Perkembangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali menjadi sorotan setelah ancaman perang yang semakin nyata antara Israel dan Iran. Harga minyak dunia langsung merespons dengan kenaikan yang signifikan, mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam setahun. Meskipun demikian, ketegangan ini diredam seiring pernyataan Presiden AS Joe Biden yang mencegah Israel menyerang fasilitas minyak Iran, yang membawa dampak signifikan terhadap pasar minyak.
Potensi Dampak Perang dalam Harga Minyak
Israel menjanjikan serangan balasan setelah Iran meluncurkan serangan rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah yang didukung Iran oleh Israel. Analis minyak memperingatkan klien mereka tentang potensi dampak perang yang lebih luas di Timur Tengah, yang dapat memicu kenaikan harga minyak secara signifikan.
Pada Kamis, harga minyak melonjak lebih dari 5% setelah Biden mengonfirmasi pembicaraan AS dengan Israel terkait serangan infrastruktur energi Iran. Kenaikan mingguan mencapai lebih dari 8% untuk minyak mentah Brent dan 9,1% untuk WTI, yang merupakan kenaikan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Prospek Harga Minyak ke Depan
Broker StoneX memperkirakan harga minyak dapat melonjak hingga US$3 hingga US$5 per barel jika infrastruktur minyak Iran diserang. Namun, rendahnya tingkat persediaan minyak global membuat harga minyak tetap tinggi hingga konflik terselesaikan.
Pada Jumat, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperkuat sikap anti-Israel, menegaskan rencana Iran untuk menargetkan instalasi energi dan gas Israel jika diserang. Iran sendiri merupakan anggota OPEC+ dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3% dari total produksi global.
Stabilitas Pasokan Minyak
Analisis menunjukkan bahwa meskipun Iran terganggu, kapasitas produksi cadangan OPEC+ seharusnya cukup untuk menstabilkan pasokan minyak. Kekhawatiran juga mereda di Libya setelah sengketa di negara tersebut terselesaikan, yang memunculkan harapan untuk situasi pasokan minyak yang lebih stabil di kawasan tersebut.
Perubahan dinamis di Timur Tengah terus mempengaruhi pasar minyak dunia. Kondisi geopolitik yang tidak pasti menjadikan harga minyak rentan terhadap fluktuasi yang signifikan. Masyarakat global tetap memantau perkembangan selanjutnya untuk memperkirakan arah harga minyak ke depan.