Kepastian mengenai jajaran penggawa yang bakal mengisi kursi kementerian dan badan pemerintahan pada pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mulai terkuak. Penunjukan tokoh-tokoh tersebut menjadi sorotan pelaku pasar, karena mereka akan menentukan arah kebijakan ekonomi Indonesia selama lima tahun ke depan.
Kebijakan Populis dan Fokus pada SDM
Pemerintah yang dipimpin oleh Prabowo-Gibran berencana untuk menerapkan kebijakan populis dengan fokus pada program penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Beberapa program yang diunggulkan mencakup peningkatan gizi masyarakat, kesehatan, dan pendidikan. Dengan kebijakan ini, diharapkan akses terhadap sumber daya dasar bisa lebih merata.
Inovasi di Sektor Properti
Salah satu inisiatif terbaru dari pemerintah baru adalah program tiga juta rumah. Selain itu, Prabowo juga mencuatkan wacana untuk menghapus pajak properti. Hal ini dapat diartikan sebagai suatu langkah positif untuk mendukung pertumbuhan sektor properti, yang memang menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia.
Dampak Kebijakan terhadap Emiten Pasar Modal
Kebijakan-kebijakan ini tentunya akan memberikan dampak signifikan terhadap emiten yang terkait. Budi Frensidy, seorang pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia, mencatat bahwa kebijakan pemerintah ini akan memberikan katalis yang bersifat jangka pendek dan menengah. “Kemungkinan emiten importir daging sapi, perusahaan perunggasan, atau poultry, serta susu akan diuntungkan dari kebijakan pemerintah baru ini,” jelasnya.
Beberapa emiten yang kemungkinan akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan ini antara lain:
Sektor | Emiten |
---|---|
Importir Daging Sapi | BEEF |
Unggas | CPIN, JPFA, MAIN, SPID, WMMU |
Susu | ROTI, CMYR, ULTJ, ICBP |
Ketidakpastian dan Tantangan yang Dihadapi
Meskipun ada sentimen positif yang muncul, Budi juga memperingatkan bahwa kelanjutan dan ketahanan program-program tersebut masih belum pasti. Hal ini dapat membatasi efek kebijakan tersebut terhadap emiten dalam jangka menengah.
Senior Market Chartist dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menambahkan bahwa pergerakan saham properti saat ini sudah mencerminkan adanya sentimen positif dari penerapan PPN DTP. Namun, saham perumahan masih terpengaruh oleh beberapa tantangan, termasuk tingginya suku bunga acuan dan rendahnya daya beli masyarakat.
Rekomendasi Saham Properti
Dari analisis Nafan, beberapa saham di sektor properti memiliki potensi untuk dibeli. Rekomendasi yang diberikan meliputi:
- CTRA: Rekomendasi add dengan target harga Rp 1.485.
- BSDE: Rekomendasi Buy on Weakness dengan target Rp 1.340.
- SMRA: Rekomendasi beli dengan target harga Rp 730.
Sampai penutupan perdagangan pada tanggal 15 Oktober, posisi saham-saham tersebut adalah:
Emiten | Harga Saham |
---|---|
SMRA | Rp 705 |
BSDE | Rp 1.280 |
CTRA | Rp 1.365 |
Kesimpulan
Dengan munculnya kabinet Prabowo-Gibran yang membawa kebijakan populis dan berorientasi pada penguatan SDM, pelaku pasar memiliki ekspektasi positif terhadap sektor-sektor terkait. Namun, tantangan dan ketidakpastian masih menghantui, terutama di sektor properti. Jadi, investor diharapkan untuk tetap memantau perkembangan kebijakan dan pergerakan pasar untuk menjamin keputusan investasi yang bijaksana.