Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur perdagangan digital yang diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif, agile, dan berkelanjutan. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menekankan hal ini dalam Dialog Pemimpin APEC dengan Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC), di mana Indonesia berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan pasar kredit karbon di kawasan Asia-Pasifik.
Komitmen Indonesia dalam Perdagangan Digital
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Budi Santoso, yang mewakili Presiden Prabowo Subianto, menyatakan bahwa dukungan terhadap perdagangan digital akan terus berlanjut melalui proses digitalisasi. Ini mencakup fasilitasi perdagangan serta pengembangan infrastruktur digital yang memadai. "Kami memandang pentingnya pasar kredit karbon yang saling terhubung di kawasan Asia-Pasifik untuk mendukung transisi energi bersih yang berkeadilan bukan hanya bagi kawasan tetapi juga untuk Indonesia," ujarnya.
Rekomendasi ABAC dan Inovasi Pembiayaan
Forum dialog tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi dari ABAC, antara lain Innovative Funding Instrument melalui Currency Basket Indexed-Bonds, pengembangan Interoperable Carbon Credit Markets, dan Trade Digitalization Digital Infrastructure. Mendag menyampaikan perlunya melakukan elaborasi terkait inovasi pembiayaan agar dapat diakses oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Peluang Indonesia dalam Bursa Karbon
Dalam menghitung potensi Indonesia, Mendag mengungkap bahwa jumlah kredit karbon yang dimiliki Indonesia mencapai 577 juta ton karbon. Oleh karena itu, optimasi dan interoperabilitas bursa perdagangan karbon di tingkat regional merupakan langkah yang diperlukan untuk mendatangkan manfaat lebih besar.
Optimisme Investor Terhadap Indonesia
Para perwakilan dunia usaha juga menyampaikan optimismenya, menganggap Indonesia sebagai negara yang sangat potensial dan menarik bagi investor. Kinerja Indonesia dalam pengurangan emisi menjadi salah satu alasan. Target pengurangan emisi domestik sebesar 31,89 persen dan 43,2 persen melalui kolaborasi internasional menunjukkan keseriusan untuk menjawab tantangan perubahan iklim. Di sisi kehutanan, Indonesia telah berhasil mengurangi tingkat kebakaran hutan hingga 82 persen dan membuktikan bahwa deforestasi mencapai angka terendah dalam dua dekade terakhir.
Kebijakan Nasional dan Bursa Karbon
Salah satu tanda komitmen Indonesia dalam perdagangan karbon dapat dilihat dari kebijakan nasional, yaitu pembentukan Badan Karbon Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi semua pihak dalam penanggulangan dampak perubahan iklim. Mendag mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia telah meluncurkan bursa karbon pada 26 September 2023, yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ini menandakan langkah progresif Indonesia dalam memulai kebijakan pasar karbon dari dalam negeri.
Perdagangan Digital dan Perlindungan Data
Mendag Budi Santoso juga menyampaikan bahwa dalam forum tersebut, diskusi penting mengenai paperless trade diangkat, dan Indonesia akan terus melakukan digitalisasi di berbagai sektor. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan digital di masyarakat, pengembangan niaga-el, serta membangun ekosistem layanan keuangan digital di mana saat ini sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu pengembangan UMKM.
Keseriusan Indonesia dalam membangun infrastruktur perdagangan digital diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberikan perlindungan yang optimal terhadap keamanan dan privasi data masyarakat.
Penutup
Dari pembahasan di forum dialog APEC dan pernyataan Mendag, jelas bahwa Indonesia memiliki arah yang progresif dalam mengembangkan perdagangan digital dan pasar kredit karbon. Langkah ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi ekonomi domestik, tetapi juga untuk kawasan Asia-Pasifik secara keseluruhan.