Nama Sakti Wahyu Trenggono kembali mencuri perhatian setelah dipilih untuk menakhodai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam kabinet baru pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Trenggono bukanlah wajah asing dalam lingkungan kementerian ini, karena sebelumnya ia menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan pada era Presiden Joko Widodo. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang latar belakang, pengalaman, dan program strategis yang mungkin akan diluncurkan Trenggono sebagai pemimpin KKP.
Pengalaman dan Latar Belakang Pendidikan Trenggono
Sakti Wahyu Trenggono lahir di Jawa Tengah pada 3 November 1962. Ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, dimulai dari pendidikan S-1 di Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB), yang ia selesaikan pada tahun 1986. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2 dengan meraih gelar Magister Manajemen di ITB pada tahun 2006. Saat ini, Trenggono tak berhenti belajar dan sedang menempuh pendidikan S-3 di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian di ITB.
Bukan hanya di pendidikan formal, saksi kiprahnya dalam organisasi pendidikan juga terlihat, di mana ia aktif sebagai Ketua Majelis Wali Amanah Universitas Andalas. Dengan berbagai pengalaman pendidikan tersebut, Trenggono menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan pengetahuan demi kemajuan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
Kiprah sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan
Pada tahun 2020, selama menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Trenggono memperkenalkan program Ekonomi Biru. Program ini berfokus pada konservasi laut dan pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan. Lima inisiatif kunci dari program ini meliputi:
- Memperluas kawasan konservasi laut
- Penangkapan ikan terukur (PIT) berbasis kuota
- Pengembangan budidaya laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan
- Pengawasan dan pengendalian kawasan pesisir dan pulau kecil
- Pembersihan sampah plastik melalui gerakan Bulan Cinta Laut (BCL)
Trenggono secara konsisten menekankan pentingnya pengelolaan ekologi dalam sektor kelautan, sejalan dengan tujuan program Ekonomi Biru untuk meningkatkan pemanfaatan ekonomi dengan memperhatikan dampak lingkungan.
Visi ke Depan dan Tantangan yang Akan Dihadapi
Dengan kembalinya Trenggono ke KKP, banyak yang bertanya-tanya mengenai strategi dan visi yang akan diimplementasikan. Mengingat latar belakangnya yang kuat dalam pendidikan dan birokrasi, serta pengalamannya yang luas dalam sektor bisnis, ia memiliki posisi yang menguntungkan untuk mendorong inovasi dan pengembangan dalam sektor kelautan dan perikanan.
Namun, tantangan tetap ada. Terus meningkatnya permintaan untuk sektor perikanan yang berkelanjutan, isu polusi laut, dan dampak perubahan iklim adalah beberapa prioritas yang perlu segera ditangani. Keputusan strategis Trenggono akan sangat menentukan arah kebijakan KKP ke depannya dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.
Keberhasilan LHKPN dan Transparansi
Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada tahun 2023, Trenggono mencatatkan total kekayaan sebesar Rp2,665 triliun. Sebagai pejabat publik, transparansi dalam pelaporan harta kekayaan ini sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan publik. Dengan rincian harta yang mencakup tanah, bangunan, alat transportasi, serta surat berharga, publik diharapkan dapat menilai dengan baik integritas dan komitmen Trenggono dalam menjalankan tugasnya.
Konsolidasi dan Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh KKP, Trenggono menegaskan bahwa kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi salah satu langkah prioritas. Hal ini mencakup kerjasama dengan komunitas nelayan, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga pemerintahan lainnya. Kolaborasi yang erat diharapkan dapat mengatasi permasalahan sektor kelautan secara holistik dan berkelanjutan.
Dalam langkah ini, partisipasi aktif nelayan dan masyarakat pesisir dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya kelautan sangat krusial. Dengan demikian, kebijakan yang diambil dapat mencerminkan kebutuhan dan harapan masyarakat lokal.
Kesimpulan
Kembali dipercayanya Sakti Wahyu Trenggono untuk memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah sebuah langkah strategis di tengah tantangan besar yang dihadapi sektor ini. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman dalam birokrasi, dan komitmennya terhadap keberlanjutan, Trenggono diharapkan dapat membawa sektor kelautan dan perikanan Indonesia menuju masa yang lebih baik. Ke depannya, perhatian terhadap ekologi, kolaborasi dengan pemangku kepentingan, dan transparansi akan menjadi kunci dalam setiap langkah kebijakan yang diambil.