Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Emas Diprediksi Melonjak 27% pada 2024, Apa Penyebabnya?

Harga Emas Diprediksi Melonjak 27% pada 2024, Apa Penyebabnya?

by Intan Sari at 30 Dec 2024 17:21

Harga emas berkilau di sepanjang tahun 2024, didorong oleh kombinasi beberapa faktor yang merangsang minat global terhadap logam mulia ini. Beberapa di antaranya adalah suku bunga rendah, ketidakpastian geopolitik, serta pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh bank sentral di berbagai negara.

Kenaikan Harga Emas yang Signifikan

Menurut analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, emas diperkirakan akan menutup tahun 2024 dengan kenaikan mencapai 27%. Jika prediksi ini terwujud, maka ini akan menjadi pencapaian kinerja tahunan terbaik bagi emas sejak 2010. Lonjakan harga ini tidak terlepas dari rekor All Time High (ATH) yang telah dicapai emas, yakni US$2.786,19 pada 30 Oktober 2024.

Faktor Penyokong Kenaikan Harga Emas

Kenaikan harga emas ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Salah satu penyebab utama adalah pembelian masif oleh bank sentral, terutama di pasar negara berkembang. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, bank-bank sentral di seluruh dunia telah membeli lebih dari 1.500 ton emas per tahun.

Faktor Deskripsi
Pembelian Bank Sentral Bank sentral di berbagai negara berkembang menjadi pendorong utama harga emas dengan pembelian besar-besaran.
Ketidakpastian Geopolitik Konflik berkelanjutan, terutama antara Rusia dan Ukraina, menciptakan kebutuhan akan aset aman.
Kebijakan Moneter Longgar Bank sentral besar dunia cenderung mengadopsi suku bunga rendah, meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi.

Minat Investor Ritel yang Meningkat

Meskipun arus masuk ke Exchange-Traded Fund (ETF) emas stagnan di 2024, minat dari investor ritel diperkirakan akan meningkatkan potensi kenaikan harga emas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi beberapa tantangan, emas sebagai aset lindung nilai tetap mendapat perhatian dari para investor.

Cadangan Emas di Bank Sentral China

Salah satu faktor yang membuat prospek emas semakin cerah adalah cadangan emas Bank Sentral China (PBoC) yang hanya mencakup 5% dari total cadangannya. Angka ini jauh di bawah rata-rata cadangan emas bank sentral lainnya seperti Bank Sentral Eropa (ECB) yang mencapai 60% dan Federal Reserve yang mencapai 73%. Ini memberi ruang bagi PBoC untuk meningkatkan pembelian di masa depan.

Kebijakan Suku Bunga dan Inflasi

Kebijakan bank sentral terkait suku bunga yang direncanakan akan dipangkas pada tahun depan semakin menambah daya tarik emas. Data inflasi di AS yang moderat juga memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melakukan pelonggaran lebih lanjut terhadap kebijakan moneternya.

Sebagaimana diketahui, pemangkasan suku bunga cenderung memperkuat daya tarik emas, yang bersifat tanpa imbal hasil, di tengah meningkatnya risiko-geopolitik, termasuk konflik yang berkepanjangan.

Geopolitik dan Risiko Ekonomi Global

Isu-isu seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan yang belum mereda di Timur Tengah diprediksi akan terus menjadi faktor pendorong bagi harga emas. Di samping itu, kebijakan fiskal yang akan diterapkan oleh presiden terpilih AS, Donald Trump, diyakini dapat meningkatkan risiko terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global, makin menguatkan status emas sebagai aset aman.

Risiko Negatif yang Harus Diwaspadai

Salah satu risiko yang perlu diperhatikan adalah penguatan Indeks Dolar (DXY), yang sempat berada di atas level 108,00. Kondisi ini dapat membuat emas yang terdenominasi dolar menjadi lebih mahal untuk pemegang mata uang lain, berpotensi menekan permintaan emas di pasar internasional.

Analisis Pergerakan Harga Emas Selanjutnya

Menurut analisis Andy, jika melihat grafik candlestick dan indikator moving average, emas spot mungkin akan mengalami sedikit penurunan di awal tahun 2025. Meskipun demikian, peluang untuk menembus harga tertinggi sepanjang sejarah masih terbuka dengan target kenaikan yang diestimasikan mencapai US$3.000 per ons troi.

Selama harga emas tidak menyentuh level US$1.750 sepanjang tahun 2025, potensi untuk rebound dan mencapai US$3.000 akan terus ada. Hingga saat ini, harga emas spot berada di US$2.616 per ons troi, meskipun terkonfirmasi terjadi koreksi tipis sekitar 0,20% dibandingkan dengan penutupan sebelumnya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, dengan adanya berbagai faktor pendorong mengenai kenaikan harga emas, termasuk kebijakan suku bunga, ketidakpastian geopolitik, serta pembelian oleh bank sentral, diperkirakan harga emas akan terus mempertahankan daya tariknya sebagai investasi yang aman dalam zaman yang tidak menentu ini. Dengan potensi keuntungan yang cukup besar, emas masih tampak menjadi pilihan menarik bagi para investor.

Berita Lainnya