JAKARTA — Emiten Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG), memberikan kabar positif terkait perkembangan bisnis migas mereka. Perusahaan ini telah menyelesaikan negosiasi dengan sejumlah pembeli minyak dan gas dari berbagai blok, termasuk Blok Bentu, Sengkang, dan Malacca Strait. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan secara signifikan.
Negosiasi untuk Meningkatkan Pendapatan
Wakil Direktur Utama ENRG, Eduardus Ardianto, menjelaskan bahwa negosiasi yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan harga jual, volume, serta perpanjangan kontrak jual beli dengan pelanggan. Dalam negosiasi ini, ENRG berhasil meningkatkan volume dan harga minyak di Blok Sengkang menjadi $6 per barel per satuan BTU, dari sebelumnya $5,08 per satuan BTU. Ini adalah langkah penting dalam upaya perusahaan meningkatkan daya saing mereka di pasar.
Kontrak Baru di Blok Bentu
Selain mengamankan harga dan volume di Blok Sengkang, negosiasi kontrak baru juga dilakukan untuk memperpanjang komersialisasi Blok Bentu. Eduardus mengungkapkan kesepakatan baru yang dicapai adalah 10,75% dari ICP (Indonesia Crude Price), berbanding 10% sebelumnya. Penandatanganan kontrak ini diharapkan mampu meningkatkan arus kas dan ketahanan finansial perseroan.
Pelanggan Utama ENRG
ENRG memiliki beberapa komitmen kontrak penjualan dengan perusahaan-perusahaan besar, termasuk PT Kilang Pertamina Internasional, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), serta PT Riau Andalan Pulp & Paper. Khusus untuk Blok Sengkang, volume penjualannya sepenuhnya disuplai kepada PLN, sementara pembeli untuk Malacca Strait mencakup TIS Petroleum (Asia) Pte Ltd. dan kembali kepada PT Kilang Pertamina Internasional.
Performa Keuangan Positif
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk periode yang berakhir pada September 2024, ENRG mencatatkan penjualan neto sebesar $319,66 juta, mengalami kenaikan 7,84% dibandingkan tahun lalu yang tercatat $296,39 juta. Tercatat, kontribusi terbesar dalam penjualan neto ini berasal dari produk gas bumi, yang menghasilkan pendapatan $201,6 juta, dan minyak mentah sebesar $116,25 juta.
Kenaikan Laba Bersih
Sepanjang periode sembilan bulan di tahun 2024, ENRG berhasil mencatatkan laba bersih sebesar $51,27 juta atau sekitar Rp805,49 miliar, dengan asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS. Angka ini menunjukkan kenaikan 12% dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat hanya $45,69 juta. Selain itu, EBITDA juga mencatatkan kenaikan sebesar 3% menjadi $180,53 juta.
Strategi Akuisisi untuk Peningkatan Produksi
Kontribusi peningkatan produksi minyak juga didorong oleh keberhasilan akuisisi Blok Siak dan Blok Kampar yang rampung pada Maret 2024 lalu. Kedua blok ini yang terletak di Riau, Sumatera, kini memproduksikan sekitar 2.500 barel minyak per hari dengan cadangan terbukti (2P) sebanyak 5,1 juta barel. Ini menunjukkan bahwa ENRG tidak hanya mengandalkan blok yang sudah ada, tetapi juga aktif dalam menambah aset dan produksi untuk meningkatkan kinerja keuangan.
Masa Depan dan Harapan ENRG
Dengan langkah-langkah strategis yang diambil melalui negosiasi dan akuisisi, ENRG berada pada posisi yang baik untuk meningkatkan pendapatannya di masa depan. Eduardus menyatakan optimisme atas stabilitas harga dan permintaan pasar, meskipun tantangan global di sektor migas tetap ada.
Namun, investor tetap diingatkan bahwa kondisi pasar dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan masing-masing investor. Informasi ini tidak bertujuan mengajak untuk membeli atau menjual saham, melainkan sebagai informasi umum tentang keadaan perseroan saat ini.