Industri telekomunikasi Indonesia kembali bergetar dengan terungkapnya skema merger antara tiga raksasa operator telekomunikasi, yakni PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN), dan PT Smart Telecom (ST). Merger ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan baik bagi perusahaan yang terlibat maupun pasar saham secara keseluruhan.
Pergerakan Saham Pasca Pengumuman Merger
Setelah pengumuman merger tersebut, saham kedua emiten telekomunikasi, XL Axiata dan Smartfren, mengalami penurunan. Saham EXCL terpantau melemah 1,31% menjadi Rp2.260 pada Rabu (11/12/2024) pukul 13:44 WIB. Walau begitu, sejak awal tahun, harga saham XL Axiata sudah melesat 13%.
Sementara itu, saham FREN mengalami penurunan yang lebih dalam, yaitu 7,41%, turun menjadi Rp25. Jika dilihat secara keseluruhan, saham FREN telah mengalami penurunan hingga 50% sejak awal tahun ini. Penurunan ini mengindikasikan reaksi pasar yang hati-hati pasca pengumuman merger.
Detail Skema Merger
Dalam skema merger ini, PT XL Axiata Tbk. akan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan, sedangkan PT Smartfren dan PT Smart Telecom akan dibubarkan secara hukum setelah proses merger selesai. Nama baru untuk entitas hasil merger adalah PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL).
Proses merger telah disepakati oleh sejumlah pemangku kepentingan dari ketiga perusahaan dengan penandatanganan Perjanjian Penggabungan Bersyarat pada 10 Desember 2024. Terkait kepemilikan saham, konversi saham Smartfren dan ST menjadi saham EXCL akan dihitung dengan rasio 1,000/ 0,011/ 0,005. Nilai tersebut mencerminkan kesepakatan antara para pihak berdasarkan nilai ekuitas masing-masing per 30 September 2024.
Rasio dan Nilai Saham dalam Merger
Entitas | Rasio Konversi |
---|---|
Smartfren | 0,011 |
Smart Telecom | 0,005 |
Manajemen telah menyepakati harga saham penggabungan XL pada angka Rp2.350 per saham. Dengan adanya konversi saham dalam rangka merger, pihak Stellar yang merupakan pemegang saham Smartfren dan ST diharapkan akan memiliki 34,8% saham di XL Axiata. Namun, kepemilikan saham PT Axiata Investment diprediksi akan terdilusi menjadi sebanyak 34,8% saham XL setelah merger.
Pembelian Kembali Saham
Terdapat juga langkah-langkah yang diambil oleh XL Axiata untuk menjaga kepercayaan investor. Perusahaan ini akan melaksanakan buyback bagi investor minoritas yang menolak merger dengan nilai pembelian kembali Rp2.350 per saham. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir ketidakpuasan dari investor yang keberatan dengan rencana penggabungan ini.
Harapan terhadap Efisiensi dan Inovasi
Dengan digabungkannya XL, Smartfren, dan ST, diharapkan tercipta efisiensi operasional dan pengurangan biaya. Manajemen menyatakan bahwa merger ini tidak hanya akan memperkuat strategi bisnis secara keseluruhan namun juga dapat memperbaiki struktur permodalan yang lebih solid.
Di samping itu, merger ini diyakini akan membuka peluang investasi yang lebih cepat dalam pembangunan jaringan serta peningkatan kualitas layanan yang dapat diberikan kepada pelanggan. Dengan sinergi ini, diharapkan inovasi produk dan layanan akan meningkat, memungkinkan masing-masing entitas untuk menawarkan solusi yang lebih komprehensif dan menarik bagi pengguna.
Penutup
Secara keseluruhan, merger ini menimbulkan sejumlah tantangan dan peluang baik untuk perusahaan yang terlibat maupun bagi pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia. Pasar akan terus memantau perkembangan lanjutan dari proses merger ini serta dampaknya terhadap performa saham dan layanan yang diberikan. Dengan berbagai ragam langkah strategis yang akan diambil, kelanjutan dari proses merger ini seharusnya dapat memberikan dampak yang positif bagi ketiga entitas yang terlibat.