Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Harga Tembaga Rebound, Harapan Stimulus China Menguat

Harga Tembaga Rebound, Harapan Stimulus China Menguat

by Dika Saputra at 16 Oct 2024 17:25

Kemarin, pasar logam dunia menunjukkan tanda-tanda stabilitas yang menggembirakan bagi investor dan pelaku industri, terutama dalam harga tembaga. Pada Rabu, 16 Oktober, harga tembaga terpantau mengalami rebound sebesar 1%, mencapai level US$9.624 per ton di London Metal Exchange (LME). Lonjakan ini terjadi setelah harga tembaga sempat terpuruk dan menyentuh level terendah dalam tiga minggu sebelumnya. Sejumlah analis dan pelaku pasar memandang pergerakan harga ini sebagai sinyal positif, apalagi di tengah harapan akan lebih banyak dukungan dari pemerintah China untuk sektor properti yang saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan.

Pasar Berusaha Membangun Dukungan

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, menjelaskan bahwa pasar kini berusaha untuk membangun dukungan di sekitar angka US$9.500, yang dianggap sebagai level dukungan baik secara teknis maupun psikologis. "Dampak dari inisiatif China terhadap pasar sangat penting untuk ditelaah, dan langkah-langkah seperti penurunan suku bunga diharapkan dapat memberikan stabilitas bagi harga tembaga," ujarnya.

Short-Covering Menjelang Konferensi Pers

Tindakan short-covering oleh beberapa trader juga turut berkontribusi pada rebound harga ini. Trader terus memantau perkembangan terbaru menjelang konferensi pers mengenai sektor properti di China yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 17 Oktober. Ketidakpastian seputar kebijakan stimulus yang akan diambil oleh pemerintah China menjadi fokus utama pasar.

Stimulus Ekonomi China di Tengah Penurunan Harga

Di akhir September, harga logam mengalami lonjakan setelah pemerintah China menjanjikan langkah-langkah stimulus yang kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, setelahnya pasar kembali mengalami penurunan. "Pengumuman lanjutan dari China kurang memberi rincian yang cukup detail, yang mengecewakan banyak investor dan pelaku pasar," kata Hansen.

Kongres Rakyat Nasional Jadi Acuan

Lebih banyak informasi tentang langkah-langkah stimulus China diperkirakan akan diungkapkan pada Kongres Rakyat Nasional yang akan berlangsung pada akhir bulan Oktober. Pihak pasar sepertinya mengharapkan adanya kejelasan dari langkah-langkah yang akan diambil, mengingat ketidakpastian ini cukup berpengaruh terhadap harga komoditas, termasuk tembaga. Penantian ini membuat trader cenderung bersikap berhati-hati dalam mengambil posisi.

Pergerakan Logam Lainnya

Sementara itu, di pasar logam lainnya, nikel menjadi satu-satunya logam yang menunjukkan penurunan. Harga nikel mengalami kemerosotan sebesar 0,2% menjadi US$17.395 setelah meraih level terendah dalam lebih dari dua minggu di angka US$17.250. Ini berbanding terbalik dengan logam lainnya yang mengalami kenaikan, di antaranya aluminium yang meningkat 1,2% menjadi US$2.600 per ton dan seng yang naik 0,9% menjadi US$3.081. Timah juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan harga 0,9%, mencapai US$32.690.

Stok yang Terus Menumpuk di Pasar

Di luar pergerakan harga yang positif, data mengenai stok di LME menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Stok tembaga terus menumpuk, dengan lonjakan yang mencapai 40% sejak awal Juli, yang kini telah mencapai level tertinggi sejak November 2021. Lonjakan stok ini mencerminkan surplus di pasar, yang bisa menjadi indikasi lain bagi investor untuk berhati-hati.

Kesimpulan dan Prospek ke Depan

Secara keseluruhan, pasar logam, khususnya tembaga, kini berada dalam fase yang cukup dinamis. Meski ada harapan akan adanya dukungan dari pemerintah China, ketidakpastian mengenai detail stimulus masih membayangi pergerakan harga. Kejelasan informasi yang akan diberikan pada Kongres Rakyat Nasional nanti diharapkan mampu memberikan arah yang lebih pasti bagi pasar. Investor dan trader disarankan untuk terus memantau perkembangan terbaru dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, mengingat risiko yang ada.

Dengan segala fluktuasi ini, penting bagi pelaku pasar untuk menyiapkan strategi yang baik agar tetap bisa meraih keuntungan di tengah ketidakpastian yang ada. Harapan akan pemulihan sektor properti di China mungkin menjadi penopang bagi harga tembaga, tetapi keputusan yang tepat sangat diperlukan agar investasi tetap aman dan menguntungkan.