Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Amazon Dorong Wall Street Melonjak Meski Lapangan Kerja Lesu

Amazon Dorong Wall Street Melonjak Meski Lapangan Kerja Lesu

by Intan Sari at 02 Nov 2024 04:59

Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (1/11), mengimbangi aksi jual yang terjadi sehari sebelumnya. Momen ini dipicu oleh hasil laporan laba yang cukup kuat dari Amazon, yang berhasil mengangkat sentimen pasar di tengah penurunan pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat pada bulan Oktober.

Rebound Indeks Utama

Indeks Dow Jones Industrial Average mencatat kenaikan 288,73 poin, atau 0,69%, ke level 42.052,19. Sementara itu, S&P 500 naik 23,35 poin, atau 0,41%, mencapai 5.728,80, dan Nasdaq Composite melonjak 144,77 poin, atau 0,80%, ke level 18.239,92. Meski terjadi rebound di akhir pekan, ketiga indeks tersebut mengalami penurunan dalam sepekan, dengan S&P 500 turun 1,38%, Nasdaq turun 1,51%, dan Dow turun 0,16%.

Kekuatan Laba Amazon

Saham Amazon.com melonjak 6,2% setelah perusahaan ritel terbesar tersebut merilis laporan laba yang menunjukkan pertumbuhan penjualan yang kuat, melebihi ekspektasi para analis di Wall Street. Kenaikan harga saham Amazon tidak hanya membawa keuntungan bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga mengangkat indeks Consumer Discretionary sebesar 2,4% ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Sebaliknya, saham di sektor utilitas dan real estat mengalami penurunan yang signifikan.

Sentimen Pasar seputar Lapangan Kerja

Di tengah penguatan Wall Street, data lapangan kerja menunjukkan sebuah ironi. Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pekerjaan sebesar 12.000 pada bulan Oktober, jauh lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang mencapai 113.000. Namun, meski data Tenaga Kerja tergolong lemah, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,1%, yang memberikan sinyal bahwa pasar tenaga kerja masih menunjukkan ketahanan.

Kekhawatiran Investor Terhadap Apple dan Lainnya

Saham Apple juga mencatatkan penurunan sebesar 1,2% karena kekhawatiran investor tentang penjualan produk yang menurun di China selama kuartal terakhir 2024. Diskusi seputar biaya infrastruktur yang tinggi terkait AI juga menambah sentimen negatif terhadap Meta Platforms dan Microsoft, yang melaporkan laba lebih awal minggu ini dan memperingatkan risiko tersebut.

Pemandangan Ke Depan: Pemilihan Umum dan Suku Bunga

Kepala strategi investasi di CFRA Research, menyatakan bahwa bulan baru sering kali memberi harapan baru bagi investor, terutama setelah melihat hasil mengesankan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Apple dan Amazon. Kini, fokus utama investor beralih ke pemilihan umum AS mendatang. Banyak analis memprediksi bahwa pemilihan presiden akan berlangsung ketat, menciptakan ketidakpastian yang menetap di pasar.

Investor juga memperhatikan taruhan bahwa bank sentral kemungkinan besar akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, merespon pertumbuhan lapangan kerja yang lemah. "Laba kuartal ketiga, suku bunga, dan pemilihan umum terus menjadi pendorong utama dalam jangka pendek," tambahnya.

Peluang dan Tantangan di Pasar Ekuitas

Volume perdagangan pada bursa AS mencatatkan sekitar 12,13 miliar saham, melebihi rata-rata 11,71 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir. Pergerakan ini menandakan bahwa meski ada ketidakpastian, para investor tetap aktif mencari peluang di pasar ekuitas.

Dengan lonjakan saham Chevron sebesar 2,8% setelah perusahaan ini mengumumkan laba kuartal ketiga yang lebih baik dari estimasi akibat produksi minyak yang lebih tinggi, pasar menunjukkan bahwa terdapat sektor-sektor yang masih dapat diandalkan dalam menciptakan peluang investasi.

Kesimpulan

Dalam ringkasan, meskipun laporan ketenagakerjaan yang lemah memberikan pesan campur aduk bagi investor, performa luar biasa dari Amazon dan beberapa perusahaan lainnya berhasil memberikan dorongan positif bagi Wall Street. Kinerja laba di kuartal ketiga dan langkah-langkah kebijakan moneter yang akan datang menjadi tambahan perhatian di tengah persaingan politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum yang akan datang. Dengan latar belakang ini, investor akan sangat memperhatikan dinamika pasar dalam beberapa minggu mendatang, serta dampaknya terhadap kebijakan ekonomi yang lebih luas.