Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Emiten Jumbo Tertekan, IHSG Masih dalam Zona Merah

Emiten Jumbo Tertekan, IHSG Masih dalam Zona Merah

by Eko Nugroho at 10 Nov 2024 06:55

Indeks LQ45 yang terdiri dari 45 emiten berkapitalisasi jumbo mengalami kinerja yang lesu sepanjang tahun ini. Tercatat, per 8 November 2024, indeks LQ45 turun 0,32% hingga mencapai level 884,14, dengan penurunan 3,12% dalam sepekan terakhir dan 5,87% dalam sebulan terakhir. Selain itu, indeks ini juga turun hingga 8,9% secara year-to-date.

Kinerja Emisi Jumbo yang Merugikan IHSG

Perusahaan-perusahaan besar, seperti PT Telkom Indonesia Persero (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), terbukti menjadi pemberat kinerja indeks. Saham TLKM mengalami penurunan harga sebesar 25,59% year-to-date. Pada penutupan perdagangan terakhir, harga TLKM tercatat berada di Rp2.750 per lembar, dengan penurunan 0,36% dalam satu hari terakhir dan 1,08% dalam sepekan.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga tidak kalah tertekannya, di mana harga sahamnya turun 16,82% dari awal tahun. Terakhir, harga saham BBRI ditutup pada level Rp4.520 per lembar, menurun 0,66% pada penutupan hari tersebut.

Selain TLKM dan BBRI, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) juga mencatatkan penurunan sebesar 6,96% year-to-date. Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun tajam hingga 26,74% year-to-date dan PT Barito Pasifik Tbk. (BRPT) merosot 29,15% year-to-date.

Analisis Pasar dan Faktor Penyebab

Menurut analisis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, lesunya kinerja indeks LQ45 tahun ini dipengaruhi oleh performa saham bank besar seperti BBRI yang tertekan, serta turunnya harga saham big caps seperti TLKM. Hal ini menciptakan dampak negatif yang signifikan terhadap IHSG secara keseluruhan.

Rencana Pembangunan Infrastruktur Baru

Sementara itu, di sektor infrastruktur, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum sedang mempersiapkan proses lelang untuk proyek Jalan Tol Puncak. Proses ini melibatkan pematangan studi kelayakan, yang diharapkan selesai pada tahun 2025. Jika kelayakan proyek ini telah terpenuhi, pemerintah akan segera memulai proses lelang.

Proyek ini direncanakan akan memiliki panjang 52 km dan terhubung dengan Tol Bocimi, berfungsi menghubungkan wilayah Cianjur. Estimasi biaya konstruksi untuk jalur Caringin – Puncak – Cianjur diperkirakan mencapai Rp24,37 triliun.

Pemerintah Fokus pada Perumahan MBR

Pemerintah juga berupaya keras merealisasikan program pembangunan 3 juta rumah per tahun, yang merupakan bagian dari program Presiden. Namun, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan perumahan pada 2025 menyusut menjadi Rp5,078 triliun. Hal ini menciptakan tantangan besar dalam mencapai target 3 juta unit rumah, di mana 2 juta di antaranya ditujukan untuk wilayah perdesaan dan 1 juta untuk perkotaan.

Dalam usaha merealisasikan program ini, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman menjelaskan adanya berbagai inovasi serta pemetaan masalah untuk mempermudah akses masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam memiliki rumah.

Dividen Interim yang Menggiurkan

Di tengah kinerja indeks yang lesu, sejumlah emiten mulai mengumumkan rencana pembagian dividen interim. PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk. (KMDS), misalnya, akan membagikan dividen interim senilai Rp15 per saham. Total dividen yang dibagikan diperkirakan mencapai Rp12 miliar, dengan tanggal pembayaran diatur pada 29 November 2024.

Sementara itu, PT Tera Data Indonusa Tbk. (AXIO) juga berencana membagikan dividen interim sebesar Rp5 per saham. Keduanya merupakan peluang menarik bagi para investor untuk mendapatkan imbal hasil meski IHSG sedang dalam kondisi menantang.

Respon Pasar Terhadap Kemenangan Donald Trump

Di sisi lain, pasar saham Indonesia memberikan respon negatif terhadap kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS. Dalam sepekan terakhir (4 – 8 November 2024), indeks harga saham gabungan/Bursa Efek Indonesia (IHSG) mengalami penurunan 2,91%. Kapitalisasi pasar saham Indonesia menurun 2,86% menjadi Rp12.241 triliun.

Meskipun demikian, masih terdapat beberapa emiten yang mencetak kinerja baik, salah satunya adalah PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) yang mengalami lonjakan hingga 139,04% dan ditutup pada harga Rp545 per lembar. Emiten lainnya, PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. (KONI) dan PT Golden Flower Tbk. (POLU) juga mencatatkan kenaikan signifikan.

Kondisi Pasar dan Harapan ke Depan

Dengan kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih, para investor perlu lebih berhati-hati dan mempertimbangkan langkah-langkah yang diambil. Emisi jumbo yang tertekan menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan dapat berdampak pada indeks dan sentimen pasar secara keseluruhan.

Kesimpulannya, pemulihan di pasar saham Indonesia masih menghadapi tantangan besar, sementara adanya kebijakan infrastruktur dan program perumahan pemerintah menyimpan harapan bagi perekonomian yang lebih baik di masa depan.