Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Kekecewaan Investor Terhadap Kebijakan Properti China

Kekecewaan Investor Terhadap Kebijakan Properti China

by Andika Pratama at 17 Oct 2024 16:02

Pasar saham China dan Hong Kong mengalami pelemahan yang signifikan pada Kamis, 17 Oktober 2023, setelah investor merasa kecewa dengan kurangnya stimulus baru dalam briefing kebijakan properti yang dinantikan. Indeks blue-chip CSI300 dan Shanghai Composite di China masing-masing turun lebih dari 1%, sedangkan Hang Seng di Hong Kong merosot 1%.

Dalam briefing yang dipimpin oleh Menteri Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China, Ni Hong, diumumkan bahwa China akan memperluas 'daftar putih' proyek perumahan yang memenuhi syarat untuk pembiayaan. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan pinjaman bank untuk proyek properti hingga mencapai 4 triliun yuan, setara dengan US$562 miliar. Namun, berita ini tidak berhasil memuaskan harapan investor.

Persepsi Pasar Terhadap Kebijakan yang Diumumkan

Meskipun ada pengumuman tersebut, banyak analis menilai bahwa briefing ini hanya mengulang kebijakan yang sudah dikenal sebelumnya. Shi Jiangwei, seorang analis dari Shanghai Minority Asset Management, menyatakan, "Briefing ini lebih menekankan pada penerapan kebijakan yang telah diumumkan, termasuk yang sudah beroperasi." Hal ini menunjukkan bahwa investor mungkin mengharapkan langkah-langkah baru yang lebih agresif untuk merangsang pemulihan pasar properti yang terpuruk.

Rencana pembangunan 1 juta unit rumah di 'desa urban' juga dianggap tidak memadai dan jauh dari ekspektasi. Banyak yang berpendapat bahwa skema ini tidak sebanding dengan program renovasi besar-besaran kawasan kumuh yang diluncurkan pemerintah Beijing pada tahun 2015. Hal ini berujung pada penurunan harga saham di sektor properti, dengan saham properti yang diperdagangkan di China dan Hong Kong anjlok masing-masing sebesar 7,9% dan 6,7%, membalikkan kenaikan yang sempat terjadi pada sesi sebelumnya.

Panic Selling di Sektor Properti

Tekanan tambahan datang dari pengumuman penjualan saham diskon oleh pengembang properti, Sunac. Perusahaan tersebut mengumumkan upaya untuk mengumpulkan dana sebesar HK$1,21 miliar (US$155,70 juta) untuk melunasi utang yang ada. Akibatnya, saham Sunac mengalami penurunan drastis hingga 27%, memperburuk sentimen di kalangan investor terhadap sektor properti.

Sementara itu, sektor lain mungkin menunjukkan performa yang lebih baik. Misalnya, teknologi informasi dalam perdagangan saham China naik hampir 1%, meskipun raksasa teknologi yang terdaftar di Hong Kong mengalami penurunan sebesar 1,2%. Ini menunjukkan bahwa investor mulai mencari alternatif lain di tengah ketidakpastian yang melanda pasar properti.

Menanti Data Penting Ekonomi

Pelaku pasar kini dengan cermat menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal ketiga serta sejumlah indikator ekonomi utama lainnya. Data ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih jauh mengenai arah pemulihan ekonomi China, yang saat ini tengah bergulat dengan tantangan di pasar real estat yang telah mengalami penurunan signifikan.

Ekonomi terbesar kedua di dunia ini menghadapi dampak besar akibat pelambatan sektor properti, yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Penurunan dalam sektor real estat dapat memiliki efek domino yang merugikan pada sektor-sektor lain, termasuk industri barang konsumsi dan manufaktur.

Reaksi Investor dan Ahli Ekonomi

Reaksi investor atas situasi ini bervariasi. Sebagian investor memilih untuk mengamati perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan penjualan atau pembelian. Sementara itu, para ahli ekonomi mengingatkan bahwa ketidakpastian yang muncul dapat menciptakan peluang, meskipun risiko juga sangat tinggi. “Investasi dalam kondisi ketidakpastian ini harus dilakukan dengan hati-hati dan analisis yang mendalam,”tuturnya.

Pandangan ke Depan

Melihat ke depan, penting bagi investor untuk tetap waspada terhadap berita-berita terbaru dan data ekonomi yang akan dirilis. Keputusan kebijakan pemerintah, terutama dalam sektor properti, akan menjadi faktor penentu bagi arah pasar saham di China dan Hong Kong. Pelaku pasar juga diimbau agar tidak panik dalam mengambil keputusan jual beli, dan lebih fokus pada analisis fundamental jangka panjang.

Dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti saat ini, diversifikasi portofolio dan penilaian risiko menjadi sangat penting. Seiring dengan berkembangnya situasi, investor harus siap untuk mendiversifikasi aset mereka ke sektor-sektor yang lebih stabil dan berpotensi memberikan hasil yang positif.