Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Minyak Naik Tipis, AS Kejar Cadangan Minyak Strategis

Harga Minyak Naik Tipis, AS Kejar Cadangan Minyak Strategis

by Budi Santoso at 29 Oct 2024 08:36

Harga minyak mentah mengalami sedikit kenaikan pada Selasa setelah sebelumnya mengalami penurunan tajam. Kenaikan ini didorong oleh rencana Amerika Serikat (AS) untuk membeli minyak guna mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis (SPR), di tengah pengawasan investor terhadap perkembangan situasi di Timur Tengah.

Pergerakan Harga Minyak Mentah

Melansir laporan terbaru, harga minyak mentah Brent naik sebesar 44 sen atau 0,6%, mencapai US$71,86 per barel pada pukul 0025 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan sebesar 45 sen atau 0,7%, menjadi US$67,83 per barel. Kedua kontrak ini sebelumnya turun drastis hingga 6% pada hari Senin lalu, yang merupakan penurunan terbesar dan mencapai level terendah sejak 1 Oktober.

Penyebab Kenaikan Harga

Kenaikan harga ini merupakan respons pasar terhadap pengumuman dari pemerintah AS mengenai rencana untuk membeli hingga 3 juta barel minyak untuk cadangan strategisnya hingga Mei tahun depan. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan stabilitas bagi pasar minyak meskipun ada pemangkasan anggaran untuk pembelian di masa mendatang tanpa persetujuan tambahan dari legislator.

Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, meramalkan bahwa meskipun situasi geopolitis di Timur Tengah masih berpotensi menimbulkan kekhawatiran, pasar tampaknya berharap akan adanya jeda sementara dalam serangan balasan antara Israel dan Iran. Ia menyatakan, “Rencana AS untuk mengisi kembali SPR memberikan sedikit dukungan pada pasar, namun tren penurunan kemungkinan akan berlanjut mengingat permintaan musim dingin untuk minyak tanah masih beberapa bulan lagi dan permintaan dari Tiongkok tetap lesu.”

Situasi Geopolitik di Timur Tengah

Situasi di Timur Tengah memegang peranan penting dalam fluktuasi harga minyak. Pada akhir pekan lalu, Israel melancarkan beberapa serangan udara yang menargetkan fasilitas rudal di sekitar Teheran dan beberapa lokasi di Iran barat. Jenis serangan ini tidak menyentuh infrastruktur minyak, yang sebelumnya dikhawatirkan bisa meningkatkankan ketegangan lebih jauh.

Walau demikian, ketegangan tetap tinggi, dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyatakan bahwa Iran akan “menggunakan semua cara yang tersedia” untuk menanggapi serangan Israel tersebut. Pernyataan ini menjadi sinyal bahwa situasi dapat berpotensi memicu konflik lebih jauh yang dapat mempengaruhi pasar minyak global.

Peringatan dari Amerika Serikat

AS juga memberikan peringatan kepada Iran melalui Dewan Keamanan PBB mengenai “konsekuensi berat” jika Iran mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Israel atau personel AS di wilayah Timur Tengah. Kehadiran militer AS di kawasan tersebut semakin ketat, dan terlihat jelas bahwa mereka berusaha untuk mencegah eskalasi lebih jauh dari konflik yang ada.

Data Pasokan Minyak di AS

Sementara itu, di dalam negeri, pasar minyak AS diperkirakan mengalami peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin pada minggu lalu, dibarengi dengan penurunan pada persediaan distilat. Survei awal yang dilakukan Reuters menunjukkan bahwa grup industri American Petroleum Institute dijadwalkan akan merilis laporan mingguan pada hari Selasa, sementara Badan Informasi Energi, bagian dari Departemen Energi AS, dilaporkan akan merilis datanya pada hari Rabu.

Kesimpulan

Dengan sejumlah faktor yang memengaruhi pasar minyak global, baik internal (AS) maupun eksternal (Timur Tengah), investor diharapkan tetap waspada. Kebijakan AS yang berfokus pada pengisian kembali Cadangan Minyak Strategis dapat memberikan sedikit angin segar, namun tantangan dari permintaan yang lesu dan ketegangan geopolitik tidak dapat diabaikan. Memantau perkembangan ini sangat penting bagi pelaku pasar dalam membuat keputusan yang tepat.