Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Kenaikan Harga Minyak Dipicu Ketegangan Geopolitik

Kenaikan Harga Minyak Dipicu Ketegangan Geopolitik

by Gilang Permana at 23 Nov 2024 10:01

Harga minyak mentah mengalami kenaikan sekitar 1% pada akhir perdagangan yang berlangsung pada Jumat (22/11/2024), mencatatkan level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Pemicu utama dari kenaikan ini adalah meningkatnya ketegangan akibat pertempuran yang semakin intensif antara Rusia dan Ukraina, yang telah meningkatkan premi risiko geopolitik di pasar.

Harga Minyak Mentah Tercatat Naik Signifikan

Berdasarkan data yang dikutip dari Reuters pada Sabtu (23/11), harga minyak mentah berjangka Brent mengalami kenaikan sebesar 94 sen, atau 1,3%, sehingga mencapai US$75,17 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS juga mengalami kenaikan yang lebih signifikan dengan bertambah US$1,14, atau 1,6%, menjadi US$71,24 per barel. Dalam pekan ini, kedua jenis minyak mentah tersebut telah mencatatkan kenaikan hampir 6%, level tertinggi sejak 7 November 2024.

Eskalasi Konflik Geopolitik

Peningkatan harga ini sejalan dengan meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina setelah izin diberikan oleh Inggris dan AS kepada Kyiv untuk melakukan serangan lebih dalam ke wilayah Rusia menggunakan rudal. Analis dari Saxo Bank, Ole Hansen, menyatakan bahwa eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina telah mengangkat ketegangan geopolitik melampaui level yang terlihat dalam konflik lain, seperti antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran.

Uji Coba Rudal Hipersonik oleh Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah mengumumkan bahwa Rusia akan melanjutkan uji coba rudal hipersonik Oreshnik barunya dalam situasi pertempuran, dengan persediaan yang siap digunakan. Dalam perkembangan terbaru, Rusia juga telah menembakkan rudal tersebut ke arah Ukraina sebagai respon terhadap penggunaan rudal balistik dan rudal jelajah yang diberikan oleh AS dan Inggris untuk digunakan oleh Ukraina dalam serangan ke wilayah Rusia.

Impak pada Pasar Energi

Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh konflik ini menyebabkan pasar khawatir akan kemungkinan dampak kerusakan yang ditimbulkan pada infrastruktur minyak, gas, dan penyulingan. Analis PVM, John Evans, menunjukkan bahwa kerusakan tersebut tidak hanya dapat menyebabkan masalah jangka panjang, tetapi juga dapat mempercepat spiral perpindahan perang yang lebih luas.

Sanksi Baru AS terhadap Rusia

Di tengah konflik yang berlangsung, pemerintah AS telah memperkenalkan sanksi baru kepada Gazprombank, bank utama Rusia, menjelang akhir masa jabatan Presiden Joe Biden pada 20 Januari mendatang. Kremlin menanggapi sanksi ini, menyebutnya sebagai upaya AS untuk menghalangi ekspor gas Rusia, namun menyatakan bahwa solusi untuk masalah ini akan dicari.

Larangan Impor dari Tiongkok

Selain sanksi terhadap Rusia, pemerintah AS juga melarang impor makanan, logam, dan barang lainnya dari sekitar 30 perusahaan Tiongkok terkait dengan dugaan penggunaan kerja paksa yang melibatkan warga Uighur. Hal ini menjadi perhatian besar, mengingat Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia.

Langkah Tiongkok untuk Tingkatkan Perdagangan Energi

Menanggapi situasi ini, Tiongkok telah meluncurkan sejumlah kebijakan dalam minggu ini untuk meningkatkan angka perdagangan, termasuk dukungan untuk impor produk energi. Kebijakan ini diambil di tengah ancaman dari Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang berencana mengenakan tarif tambahan. Menurut analis dan data dari pelacakan pengiriman, diperkirakan bahwa impor minyak mentah dari Tiongkok akan mengalami peningkatan pada akhir bulan November ini.

Outlook Pasar Minyak ke Depan

Dengan situasi geopolitik yang semakin memanas, para pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada dan melakukan analisis yang mendalam terhadap perkembangan yang terjadi, terutama yang berkaitan dengan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Harga minyak dan ketidakpastian di pasar energi global akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk implikasi dari sanksi yang diterapkan dan respons dari negara-negara penghasil minyak lainnya.

Sebagai penutup, kesadaran terhadap dinamika yang terjadi dalam politik internasional dan ekonomi global menjadi kunci dalam memahami pergerakan harga minyak di masa-masa mendatang.