</p><h2>Sejarah Singkat Reliance Sekuritas</h2><p>Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. resmi melantai di BEI pada 13 Juli 2005. Berasal dari PT Istethmar Finas Securities yang didirikan pada 22 Februari 1993, perusahaan ini telah melalui berbagai perubahan termasuk berganti nama beberapa kali hingga akhirnya mengadopsi nama Reliance pada 7 Maret 2003 setelah bergabung dengan Reliance Group. Dengan tujuan untuk menjadi perusahaan yang terus berkembang, RELI berkomitmen untuk meningkatkan kepercayaan nasabah melalui pelayanan yang baik.</p><h2>Fokus pada Loyalitas Nasabah</h2><p>Reza Priyambada, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa kepercayaan nasabah merupakan modal utama perusahaan. Dalam upaya menjamin loyalitas nasabah, RELI memperkenalkan produk RELIPrioritas, layanan wealth management yang ditargetkan kepada nasabah pilihan dengan dana kelolaan minimum sebesar Rp 500 juta. Hingga September 2024, perusahaan telah menggaet 14.918 nasabah dengan 400 di antaranya merupakan anggota RELIPrioritas.</p><h2>Strategi Ambisius untuk Penambahan Nasabah</h2><p>RELI memiliki fokus untuk menambah jumlah nasabah baru, terutama dari kalangan investor aktif yang terlibat dalam perdagangan saham dan obligasi. Segmen nasabah yang ditargetkan mencakup kelas menengah dan atas, yang dianggap berpotensi untuk masuk dalam layanan RELIPrioritas. Dengan sekitar 90% investor berasal dari kalangan ritel domestik, RELI bertujuan untuk memperkuat basis investor sekaligus mendiversifikasi layanan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam.</p><h2>Inovasi Teknologi dalam Trading</h2><p>Untuk meningkatkan pengalaman nasabah, Reliance Sekuritas menawarkan beberapa platform trading termasuk ReliTrade untuk transaksi saham dan FIRO untuk obligasi. Selain itu, anak perusahaan RELI, PT Reliance Manajer Investasi, sedang mengembangkan sebuah aplikasi baru bernama RELI Invest. Aplikasi ini memungkinkan investor melakukan jual beli reksadana, termasuk produk dari rekanan manajer investasi lainnya. Reza menambahkan bahwa RELI Invest sudah siap beroperasi meskipun masih menunggu persetujuan dari otoritas terkait.</p><h2>Pengembangan Aplikasi Super</h2><p>Induk usaha Reliance Sekuritas, PT Reliance Capital Management, juga sedang berupaya untuk mengembangkan aplikasi super yang akan mengintegrasikan semua layanan perusahaan ke dalam satu platform yang disebut RELid. Rencana ini mencakup pengembangan infrastruktur layanan dan keamanan siber yang lebih baik. Pada tahun pertama, perusahaan akan memfokuskan diri pada optimalisasi fitur dan penambahan jumlah nasabah aktif.</p><h2>Menyongsong Rencana IPO di Masa Depan</h2><p>Reliance Sekuritas juga berperan sebagai penjamin emisi efek. Meskipun di sisa tahun 2024, perusahaan belum berencana untuk membawa emiten baru ke BEI, namun terdapat lima perusahaan yang sudah siap untuk IPO dan rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2025. Reza optimis bahwa minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal masih tinggi, membuka peluang bagi RELI untuk lebih meningkatkan layanan pendanaan yang ditawarkan kepada nasabahnya.</p><h2>Kesimpulan</h2><p>Dengan berbagai strategi inovatif dan fokus pada pengembangan layanan, Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. berambisi untuk menjadi pemain kunci dalam industri sekuritas Indonesia. Melalui teknologi yang canggih, perhatian terhadap nasabah, dan rencana pengembangan jangka panjang, RELI siap bersaing dan menghadapi tantangan yang ada sementara terus memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya.</p>

#Bursa Efek Indonesia #Investasi #Reliance Sekuritas

Wawasan Terkini

Reliance Sekuritas: Inovasi dan Strategi Dalam Pasar Modal

Berita Lainnya

Harga Emas Terkoreksi di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga

IHSG Melonjak: 20 Saham Naik Double Digit, Siapa Saja?

Mengapa BEI Pantau Ketat Pergerakan Saham SMIL, DNAR, dan HATM?

Saham Big Cap Menurun, Apa Itu Pertanda Buruk untuk Investor?

Akuisisi Net TV, MD Entertainment Siap Dominasi Industri Film

Prospek Cemerlang Wintermar Offshore Marine dengan Akuisisi Baru

Trending

Indeks Bisnis-27 Menguat, Saham CTRA Terdepan di Pagi Hari

Harga Minyak Dunia Anjlok, Apa Penyebabnya?

Harga Energi Berfluktuasi, Apa yang Mempengaruhi Pasar?

IHSG Menguat di Tengah Sentimen Ekonomi Global dan Dalam Negeri

Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS, Apa Penyebabnya?

Holywings Siap IPO dan Ekspansi, Apakah Ini Pertanda Baik?