Harga emas bersiap menuju kenaikan mingguan terbesar sejak Maret tahun lalu, seiring dengan meningkatnya ketegangan akibat konflik Rusia-Ukraina. Konflik ini telah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman bagi para investor yang khawatir terhadap situasi geopolitik global.
Pengaruh Konflik Geopolitik terhadap Harga Emas
Seperti yang dilaporkan, harga emas batangan mengalami kenaikan sebesar 1,5%, mencapai US$2.710,16 per ons pada hari Sabtu lalu. Kenaikan ini dipicu setelah Ukraina mengumumkan bahwa Rusia telah meluncurkan rudal balistik jenis "baru" ke kota Dnipro, menandakan eskalasi konflik yang mengkhawatirkan para pendukung barat Kyiv.
Prof. Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengungkapkan bahwa "eskalasi saling balas antara Rusia dan Ukraina telah meningkatkan suhu geopolitik ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang terlihat selama perang satu tahun antara Israel dan militan yang didukung Iran. Pasar telah merespons situasi ini dengan tepat." Meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong banyak investor untuk beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas.
Faktor Pendukung Harga Emas
Para trader juga mulai memperhatikan komentar dari pihak Bank Federal Reserve (Fed) terkait suku bunga. Khususnya, pernyataan dari Presiden Fed Bank of Chicago, Austan Goolsbee, yang melihat adanya kemungkinan suku bunga bergerak "sedikit lebih rendah". Goolsbee juga mengekspresikan keyakinannya bahwa inflasi diperkirakan akan mereda mendekati target bank sentral. Suku bunga yang lebih rendah dapat memberikan keuntungan bagi harga emas, karena logam mulia ini tidak dibekali dengan bunga. Pendukung utama untuk logam mulia itu sendiri telah melonjak lebih dari 30% sepanjang tahun ini.
Salah satu faktor yang menyebabkan lonjakan harga emas adalah pembelian besar-besaran oleh bank sentral, serta meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven pada saat ketidakpastian tinggi. Tidak hanya itu, siklus pemotongan suku bunga oleh Fed juga berkontribusi pada reli harga emas saat ini.
Pergerakan Harga Emas dan Perak
Meskipun reli harga emas mengalami hambatan seiring terpilihnya kembali Donald Trump, yang menyebabkan kenaikan dolar AS, kini pasar kembali berharap untuk mencapai rekor baru pada tahun 2025. Hal ini didukung oleh prospek positif dari lembaga keuangan besar seperti Goldman Sachs Group Inc. dan UBS Group AG, yang baru-baru ini mengeluarkan prospek bullish untuk logam mulia.
Pada hari yang sama, harga emas spot naik 1,4% menjadi US$2.737,20 per ons. Dengan demikian, kenaikan mingguan harga emas sekarang mencapai 5,5% dalam sepekan ini, menjadikannya sebagai kinerja terbaik sejak Maret 2023. Selain emas, harga perak dan platinum juga mengalami kenaikan, meskipun paladium justru terpantau turun.
Kondisi Pasar dan Prospek Ke Depan
Kondisi pasar saat ini menunjukkan peningkatan ketidakpastian global, yang tentunya akan terus memicu minat terhadap emas sebagai investasi. Investor diharapkan tetap berhati-hati dan memantau perkembangan situasi geopolitik dan ekonomi global, termasuk pernyataan dari otoritas keuangan terkemuka.
Dengan situasi yang terus berkembang, apakah harga emas akan mampu melampaui rekor sebelumnya? Semua tergantung pada faktor eksternal dan sentimen pasar, yang sangat dipengaruhi oleh situasi di Ukraina dan kebijakan suku bunga oleh Fed.
Mantan proyeksi yang optimistis menawarkan harapan bahwa harga emas akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan untuk melindungi aset dalam situasi yang penuh ketidakpastian.