Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Inflasi DKI Jakarta Desember 2024: Makanan Penyumbang Utama

Inflasi DKI Jakarta Desember 2024: Makanan Penyumbang Utama

by Citra Maharani at 02 Jan 2025 14:17

Inflasi di DKI Jakarta pada bulan Desember 2024 tercatat 0,37 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang berada di angka 0,44 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengidentifikasi beberapa penyumbang utama inflasi ini, dengan makanan dan minuman serta tembakau menduduki posisi teratas.

Penyebab Utama Inflasi

Kepala BPS Provinsi Jakarta, Nurul Hasanudin, menjelaskan bahwa dari total 11 kelompok pengeluaran yang diukur, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil sebesar 0,26 persen dengan inflasi mencapai 1,33 persen. Ini menunjukkan pentingnya kelompok ini dalam menentukan angka inflasi di ibu kota.

Kelompok Pengeluaran Lain yang Menyumbang Inflasi

Setelah makanan dan minuman, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, termasuk emas perhiasan, juga menyumbang inflasi sebesar 0,05 persen dengan angka inflasi 0,75 persen. Sementara itu, kelompok kesehatan memiliki andil 0,03 persen dengan inflasi 1,03 persen, menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang terus meningkat.

Komoditas Penyumbang Inflasi

Ketika melihat lebih jauh ke dalam komoditas tertentu, salah satu yang terbesar dalam memberikan andil terhadap inflasi adalah cabai merah, yang mengalami lonjakan inflasi sebesar 21,16 persen dengan andil tertinggi sebesar 0,04 persen. Fenomena ini tidak hanya terlihat di Jakarta, tetapi juga secara nasional.

Selain cabai merah, beberapa komoditas lain yang turut berkontribusi terhadap inflasi di DKI Jakarta adalah:

Komoditas Andil Inflasi (%) Inflasi (%)
Telur Ayam Ras 0,03 4,50
Beras (Bahan Pokok) 0,03 1,50
Makanan Masyarakat 0,03 2,80
Minyak Goreng 0,02 2,00

Ini menunjukkan bahwa perkembangan harga barang pokok, terutama yang sering dikonsumsi masyarakat, sangat memengaruhi tingkat inflasi di Jakarta.

Inflasi Tahunan

Secara tahunan, angka inflasi di Jakarta masih menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan dengan nasional. Inflasi "year-on-year" (YoY) tercatat sebesar 1,48 persen, sementara inflasi nasional berada di 1,57 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan inflasi dari kelompok tertentu, laju inflasi di Jakarta masih dapat diatur lebih baik.

Kesimpulan

Dari data yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa DKI Jakarta menghadapi tantangan inflasi yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nasional, meski penekanan inflasi terbesar hadir dari makanan dan minuman. Pemantauan yang ketat terhadap harga barang pokok dan kebutuhan masyarakat akan sangat penting untuk memastikan inflasi tetap terjaga di tingkat yang wajar, serta untuk menghindari dampak yang lebih buruk pada ekonomi masyarakat.

Dengan cara ini, pemerintah daerah diharapkan bisa lebih responsif dalam mengambil langkah untuk mengendalikan inflasi dan menjaga kesejahteraan masyarakat Jakarta sehingga perekonomian tetap stabil dan berkelanjutan.

Berita Lainnya