Harga minyak dunia kembali menunjukkan pergerakan positif pada awal bulan Desember 2024. Kenaikan ini seiring dengan tanda-tanda pemulihan ekonomi di China yang masih berlangsung lambat. Pelaku pasar pun tengah menantikan pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis mendatang, yang diharapkan dapat memberikan arahan lebih lanjut mengenai kebijakan pasokan minyak global.
Harga Minyak Mentah Meningkat
Menurut laporan terbaru dari Bloomberg, harga minyak mentah jenis Brent terpantau naik sebesar 0,3% dan diperdagangkan pada level US$72,05 per barel pada Senin (2/12/2024). Sebelumnya, pada pekan lalu, harga minyak ini mengalami penurunan sebesar 3%. Di sisi lain, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga menguat sebesar 0,3%, mencapai level US$68,22 per barel.
Dampak Data Aktivitas Pabrik di China
Pergerakan harga minyak yang positif ini tidak terlepas dari data aktivitas pabrik di China yang menunjukkan peningkatan untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan November. Data tersebut menjadi indikasi adanya upaya pemulihan ekonomi di negara yang merupakan pengimpor minyak mentah terbesar di dunia ini. Pemulihan ekonomi China ini dipicu oleh gelontoran stimulus yang diumumkan pada akhir bulan September lalu.
Menanti Pertemuan OPEC+
Para trader dan investor kini tengah menantikan pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung di tengah ketidakpastian yang melanda pasar minyak global. Pertemuan ini sebelumnya ditunda selama empat hari, dan diharapkan memberikan petunjuk akan kebijakan masa depan terkait produksi minyak.
Secara luas, pelaku pasar memperkirakan bahwa OPEC+ kemungkinan besar akan menunda sedikit peningkatan produksi minyak untuk ketiga kalinya. Hal ini mengindikasikan usaha kelompok negara penghasil minyak tersebut untuk tetap menjaga harga minyak dalam kisaran stabil, meski ada tekanan dari berbagai aspek, termasuk geopolitik di wilayah Timur Tengah dan Rusia, serta prospek pemilihan presiden di Amerika Serikat.
Kondisi Pasar Minyak Global
Sejak pertengahan Oktober, harga minyak telah diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit, kurang dari US$6, menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar. Berbagai faktor seperti perkembangan geopolitik di Timur Tengah, dinamika harga minyak global, dan prospek ekonomi di China mempengaruhi pergerakan harga minyak.
Kepala strategi komoditas di ING Groep NV, Warren Patterson, mengatakan bahwa saat ini harga minyak sebagian besar masih berada dalam kisaran tersebut. “Tantangan yang dihadapi adalah mencari keseimbangan antara mendukung pasar dan membatasi kerugiannya dalam pangsa pasar,” ujarnya.
Geopolitik di Timur Tengah
Sementara itu, situasi di Timur Tengah juga turut berperan dalam pergerakan harga minyak. Gencatan senjata yang berlangsung antara Israel dan Hizbullah yang didukung oleh Iran tampaknya berhasil, meskipun keduanya saling melontarkan tuduhan mengenai pelanggaran kesepakatan gencatan senjata. Hal ini menciptakan suasana ketidakpastian yang dapat mempengaruhi pasar minyak.
Di sisi lain, Iran juga telah berjanji untuk memberikan bantuan kepada pemerintah Suriah setelah pemberontak berhasil merebut kota Aleppo, yang merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut. Perkembangan ini berpotensi menambah ketegangan politik dan militer di kawasan tersebut, yang bisa berdampak pada persepsi pasar terhadap kestabilan pasokan energi.
Kesimpulan
Pada saat pasar menunggu hasil dari pertemuan OPEC+, fluktuasi harga minyak menunjukkan respons yang dinamis terhadap perkembangan ekonomi dan geopolitik saat ini. Kenaikan harga minyak yang terjadi baru-baru ini dapat menjadi indikasi awal pemulihan yang belum sepenuhnya stabil. Pelaku pasar disarankan untuk terus memantau berita dan indikasi dari OPEC+ mengenai kebijakan produksi ke depan agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.