Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

IHSG Tembus 7.600 Didukung Surplus Neraca Perdagangan

IHSG Tembus 7.600 Didukung Surplus Neraca Perdagangan

by Intan Sari at 15 Oct 2024 12:26

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan performa positif pada sesi I perdagangan hari ini, Selasa (15/10/2024). IHSG berhasil menembus level 7.600, ditopang oleh rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus pada September 2024. Pergerakan IHSG yang menguat ini mencerminkan optimisme pasar terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Data Perdagangan Mendorong Penguatan IHSG

Berdasarkan informasi dari Bursa Efek Indonesia, hingga pukul 12.00 WIB, IHSG tercatat naik sebesar 44,2 poin atau 0,58%, mencapai posisi 7.603,86. Dalam sesi perdagangan ini, IHSG bergerak di rentang antara 7.573,45 hingga 7.625,58. Sebanyak 282 saham mengalami penguatan, sementara 239 saham mengalami penurunan, dan 268 saham stagnan.

Penguatan IHSG dipicu oleh performa saham-saham big caps, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang meningkat 0,82% ke level Rp4.940, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 1,44% ke Rp7.025, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang menguat 1,72% ke Rp2.950 per saham. Keberhasilan ini menunjukkan ketahanan sektor perbankan yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Saham Sektor Tambang Menguat Signifikan

Tidak hanya itu, saham dari emiten tambang logam juga menunjukkan performa yang sangat mengesankan. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) melesat hingga 6,57% dan berada di level Rp292 per saham, sedangkan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) naik 2,12% ke level Rp9.650. Kenaikan ini memberikan sinyal positif bagi sektor tambang yang diharapkan bisa terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pergerakan Saham Lainnya

Di sisi lain, beberapa saham mencatatkan penurunan, antara lain PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang turun 1,12% ke Rp6.625, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) terkoreksi 1,54% ke level Rp64, dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang merosot 2,15% ke Rp1.595 per saham. Penurunan ini menunjukkan volatilitas di pasar yang harus diwaspadai oleh investor.

Neraca Perdagangan yang Positif

Data ekonomi yang dirilis pada hari ini, yaitu neraca perdagangan Indonesia, menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Surplus neraca dagang Indonesia tercatat mencapai US$3,26 miliar pada September 2024, melanjutkan tren positif selama 53 bulan berturut-turut. Ini adalah kabar baik bagi investor yang menantikan berita positif dari sektor perdagangan.

Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, menjelaskan bahwa dengan surplus tersebut, neraca dagang terus menunjukkan tren yang konstruktif sejak Mei 2020. Dengan ekspor yang mencapai US$22,08 miliar dan total nilai impor sebesar US$18,82 miliar—yang mengalami penurunan 8,91% dari bulan sebelumnya—ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global.

Surplus Neraca Dagang Sepanjang Tahun 2024

Secara kumulatif, surplus neraca dagang Indonesia dari Januari hingga September 2024 mencapai US$21,98 miliar, dengan ekspor sebesar US$192,85 miliar dan impor senilai US$170,87 miliar. Surplus ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap berpotensi dalam menjaga pertumbuhannya meskipun menghadapi berbagai tantangan global.

Dalam menghadapi aspek-aspek sosial dan ekonomi, perkembangan ini patut dicermati oleh para pelaku pasar dan investor. Kesigapan pemerintah dalam menyusun kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi, termasuk dalam hal perdagangan internasional dan investasi, menjadi kunci untuk terus mengoptimalkan potensi surplus neraca dagang ke depan.

Sentimen Pasar Ke Depan

Dari hasil perdagangan hari ini, terlihat bahwa pasar menyambut positif rilis data ekonomi yang menunjukkan surplus neraca perdagangan. Meski demikian, investor harus tetap waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi arus investasi di Indonesia. Proses penyusunan kabinet Prabowo-Gibran yang tengah berlangsung juga menjadi perhatian para investor, karena hal ini akan berdampak pada kebijakan ekonomi dan investasi di masa mendatang.

Dengan tetap mempertahankan tren surplus neraca perdagangan dan menguatnya IHSG, diharapkan bahwa kondisi pasar keuangan Indonesia akan semakin stabil. Namun, diperlukan langkah strategis dari semua pihak untuk memaksimalkan potensi yang ada agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berlanjut secara berkelanjutan.