Harga minyak diperdagangkan stabil pada Kamis (17/10). Para investor terus mencermati perkembangan di Timur Tengah, rincian lebih lanjut tentang rencana stimulus China, dan menunggu rilis data resmi inventori minyak AS.
Kondisi Pasar Minyak
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent tercatat turun 4 sen menjadi US$74,18 per barel pada pukul 06.48 GMT. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) asal AS juga mengalami penurunan sebesar 2 sen, sehingga berada di level US$70,37 per barel. Kedua tolok ukur ini telah ditutup turun pada hari Rabu, mencapai level terendah sejak 2 Oktober untuk dua hari berturut-turut.
Mengacu pada data pasar, minyak telah mengalami penurunan sekitar 6-7% dalam minggu ini setelah OPEC dan Badan Energi Internasional (IEA) memangkas proyeksi permintaan untuk tahun 2024 dan 2025. Penurunan harga ini menunjukkan bagaimana ketidakpastian dalam pasar dapat mempengaruhi nilai dari komoditas yang sangat strategis ini.
Faktor Pengaruh Harga Minyak
Beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga minyak saat ini antara lain:
- Konflik di Timur Tengah: Meredanya kekhawatiran terkait serangan balasan Israel terhadap Iran dapat mengurangi risiko gangguan pasokan minyak, namun, ketidakpastian masih tetap ada terkait situasi di kawasan tersebut.
- Paket Stimulus China: Para analis, termasuk Tony Sycamore dari IG, menerangkan bahwa mereka menunggu rincian lebih lanjut dari paket stimulus fiskal yang akan diluncurkan oleh pemerintah China, yang dapat mempengaruhi permintaan minyak global.
- Data Inventori AS: Investor juga menanti data inventori minyak yang dijadwalkan akan dirilis oleh Administrasi Informasi Energi (EIA) pada hari Kamis. Data ini diperkirakan akan memberikan gambaran lebih baik tentang pasokan dan permintaan minyak di pasar.
Proyeksi dan Harapan ke Depan
Di tengah dinamika pasar yang tidak menentu, proyeksi permintaan untuk beberapa tahun ke depan menjadi sorotan utama. Setelah OPEC dan IEA memangkas proyeksi permintaan, risiko penurunan lebih jauh masih ada. Kabar baiknya, jika stimulus dari China berhasil diluncurkan dengan baik, hal ini bisa mendorong kembali permintaan global.
“Kami menunggu dua hal, pertama adalah rincian paket stimulus fiskal dari China dan kedua, respons Israel terhadap serangan baru-baru ini oleh Iran,” ungkap Sycamore. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya kedua faktor ini bagi arah pasar minyak ke depan.
Kesimpulan
Stabilitas harga minyak pada Kamis mencerminkan ketidakpastian yang dihadapi oleh para investor di tengah tekanan dari proyeksi permintaan yang dipangkas dan situasi geopolitik yang tidak menentu. Investor diharapkan tetap waspada dan terus mengikuti rilis data penting serta perkembangan di Timur Tengah dan strategi ekonomi China.