Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Menguat Tipis, Tapi Transaksi Harian Justru Anjlok

by Intan Sari at 23 Nov 2024 05:51

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil menutup pekan ini dengan sedikit penguatan, namun larut dalam kondisi yang lebih kompleks terkait aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada periode 18 hingga 22 November 2024, IHSG menguat tipis sebesar 0,48% ke level 7.195,56 dari 7.161,25 pada pekan sebelumnya. Meskipun demikian, kondisi pasar menunjukkan penurunan yang signifikan dalam aktivitas transaksi.

Analisis Pergerakan IHSG

P.H Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Aulia Noviana Utami Putri, mencatat bahwa meskipun IHSG menunjukkan penguatan, namun pada saat yang sama, kapitalisasi pasar Bursa tercatat mengalami penurunan sebesar 0,08% menjadi Rp12.053 triliun dari Rp12.063 triliun pada pekan lalu.

Satu hal yang cukup mencolok adalah penurunan signifikan pada rata-rata nilai transaksi harian yang anjlok 19,17% menjadi Rp9,93 triliun dari Rp12,29 triliun. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian juga melemah hingga 37,82%, turun menjadi 19,89 miliar lembar dari 31,99 miliar lembar pada penutupan pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga menunjukkan penurunan sekitar 13,80%, dari 1,28 juta kali menjadi 1,10 juta kali transaksi.

Investor Asing dan Aktivitas Penerbitan Obligasi

Pada akhir pekan ini, tepatnya pada Jumat (22/11/2024), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp353,68 miliar. Namun, meskipun ada penarikan dari investor asing, sepanjang tahun 2024, catatan menunjukkan bahwa mereka masih mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp25,46 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun ada fluktuasi jangka pendek di pasar, tren investasi asing mungkin masih bersifat positif.

Penerbitan Obligasi di Bursa

Pada pekan ini, PT Mandiri Tunas Finance melakukan penerbitan obligasi yang cukup signifikan, yaitu Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap IV Tahun 2024 yang diluncurkan pada Rabu (20/11/2024). Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menunjukkan obligasi ini mendapatkan peringkat AAA (Triple A), yang menunjukkan kualitas obligasi yang tinggi serta kepercayaan yang kuat dari pasar.

Selain itu, pada hari yang sama, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga mencatatkan dua produk pembiayaan baru berupa Obligasi Berkelanjutan II Kereta Api Indonesia Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Kereta Api Indonesia Tahap I Tahun 2024. Pemeringkatan yang diberikan oleh PEFINDO untuk dua produk ini masing-masing adalah idA (Triple A) dan idA (Triple A) Syariah, yang menunjukkan prospek yang baik bagi invetasi syariah.

Statistik Emisi Obligasi dan Sukuk di BEI

Dengan pencatatan jelas di BEI, total emisi obligasi dan sukuk yang berhasil tercatat sepanjang tahun 2024 mencapai 124 emisi dari 65 emiten, dengan total nilai Rp115,74 triliun. Saat ini, total emisi obligasi dan sukuk di BEI mencapai 592 emisi dengan nilai nominal outstanding yang tercatat mencapai Rp469,02 triliun dan USD86,0163 juta. Tak hanya itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI juga menunjukkan angka signifikan dengan jumlah mencapai 191 seri dan nilai nominal sebesar Rp6.035,71 triliun serta USD502,10 juta.

Di samping itu, di BEI juga tercatat sebanyak 8 emisi EBA dengan nilai Rp2,70 triliun, menambah variasi instrumen investasi yang tersedia bagi para investor. Data dan statistik ini terlihat memberikan gambaran yang jelas tentang dinamika pasar dan pilihan investasi yang bisa diambil oleh pelaku pasar, terlebih dalam situasi perubahan kondisi ekonomi global yang cukup berpengaruh.

Menjelang akhir tahun 2024, pasar saham dan obligasi di Indonesia menunjukkan tantangan dan peluang yang seimbang. Investor perlu terus memantau pergerakan IHSG serta aktivitas transaksi untuk merumuskan keputusan investasi yang tepat, mengingat situasi makroekonomi yang terus berkembang.