Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga CPO Anjlok, Apa Penyebabnya dan Dampaknya bagi Pasar?

Harga CPO Anjlok, Apa Penyebabnya dan Dampaknya bagi Pasar?

by Dika Saputra at 18 Oct 2024 05:54

Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mengalami penurunan signifikan pada Kamis, 17 Oktober 2024. Penguatan yang terjadi sebelumnya mendadak terbalik akibat dampak pelemahan harga minyak kedelai. Poin penting ini memberikan gambaran investasi yang dinamis di sektor komoditas yang mesti diperhatikan oleh para pelaku pasar.

Pergerakan Harga CPO di Bursa Malaysia

Menurut data BMD, harga penutupan kontrak berjangka CPO untuk November 2024 mengalami penurunan sebesar 30 Ringgit Malaysia, sehingga mencapai 4.342 Ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, kontrak berjangka CPO untuk Desember 2024 juga melemah, turun 36 Ringgit Malaysia menjadi 4.299 Ringgit Malaysia per ton. Tren terkoreksi ini berlanjut ketika kontrak berjangka CPO untuk Januari 2025 terdepresiasi sebesar 33 Ringgit Malaysia menjadi 4.278 Ringgit Malaysia per ton, dan untuk Februari 2025, harga turun 35 Ringgit Malaysia menjadi 4.243 Ringgit Malaysia per ton.

Lebih lanjut, harga kontrak untuk Maret 2025 merosot 33 Ringgit Malaysia menjadi 4.207 Ringgit Malaysia per ton, dan untuk April 2025 turun sebanyak 33 Ringgit Malaysia menjadi 4.167 Ringgit Malaysia per ton.

Analisis Pelaku Pasar

David Ng, seorang trader minyak sawit, menyatakan bahwa pelemahan harga CPO sejalan dengan menurunnya harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBoT). “Kami melihat level support berada di 4.200 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.350 Ringgit Malaysia per ton,” ungkapnya, menyoroti indikasi teknis yang penting untuk diikuti oleh investor.

Sentimen Bearish di Pasar CPO

Sementara itu, sentimen bearish di pasar minyak sawit Malaysia diperkuat oleh keputusan Uni Eropa (UE) yang menunda implementasi Regulasi Deforestasi UE (EUDR) selama satu tahun. Anilkumar Bagani, Kepala Riset Komoditas Sunvin Group, menjelaskan bahwa penundaan ini menambah tekanan pada harga. “Sentimen pasar saat ini cenderung pesimis, terutama karena situasi kebijakan ini,” ujarnya.

Prospek Ekspor Minyak Sawit Malaysia

Meski ada penurunan harga, Bagani juga mencatat bahwa ekspor minyak sawit Malaysia untuk paruh pertama Oktober diperkirakan mengalami peningkatan dengan persentase dua digit. Data dari Asosiasi Pabrik Minyak Sawit Selatan (SPPOMA) menunjukkan bahwa produksi minyak sawit di pabrik-pabrik di semenanjung selatan mengalami penurunan sebesar 7,6% secara bulanan, yang berpotensi memengaruhi ketersediaan di pasar.

Bulan Harga CPO (Ringgit Malaysia/ton)
November 2024 4.342
Desember 2024 4.299
Januari 2025 4.278
Februari 2025 4.243
Maret 2025 4.207
April 2025 4.167

Kebijakan Tarif Ekspor

Dalam hal kebijakan tarif, pemerintah Malaysia mempertahankan tarif ekspor minyak sawit sebesar 8% untuk bulan November, sama seperti untuk bulan sebelumnya. Meskipun demikian, harga referensi telah direvisi menjadi 3.949,73 Ringgit Malaysia per ton, yang merupakan kenaikan dari 3.839,1 Ringgit Malaysia pada bulan Oktober. Ini menunjukkan bahwa meskipun pasar bergejolak, ada upaya untuk mengatur kondisi pasar dan menjaga daya saing produk minyak sawit Malaysia di pasar global.

Penutup

Pelemahan harga CPO yang terjadi di Bursa Malaysia saat ini mencerminkan situasi yang kompleks di pasar global, namun tetap menawarkan peluang untuk pengamatan. Pelaku pasar harus mencermati tren harga serta kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga internasional. Dalam konteks ini, analisis yang tepat dan respons cepat di pasar menjadi kunci untuk navigasi investasi yang sukses di sektor komoditas ini.