Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Semen Indonesia Naikkan Harga Jual, Apa Dampaknya untuk Investor?

Semen Indonesia Naikkan Harga Jual, Apa Dampaknya untuk Investor?

by Gilang Permana at 16 Oct 2024 07:58

Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dalam beberapa waktu terakhir menarik perhatian banyak pihak, terutama investor di pasar saham. Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, perusahaan semen pelat merah ini siap menghadapi tantangan yang ada di industri. Salah satu langkah yang diambil adalah penyesuaian harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) untuk meningkatkan performa keuangan perusahaan, terutama di tengah melemahnya daya beli masyarakat dan kenaikan biaya produksi.

Kenaikan Harga Jual Rata-rata

Menurut analisis dari Eka Rahmawati, analis di Binaartha Sekuritas, SMGR berencana untuk menaikkan ASP sekitar 3% untuk semen kantong merek premium di 13 provinsi dalam periode Mei hingga Juni. Selanjutnya, kenaikan ASP ini akan berlanjut dengan kisaran 3% hingga 5% untuk semen kantong dan semen curah pada bulan Juli hingga Agustus. Tidak berhenti di situ, mereka juga merencanakan kenaikan lebih lanjut pada bulan September hingga Desember, termasuk untuk produk ekspor.

Kenaikan harga ini bertujuan untuk mengimbangi kenaikan biaya yang diakibatkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ini merupakan langkah penting untuk menjaga daya saing dan kesehatan keuangan perusahaan di pasar yang semakin kompetitif.

Kinerja Penjualan yang Menurun

Namun, meski SMGR tengah berupaya meningkatkan harga jual, kinerja mereka di semester pertama tahun 2024 menunjukkan adanya tantangan yang harus dihadapi. Pada kuartal kedua tahun ini, volume penjualan SMGR tercatat turun 0,04% menjadi 8,52 juta ton. Penurunan ini berimbas pada pendapatan yang turun 1,4% secara tahunan, dengan total pendapatan mencapai Rp 8,04 triliun, turun 4% dari kuartal sebelumnya.

Analisis Sebab Penurunan

Penyebab utama dari penurunan ini adalah ASP yang mengalami penurunan sebesar 6%. Secara keseluruhan, pada paruh pertama tahun 2024, total volume penjualan SMGR tercatat terkontraksi sebesar 1,1% menjadi 17,7 juta ton. Sementara itu, penjualan domestik yang menjadi tulang punggung pendapatan SMGR mengalami penurunan sebesar 1,5% yoy, dan penjualan ekspor justru turun sebesar 0,6%.

Segmen Penjualan Volume (juta ton) Perubahan (%)
Penjualan Domestik 14,02 -1,5%
Penjualan Ekspor 2,9 -0,6%
Penjualan Semen Curah 6,3% +6,3%
Penjualan Semen Kantong 4,4% -4,4%

Dari data tersebut, terlihat bahwa meski ada pertumbuhan penjualan semen curah sebesar 6,3% secara tahunan, penjualan semen eceran (kantong) mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 4,4%. Hal ini sangat dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat, yang semakin terasa di tengah inflasi yang sedang melanda. Di sisi lain, lonjakan penjualan semen curah didorong oleh adanya proyek pemerintah di ibu kota baru dan percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa.

Outlook Perusahaan di Paruh Kedua 2024

Melihat berbagai tantangan yang ada, SMGR tetap optimis untuk memperbaiki kinerjanya di paruh kedua tahun 2024. Eka memproyeksikan bahwa SMGR akan fokus pada efisiensi biaya dan operasional, serta potensi kenaikan harga jual yang diharapkan dapat memberikan dampak positif. Dengan rencana dan strategi yang tepat, diharapkan pendapatan SMGR bisa mencapai Rp 38,6 triliun di akhir tahun ini, dengan laba bersih sebesar Rp 1,51 triliun.

Sejalan dengan itu, Binaartha Sekuritas mempertahankan rekomendasi “Buy” untuk saham SMGR, dengan target harga di level Rp 4.800 per lembar saham. Rekomendasi ini berdasarkan perkiraan potensi kenaikan sebesar 20%, yang dihitung berdasarkan rasio harga terhadap laba (PE) sebesar 18,6x untuk tahun 2025.

Kesimpulan

Dengan berbagai langkah strategis yang diambil, termasuk penyesuaian harga jual rata-rata, PT Semen Indonesia Tbk berusaha untuk mengatasi tantangan yang ada dan meraih kinerja yang lebih baik di masa depan. Investor perlu memperhatikan dinamika ini, karena meskipun ada penurunan kinerja di semester I-2024, ada juga potensi perbaikan di paruh kedua tahun ini. Keputusan untuk berinvestasi dalam saham SMGR harus mempertimbangkan semua faktor ini, termasuk respon pasar terhadap kebijakan harga dan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.