Di tengah dinamika pasar saham yang selalu berubah, salah satu momen yang menarik perhatian adalah penjualan saham oleh salah satu pendiri perusahaan. William Tanuwijaya, Co-Founder PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), baru-baru ini dilaporkan telah menjual kembali saham Seri A miliknya. Keputusan ini memunculkan berbagai spekulasi di kalangan investor dan pengamat pasar mengenai prospek masa depan GOTO.
Detail Penjualan Saham oleh William Tanuwijaya
Menurut laporan terbaru, pada Oktober 2024, William Tanuwijaya melego sebanyak 1,07 miliar lembar saham GOTO. Sebelumnya, dia memiliki total 4,63 miliar lembar saham Seri A GOTO, dan setelah penjualan ini, kepemilikan sahamnya menyusut menjadi 3,56 miliar lembar. Hal ini berarti porsi kepemilikannya di GOTO mengalami penurunan dari 0,39% menjadi 0,3%.
Dari segi finansial, diperkirakan bahwa dengan rentang harga saham GOTO yang berkisar antara Rp60 hingga Rp74 pada bulan lalu, pendapatan yang diperoleh William dari penjualan sahamnya mencapai antara Rp64,52 miliar sampai Rp79,58 miliar. Angka ini tentu menjadi salah satu indikator seberapa kuat pasar masih memandang potensi GOTO.
Pergerakan Saham GOTO dan Reaksi Pasar
Harga saham GOTO juga menjadi sorotan, dengan pergerakan yang fluktuatif. Pada perdagangan terakhir, harga saham naik 3,28% menjadi Rp63 per lembar. Namun, secara keseluruhan, saham GOTO mengalami penurunan 7,35% dalam sepekan perdagangan terakhir, dan anjlok hingga 26,74% sepanjang tahun berjalan (year to date).
Jika dilihat dari sudut pandang investor, aksi jual saham oleh William dan pendiri lainnya di GOTO seperti Andre Soelistyo dan Kevin Bryan Aluwi menimbulkan pertanyaan besar. Hal ini bisa mencerminkan kepercayaan dari para pemilik terhadap masa depan perusahaan yang mungkin kurang memberikan harapan di pasar.
Kepemilikan Saham Awal dan Penjualan Sebelumnya
William sebelumnya memiliki total 8,39 miliar lembar saham Seri A dan 12,58 miliar lembar saham Seri B. Dari jumlah tersebut, total saham Seri A yang telah dijual oleh William mencapai 4,83 miliar lembar, sementara kepemilikan saham Seri B-nya tetap utuh. Penjualan pertama dilakukan pada Oktober 2023, di mana William melepas 332,22 juta lembar saham Seri A pada harga Rp78,89 per lembar, menghasilkan dana segar sebesar Rp26,2 miliar.
Selanjutnya, pada Desember 2024, William kembali menjual 764,5 juta saham Seri A yang dimilikinya. Dengan langkah-langkah bertahap ini, bisa terlihat bahwa William tidak ragu untuk mengambil langkah strategis dalam menyesuaikan portofolio investasinya, bahkan dengan investasi awal yang cukup signifikan.
Perbandingan dengan Pendiri GOTO Lainnya
Bukan hanya William, pendiri GOTO lainnya juga telah melakukan aksi jual serupa. Andre Soelistyo, misalnya, tercatat telah menjual hampir seluruh kepemilikan saham Seri A-nya sebanyak 2,24 miliar lembar per Agustus 2024, sehingga hanya menyisakan 84 saham. Bahkan, Kevin Bryan Aluwi juga lebih ekstrem dengan menjual total 5,79 miliar lembar saham Seri A dalam satu tahun terakhir. Ini menambah spekulasi bahwa terdapat tekanan di internal GOTO atau refleksi dari kondisi pasar yang kurang bersahabat.
Pertimbangan bagi Investor
Bagi investor, informasi tentang aksi jual besar-besaran oleh para pendiri dapat menjadi sinyal yang kuat. Pasar seringkali memberikan perhatian lebih pada keputusan yang diambil oleh pemegang saham besar dan pendiri perusahaan. Meskipun harga saham GOTO mengalami kenaikan dalam jangka pendek, penurunan yang tajam dalam profitabilitas terlihat sepanjang tahun ini dapat mempengaruhi kepercayaan investor.
Secara keseluruhan, meski ada fluktuasi harga jangka pendek, kepercayaan konsumen dan investor pada jangka panjang terhadap GOTO masih harus dipertanyakan. Investor perlu melakukan analisis yang mendalam dan juga mempertimbangkan faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi sektor e-commerce dan teknologi di Indonesia.
Kesimpulan
Penjualan saham oleh William Tanuwijaya dan pendiri GOTO lainnya mencerminkan dinamika yang menarik dalam perusahaan ini. Meski ada peningkatan jangka pendek, tren penjualan dan penurunan yang dialami bisa menjadi sinyal peringatan bagi investor. Memantau perkembangan selanjutnya akan sangat penting untuk memahami arah investasi di GOTO ke depan.