Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Minyak Tertekan, Konflik Timur Tengah Berikan Harapan

Harga Minyak Tertekan, Konflik Timur Tengah Berikan Harapan

by Budi Santoso at 14 Oct 2024 12:14

Harga minyak global mulai mengalami pelemahan di perdagangan awal pekan ini, Senin (14/10). Penurunan harga ini sebagian besar disebabkan oleh sinyal deflasi yang terlihat dalam pertumbuhan ekonomi China, yang menimbulkan kekhawatiran akan dampak negatif bagi permintaan minyak global. Di sisi lain, ketegangan yang terus berlanjut di Timur Tengah menjadi faktor yang dapat mengangkat harga minyak kembali.

Pergerakan Harga Minyak WTI

Menurut data yang dirilis oleh Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2024 tercatat di angka US$ 74,64 per barel, turun sebesar 1,22% dibandingkan dengan akhir pekan lalu yang berada pada level US$ 75,56 per barel. Penurunan harga ini mengindikasikan adanya tantangan baru bagi industri minyak global, terutama ditengah kondisi ketidakpastian pasar.

Dampak Deflasi di China

Research and Development ICDX, Yoga Girta, menjelaskan bahwa data ekonomi terbaru dari China menunjukkan adanya tekanan deflasi yang signifikan. Indeks Harga Konsumen di China menunjukkan perlambatan yang mengejutkan, dengan kenaikan hanya sebesar 0,4% pada bulan September, yang merupakan pertumbuhan terendah dalam tiga bulan terakhir. Di sisi lain, Indeks Harga Produsen turun sebesar 2,8%, yang merupakan penurunan tercepat dalam enam bulan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pemulihan pertumbuhan ekonomi di China mungkin tidak secepat yang diharapkan. Menteri Keuangan China, Lan Fo an, juga mengumumkan pada hari Sabtu bahwa pemerintah akan menerbitkan utang tambahan untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi masalah utang mereka. Meskipun langkah ini diambil untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, Fo an tidak merinci besaran paket stimulus yang akan diluncurkan.

Ketidakpastian Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan

Yoga menambahkan bahwa ketidakpastian dalam mengukur proyeksi pertumbuhan jangka pendek semakin meningkat, apalagi menjelang pertemuan legislatif China yang diharapkan akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini tentu berdampak pada sentimen pasar terhadap minyak dan dapat berkontribusi terhadap penurunan harga lebih lanjut jika tidak ada kabar positif dari lapangan.

Konflik di Timur Tengah sebagai Katalis Positif

Meski harga minyak mengalami penurunan, konflik yang terus-menerus di Timur Tengah dapat memberikan sentimen positif bagi harga minyak. Pada hari Minggu (13/10), Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengingatkan bahwa pengiriman pasukan Amerika Serikat untuk mengoperasikan sistem rudal di Israel hanya akan membahayakan nyawa tentara AS yang dikerahkan di wilayah tersebut. Peringatan itu muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana pengiriman pasukannya ke Israel.

Di sisi lain, pasukan militer Israel baru-baru ini menerobos gerbang pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, di Lebanon Selatan. Kejadian ini menambah kompleksitas situasi di kawasan tersebut dan dapat memberikan dampak langsung pada pasokan minyak jika konflik meningkat menjadi sesuatu yang lebih serius.

Proyeksi Harga Minyak ke Depan

Dari sudut pandang teknis, Yoga berharap harga minyak tidak akan turun secara drastis. Dia memperkirakan bahwa jika harga minyak menghadapi tekanan negatif, harga minyak bisa jatuh ke level support berikutnya di US$ 73 per barel. Namun, bila situasi mendukung, harga bisa kembali mendekati resistance di level US$ 77 per barel.

Kondisi saat ini di pasar minyak mencerminkan bagaimana berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi, politik, dan geopolitik saling mempengaruhi satu sama lain. Investor harus tetap waspada dalam mengikuti perkembangan terbaru untuk mengambil keputusan investasi yang tepat di sektor yang sangat dinamis ini.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, harga minyak sedang berada di posisi yang rawan dengan adanya berbagai tantangan seperti deflasi di China dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Respons cepat dari masing-masing negara dalam menghadapi kondisi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar minyak global ke depannya. Bagi para investor, penting untuk terus memantau dinamika ini agar dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam investasi yang mereka lakukan.