Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Emas Temukan Rekor Baru, Apa yang Menyebabkan Lonjakan Ini?

Harga Emas Temukan Rekor Baru, Apa yang Menyebabkan Lonjakan Ini?

by Gilang Permana at 18 Oct 2024 04:52

Harga emas kembali mencetak sejarah dengan menembus rekor tertinggi sepanjang masa yang baru pada Kamis (17/10/2024). Lonjakan ini tidak terlepas dari beberapa faktor utama yang menciptakan ketidakpastian di pasar global, khususnya menjelang pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat yang akan datang dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Situasi ini mendorong para investor untuk beralih ke emas sebagai aset safe haven.

Harga Emas Anjlok Melampaui Rekor Sebelumnya

Data terbaru menunjukkan harga emas spot meningkat sebesar 0,7% menjadi US$ 2.690,6 per ons, setelah sempat menembus level puncak di US$ 2.696,6. Kontrak berjangka emas AS juga mengalami penguatan, ditutup pada US$ 2.707,5, naik 0,6%. Sebelumnya, rekor tertinggi untuk harga emas terjadi pada 26 September lalu di level US$ 2.685,9.

Kenaikan Signifikan Sepanjang Tahun 2024

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak lebih dari 30%, melampaui rekor sebelumnya yang sudah ada. Kenaikan pesat ini dipicu oleh berbagai spekulasi mengenai pemangkasan suku bunga yang lebih lanjut oleh Federal Reserve (The Fed), setelah penurunan suku bunga setengah poin pada bulan lalu. Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang berlanjut semakin meningkatkan minat terhadap emas.

Faktor Penyebab Utama Lonjakan Harga Emas

Nitesh Shah, seorang ahli strategi komoditas di WisdomTree, menjelaskan bahwa situasi di Timur Tengah dan ketatnya persaingan dalam pemilihan presiden AS sangat memengaruhi kondisi pasar. "Kita menghadapi banyak ketidakpastian, dan emas sering menjadi pilihan utama di saat-saat seperti ini," ujarnya.

Berdasarkan survei terbaru dari London Bullion Market Association (LBMA), harga emas diperkirakan akan terus meningkat menuju angka US$ 2.941 per ons troy dalam waktu 12 bulan ke depan. Uptrend ini juga disebutkan oleh Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, yang mengatakan bahwa survei LBMA memperkirakan harga emas bisa mendekati USD 3.000 tahun depan.

Data Ekonomi Terbaru dan Dampaknya

Sebelum lonjakan harga emas baru-baru ini, data dari AS menunjukkan penjualan ritel yang meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan pada bulan September. Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS juga menunjukkan bahwa tingkat pengangguran turun secara tak terduga pekan lalu. Kedua laporan ini memberikan sinyal tentang kemungkinan kebijakan moneter yang lebih ketat, yang biasanya berdampak negatif bagi harga emas.

Perbandingan dengan Logam Mulia Lainnya

Sementara emas meroket, beberapa logam mulia lainnya memperlihatkan pergerakan yang berbeda. Harga perak justru turun 0,3% menjadi US$ 31,56 per ons, sedangkan platinum mengalami kenaikan tipis sebesar 0,1% menjadi US$ 994,00. Palladium, di sisi lain, melonjak 1,7% menjadi US$ 1.041. Hal ini menunjukkan bahwa investor lebih memilih emas sebagai pilihan utama di tengah ketidakpastian pasar.

Kesimpulan: Apa yang Dapat Diharapkan?

Dengan semua faktor yang berperan, para analis memprediksi bahwa harga emas akan tetap tinggi dalam jangka pendek, setidaknya hingga setelah pilpres AS dan ketegangan di Timur Tengah mereda. Para investor disarankan untuk tetap memantau situasi geopolitik dan kebijakan moneter yang akan datang, untuk mengantisipasi pergerakan harga emas di masa depan.