Harga minyak berusaha rebound pada perdagangan Kamis (17/10) pagi. Pukul 06.05 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2024 di New York Mercantile Exchange mencatatkan posisi di US$ 70,68 per barel, naik 0,41% dari sehari sebelumnya yang terdaftar di US$ 70,39 per barel.
Rebound harga minyak ini menunjukkan stabilitas di level US$ 70 per barel, seiring para pedagang terus memantau prospek tahun depan dan risiko eskalasi yang terjadi di Timur Tengah. Kekhawatiran mendalam mengenai konflik yang berkepanjangan antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran, Hizbullah, menjadi faktor pendorong utama bagi pergerakan harga ini.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak
Mengutip informasi dari Reuters, ketegangan politik di kawasan kini menjadi pusat perhatian. Di sisi lain, pembatasan pasokan yang telah diterapkan oleh OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, dikenal sebagai OPEC+, juga tetap berlaku hingga Desember. Selama periode ini, beberapa anggota OPEC diperkirakan akan mulai mengakhiri satu lapisan pemotongan produksi yang berkepanjangan.
Proyeksi dari OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) terbaru menunjukkan adanya pemangkasan pada perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun 2024. Terutama, Tiongkok menjadi penyumbang utama untuk penurunan tersebut. IEA sendiri memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan mencapai puncaknya sebelum tahun 2030, dengan angka kurang dari 102 juta barel per hari, yang kemudian diperkirakan mengalami penurunan menjadi 99 juta barel per hari pada tahun 2035.
Intervensi Ekonomi di China
Meski pemerintah Tiongkok berencana untuk mengumpulkan tambahan 6 triliun yuan ($850 miliar) dari obligasi khusus dalam usaha untuk merangsang ekonomi yang lesu, upaya tersebut sejauh ini belum memberikan banyak efek positif terhadap harga minyak.
Sementara itu, berita ekonomi positif dari Amerika Serikat dan Eropa berhasil membantu membatasi penurunan harga minyak yang dicatat pada hari Rabu, memberikan sinyal bahwa masih ada beberapa harapan untuk pemulihan di pasar energi global.
Pemantauan Berkelanjutan Terhadap Pasar Energi
Dalam konteks yang lebih luas, keputusan OPEC+ untuk mempertahankan kebijakan pemotongan produksi hingga akhir tahun diharapkan dapat membantu mendukung harga minyak. Namun, dengan adanya ketidakpastian geopolitik, pasar tetap dalam situasi yang rentan terhadap fluktuasi harga. Pedagang dan investor di seluruh dunia terus memantau perkembangan situasi, sembari berusaha memprediksi arah pasar di masa yang akan datang.
Prospek Masa Depan
Melihat ke depan, proyeksi untuk harga minyak tetap bervariasi. Pemulihan ekonomi global pasca-pandemi masih menunjukkan tanda-tanda ketidakpastian, dan bagaimana negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat menanggapi krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah akan menjadi kunci untuk memengaruhi harga minyak dunia.
Dengan potensi konflik yang dapat meningkat di suatu saat, para analis memperingatkan bahwa potensi lonjakan harga minyak harus dipertimbangkan. Meskipun saat ini terlihat stabil, situasi dapat berubah dengan cepat, tergantung pada dinamika politik yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Tabel Pergerakan Harga Minyak WTI
Tanggal | Harga per barel (US$) | Perubahan |
---|---|---|
16 Oktober 2024 | 70,39 | - |
17 Oktober 2024 | 70,68 | +0,41% |
Kesimpulannya, para pelaku pasar harus tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat memengaruhi harga minyak di masa mendatang. Situasi di Timur Tengah dan kebijakan produksi OPEC+ akan terus menjadi sorotan dalam menentukan arah pasar minyak global.