Harga minyak berusaha rebound pada perdagangan Rabu (16/10) pagi, setelah mengalami koreksi yang cukup signifikan pada hari sebelumnya. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2024 di New York Mercantile Exchange tercatat naik sebesar 0,69% menjadi US$ 71,07 per barel, dibandingkan dengan harga sebelumnya yang berada di US$ 70,58 per barel. Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak mengalami penurunan lebih dari 4% ke level terendah dalam hampir dua minggu.
Pengaruh Geopolitik Terhadap Harga Minyak
Kemerosotan harga yang terjadi sangat dipengaruhi oleh prospek permintaan minyak yang tampak melemah. Menurut laporan, kabar mengenai keputusan Israel untuk tidak menyerang situs nuklir dan fasilitas minyak di Iran berkontribusi pada pengurangan ketegangan geopolitik, sehingga mengurangi faktor risiko pada pasokan minyak. Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, menyatakan bahwa saat ini fokus pasar tidak lagi pada kelangkaan pasokan, melainkan pada risiko yang dapat memengaruhi pasokan dan permintaan di masa mendatang.
Reaksi Pasar Terhadap Kabar Terkini
Sejak awal minggu, baik harga Brent maupun WTI telah turun sekitar $5, yang hampir menghapus semua keuntungan yang diperoleh setelah investor khawatir bahwa Israel akan menyerang fasilitas energi di Iran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam interaksinya dengan Amerika Serikat, menegaskan bahwa Israel hanya akan menyerang target-target militer Iran tanpa memfokuskan pada fasilitas nuklir atau minyak.
Perkiraan Pertumbuhan Permintaan Global
Di sisi lain, laporan terbaru dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa telah terjadi penyesuaian terhadap proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024. Khususnya, China menjadi penyumbang utama penurunan dalam prospek tersebut. OPEC diperkirakan akan meningkatkan permintaan global yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan IEA, namun demikian, sejumlah pakar mengakui bahwa penyesuaian ini merupakan pengakuan atas kenyataan di lapangan. John Evans dari pialang minyak PVM menekankan hal ini dengan menyatakan bahwa penyesuaian yang lebih rendah mencerminkan kondisi pasar yang lebih realistis.
OPEC+ dan Rencana Produksi Mendatang
OPEC dan sekutunya, yang dikenal dengan istilah OPEC+, sedang mempertimbangkan rencana produksi mereka untuk akhir tahun ini. Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, memberikan analisis bahwa OPEC+ cenderung akan menunda setiap rencana untuk meningkatkan produksi di akhir tahun. Hal ini sebagai langkah untuk menyesuaikan diri dengan dinamika permintaan yang lebih rendah.
Pola Pergerakan Harga Minyak
Berikut ini adalah gambaran pergerakan harga minyak dalam beberapa hari terakhir:
Tanggal | Harga WTI (US$ per barel) | Perubahan (%) |
---|---|---|
15/10/2023 | 70,58 | -4,01 |
16/10/2023 | 71,07 | +0,69 |
Dengan pola pergerakan harga yang fluktuatif, pelaku pasar diharapkan dapat menganalisa lebih jauh faktor-faktor yang memengaruhi harga minyak, baik dari segi geopolitik, permintaan, maupun produksi yang akan datang. Adanya ketidakpastian juga dapat memicu spekulasi di pasar, yang sering kali membuat harga bergerak lebih dramatis daripada fundamental yang ada.
Akhir Kata
Harga minyak saat ini menunjukan volatilitas yang tinggi akibat faktor-faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi. Investor dan pelaku industri diharapkan untuk terus memantau situasi ini agar dapat membuat keputusan yang lebih informasi. Terutama menjelang akhir tahun, di mana perubahan pada kebijakan OPEC+ dapat sangat memengaruhi pasokan dan, pada akhirnya, harga minyak global.