Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Dolar AS Tahan di Level Tertinggi, Euro Tertekan Jelang Pertemuan ECB

Dolar AS Tahan di Level Tertinggi, Euro Tertekan Jelang Pertemuan ECB

by Intan Sari at 14 Oct 2024 16:33

Dolar AS tetap stabil berada di dekat posisi tertinggi baru-baru ini pada hari Senin, 14 Oktober 2024. Hal ini seiring dengan reaksi pasar terhadap pengumuman stimulus oleh China yang dinilai kurang memuaskan bagi investor. Di sisi lain, euro terus mengalami penurunan menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang diharapkan berlangsung minggu ini.

Penurunan Euro dan Harapan Pemotongan Suku Bunga

Euro tercatat turun 0,1% menjadi US$1,092850, menjadikannya turun untuk ke-11 kalinya dalam 12 sesi terakhir. Para analis memperkirakan bahwa ECB akan melakukan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang akan dilangsungkan pada 17 Oktober mendatang.

“Efek dari kebijakan yang tertunda membuat sulit untuk bertahan lebih lama. Sangat jelas bahwa kebijakan saat ini terlalu ketat,” ungkap Sam Hill, seorang ahli strategi di Lloyds Bank. Dia juga menegaskan bahwa tantangan bagi Presiden ECB, Christine Lagarde, adalah bagaimana mengkomunikasikan perubahan ini tanpa mengecewakan para pengamat yang masih mempertahankan pandangan konservatif terkait kebijakan moneter saat ini.

Reaksi Pasar Terhadap Data Ekonomi Zona Euro

Pergerakan pasar mata uang sedikit terpengaruh karena pasar Jepang tutup untuk merayakan Hari Olahraga. Selain itu, pasar obligasi AS tidak memberikan banyak sinyal karena ditutup untuk Hari Columbus. Pound Inggris juga menunjukkan stabilitas di level terendah satu bulan pada harga $1,30595.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekelompok mata uang utama, berada di atas 103, mendekati puncak yang dicatat minggu lalu. Ini merupakan level tertinggi yang terlihat sejak pertengahan Agustus dan situasi ini terjadi karena para pedagang mulai mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga yang signifikan oleh The Fed dalam pertemuan kebijakan yang tersisa di tahun ini.

Dari data AS yang dirilis minggu lalu, menunjukkan inflasi konsumen sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan, namun klaim pengangguran mingguan yang meningkat tetap menjaga ekspektasi bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November dan Desember mendatang.

Fokus Para Pedagang pada Data Ekonomi Selanjutnya

Para pedagang saat ini tengah menunggu data penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang akan dirilis pada hari Kamis. Selain itu, perhatian juga tertuju pada tinjauan kebijakan ECB yang akan datang. Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang terlihat mendukung pemotongan suku bunga lebih besar sebagai upaya untuk menangani laju inflasi yang masih di bawah target, akan memberikan pernyataan pada hari Senin.

Stimulus China yang Mengecewakan

Perdagangan di Asia juga dipengaruhi oleh pengumuman stimulus fiskal dari Beijing. Yuan China dilaporkan turun 0,3% terhadap dolar, sementara dolar Australia, yang memiliki keterkaitan erat dengan kinerja ekonomi China, juga menurun 0,3% menjadi $0,67320.

Beijing baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan “secara signifikan meningkatkan” penerbitan utang pemerintah sebagai upaya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, mendukung pasar properti, serta memperkuat modal bank negara guna merangsang pertumbuhan ekonomi yang melambat. Meskipun demikian, Menteri Keuangan Lan Foan tidak memberikan rincian konkret mengenai ukuran stimulus fiskal yang akan dilaksanakan, menyatakan bahwa akan ada lebih banyak “langkah kontra-siklus” selama tahun ini.

“Diperlukan lebih banyak waktu untuk langkah-langkah yang lebih matang dan terarah. Namun demikian, langkah-langkah tersebut juga harus dilakukan dengan cepat, karena pasar sangat menantikan perkembangan ini. Harapan yang terlalu tinggi tanpa adanya tindakan yang konkret dapat menyebabkan kekecewaan,” tambah Christopher Wong, seorang Strategist Mata Uang di OCBC Singapura.

Pergerakan Mata Uang Lainnya dan Tren Bitcoin

Sejak 24 September, yuan daratan telah merosot hampir 1% terhadap dolar. Sementara itu, dolar Selandia Baru juga mengalami penurunan 0,3% menjadi US$0,60895, mengikuti penurunan 0,8% yang terjadi minggu lalu setelah bank sentral setempat memangkas suku bunga sebesar setengah poin dengan sinyal pemotongan lebih lanjut di masa mendatang.

Di sektor mata uang digital, bitcoin dilaporkan naik 1,8% mencapai level tertinggi dalam 10 hari di US$64.104, sementara ether mencatatkan kenaikan 3,1% setelah mencapai level tertinggi dua minggu di US$2.546,35.

Kesimpulan

Saat ini, dinamika pasar mata uang global menghadapi tantangan signifikan, dipicu oleh ketidakpastian kebijakan moneter dan langkah stimulus yang kurang memadai dari negara-negara besar seperti China. Dengan perhatian yang tertuju pada kebijakan ECB dan keputusan The Fed mendatang, investor akan terus menganalisis setiap data ekonomi yang muncul untuk menentukan arah investasi mereka di masa depan.