Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Ketidakpastian Timur Tengah

Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Ketidakpastian Timur Tengah

by Citra Maharani at 09 Oct 2024 14:32

Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Ketegangan Geopolitik

Harga minyak mentah mengalami kenaikan tipis pada Rabu (9/10), seiring dengan perkembangan situasi di Timur Tengah yang masih memicu ketidakpastian di pasar. Harga minyak mentah Brent tercatat naik 45 sen atau 0,6% menjadi US$77,63 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat 33 sen menjadi US$73,90 per barel.

Kenaikan ini terjadi setelah harga sebelumnya merosot lebih dari 4% akibat potensi gencatan senjata yang masih diperdebatkan antara Hezbollah dan Israel. Namun, pasar tetap waspada terhadap kemungkinan serangan Israel yang dapat mempengaruhi infrastruktur minyak Iran.

Sentimen Pasar Dipengaruhi oleh Ketegangan Geopolitik

Priyanka Sachdeva, analis senior di Phillip Nova, menyatakan bahwa “ketidakpastian di Timur Tengah yang terus bergerak antara pembicaraan gencatan senjata dan eskalasi serangan lebih lanjut telah membuat investor teralihkan dari fundamental pasar sebenarnya.” Ketegangan yang dimulai sejak Iran meluncurkan serangan rudal terhadap Israel pada 1 Oktober memicu reaksi di pasar dengan reli harga minyak hingga mencapai kenaikan 8% dalam sepekan terakhir.

Situasi lebih rumit dengan pernyataan wakil pemimpin Hezbollah, Naim Qassem, yang dalam pidato televisinya mendukung upaya gencatan senjata. Ini bisa jadi pertanda bahwa situasi di Gaza dan Lebanon tetap menjadi perhatian global.

Dampak Kebijakan Fiskal China terhadap Permintaan Minyak

Di sisi lainnya, jangka panjang permintaan minyak akan dipengaruhi oleh rencana stimulus fiskal yang akan diumumkan oleh Kementerian Keuangan China pada Sabtu (12/10). Pasar sangat menantikan langkah-langkah yang mungkin diambil Beijing untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang mengalami kelesuan. Sebelumnya, konferensi pers dari perencana negara China pada Selasa mengecewakan investor, karena tidak ada stimulus besar yang diumumkan.

Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA, memperkirakan bahwa pola perdagangan minyak dalam jangka pendek akan cenderung sideways. WTI diyakini akan bergerak dalam kisaran US$73,15 hingga US$78,30 per barel, menunggu berita mengenai langkah-langkah stimulus baru dari China serta perkembangan terbaru di Timur Tengah.

Data Permintaan dan Stok Minyak di AS

Data terbaru mengenai persediaan minyak mentah di AS menunjukkan adanya kenaikan hampir 11 juta barel pekan lalu, jauh melebihi prediksi para analis. Sebaliknya, stok bahan bakar mengalami penurunan. Kenaikan persediaan ini tentu akan memberikan tekanan tambahan pada harga minyak, ditambah dengan proyeksi yang lebih lemah untuk permintaan minyak global.

Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa lalu bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024 sebesar 20.000 barel per hari, menjadi 103,1 juta barel per hari. Ini dipicu oleh produksi industri yang lebih lemah serta pertumbuhan manufaktur yang stagnan di AS dan China.

Penutup

Kenaikan harga minyak yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan dari sisi fundamental, ketegangan geopolitik dan rencana stimulus fiskal tetap menjadi pendorong utama pergerakan harga minyak. Investor akan terus memantau perkembangan di Timur Tengah serta kebijakan fiskal China untuk menentukan arah perdagangan minyak dalam waktu dekat.