Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Minyak Dunia Turun Imbas Inflasi China yang Mengkhawatirkan

Harga Minyak Dunia Turun Imbas Inflasi China yang Mengkhawatirkan

by Gilang Permana at 14 Oct 2024 08:34

Harga minyak dunia tercatat turun sekitar 1,5% pada awal perdagangan di hari Senin, 14 Oktober 2024. Penurunan ini disebabkan oleh keluarnya data inflasi dari China dan kurangnya kejelasan terkait langkah stimulus ekonomi. Hal tersebut telah memicu kekhawatiran di kalangan para investor tentang permintaan minyak ke depan.

Data Harga Minyak Mentah

Mengacu pada laporan Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent mengalami penurunan sebesar US$1,26, atau sekitar 1,59%, sehingga kini berada pada level US$77,78 per barel. Di sisi lain, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) di AS juga mengalami penurunan yang serupa sebesar US$1,20, yang membawa harganya menjadi US$74,36 per barel.

Dampak Inflasi China Terhadap Pasar Energi

Kabar negatif dari China ini telah mengalahkan kekhawatiran pasar yang sebelumnya timbul akibat kemungkinan tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pada awal bulan ini, yang dapat memengaruhi produksi minyak di kawasan itu. Peringatan dari AS kepada Israel untuk tidak menargetkan infrastruktur energi Iran tampaknya tidak mengurangi kecemasan di pasar komoditas.

Data resmi yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa inflasi China hanya naik 0,4%, yang meleset dari ekspektasi para analis. Selain itu, indeks harga produsen China turun dengan laju tercepat dalam enam bulan, yakni mengalami penurunan sebesar 2,8% secara year on year. Ini menambah kekhawatiran bahwa perekonomian China yang sedang lesu dan membutuhkan stimulus yang lebih agresif.

Respons Pemerintah dan Harapan Stimulus

Dalam konferensi pers yang berlangsung bersamaan dengan rilis data inflasi tersebut, Kementerian Keuangan China dinyatakan gagal memberikan rincian konkret mengenai paket stimulus yang diam-diam diharapkan oleh pasar. Menurut Tony Sycamore, seorang market analyst dari IG, kurangnya langkah-langkah fiskal yang jelas untuk merangsang pertumbuhan dan menghidupkan kembali semangat konsumer di China sangat mencolok.

Beijing sebelumnya mengungkapkan niatnya untuk meningkatkan penerbitan utang, namun rincian lebih lanjut mengenai jumlah dana yang akan dikeluarkan belum terungkap, yang menambah ketidakpastian bagi investor.

Kondisi Pasokan Minyak di Timur Tengah

Sebelum penurunan harga baru-baru ini, kedua jenis harga minyak tersebut sempat mengalami kenaikan sebesar 1% pada pekan lalu, berkat pertimbangan investor mengenai kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah dan dampak Badai Milton terhadap permintaan BBM di AS.

Pemerintah AS telah memperluas sanksi-sanksi terhadap Iran pasca serangan sejumlah rudal yang terjadi pada 1 Oktober. Kebijakan ini berfokus pada armada pengangkut minyak ilegal yang beroperasi di seluruh dunia, dengan tujuan menghalangi distribusi minyak dari Iran.

Indikator Produksi Minyak di AS

Di pasar energi AS, muncul berita bahwa perusahaan-perusahaan energi berhasil menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam empat minggu. Menurut laporan dari Baker Hughes, jumlah rig yang beroperasi kini bertambah satu menjadi 586 rig selama minggu yang berakhir pada 11 Oktober.

Menariknya, meskipun ada peningkatan rig minyak dan gas, dampak Badai Milton memberikan efek sementara terhadap peningkatan permintaan jangka pendek di AS. Proses evakuasi penduduk akibat badai ini justru mendongkrak konsumsi bensin, meskipun prospek fundamental untuk permintaan minyak masih tampak lemah secara keseluruhan.

Performa Keuntungan Perusahaan Minyak

Perusahaan minyak besar, BP, baru-baru ini melaporkan penurunan laba kuartal ketiga sebesar $600 juta. Hal ini disebabkan oleh rendahnya margin penyulingan yang dipicu oleh perlambatan penggunaan minyak global. Runtuhnya harga dan lemahnya permintaan minyak di pasar global menjadi tantangan tersendiri bagi raksasa energi ini.

Kesimpulan

Penurunan harga minyak dunia yang terjadi saat ini menunjukkan betapa terpengaruhnya sektor energi global oleh kondisi ekonomi, terutama dari bahan baku utama seperti minyak mentah. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh inflasi di China dan ketidakhadiran langkah-langkah stimulus yang diperlukan menyiratkan bahwa pasar minyak mungkin akan terus bergejolak dalam waktu dekat. Investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan ini guna mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi di sektor energi.