Harga batubara terus menunjukkan tren penguatan yang signifikan akhir-akhir ini. Pada Jumat, 11 Oktober 2023, harga batubara untuk pengiriman November 2024 tercatat di ICE Futures dengan harga US$ 150,25 per ton, naik 2,21% dari hari sebelumnya. Secara mingguan, harga batubara juga mengalami kenaikan sebesar 0,43%. Kenaikan harga ini bukan tanpa alasan, melainkan dipicu oleh beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap permintaan dan pasokan di pasar global.
Peningkatan Permintaan yang Mendorong Harga
Menurut pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono, salah satu penyebab utama dari lonjakan harga ini adalah permintaan yang meningkat dari beberapa negara, terutama di kawasan Asia. Permintaan yang kuat datang dari negara-negara seperti Thailand, Filipina, Vietnam, dan Jepang. Lonjakan permintaan ini sebagian dikarenakan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut, yang mendorong peningkatan konsumsi energi. Ketika cuaca tidak bersahabat, energi dari batubara menjadi solusi yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Situasi di China dan Pasokan Global
China, sebagai salah satu pemain utama di pasar batubara global, juga berperan penting dalam dinamika harga saat ini. Permintaan dari China terus meningkat, dan untuk memenuhi kebutuhan ini, negara tersebut meningkatkan produksi batubara sekaligus menimbun cadangan. Tindakan ini diambil sebagai langkah antisipatif untuk menghadapi ancaman kebutuhan yang bisa meningkat di masa mendatang, terutama menghadapi periode kebutuhan musiman yang lebih tinggi.
Prognosis Harga Batubara ke Depan
Berdasarkan analisis Wahyu, ada kemungkinan bahwa harga batubara akan melemah pada 2025. Hal ini diprediksi terjadi seiring dengan peningkatan penggunaan pembangkit listrik terbarukan yang akan menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Namun, ia menilai bahwa pelemahan harga batubara tidak akan tajam, karena negara-negara seperti China dan India masih sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi utama. Terutama di China, sekitar mayoritas tenaga pemanas bersumber dari batubara, sementara gas alam menyuplai hanya dalam jumlah kecil.
Fundamental Ekonomi dan Kebijakan Global
Peningkatan harga batubara juga dapat dikaitkan dengan fundamental ekonomi global yang sedang baik. Pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara menyebabkan melemahnya nilai dolar, dan ini berdampak pada harga minyak yang juga merangkak naik. Ketika harga minyak naik, hal ini sering kali mengarah pada peningkatan harga komoditas lain, termasuk batubara. Kebijakan pemangkasan produksi minyak oleh Arab Saudi dan OPEC+ juga turut memberikan dampak positif terhadap harga batubara.
Persepsi Pasar dan Harga Wajar Batubara
Meskipun harga batubara saat ini melanjutkan tren bullish, Wahyu memproyeksikan bahwa pada akhir tahun, harga batubara masih bisa bertahan di level sekitar US$ 160 per ton. Sementara itu, harga wajar untuk batubara diperkirakan berada di kisaran US$ 130 hingga US$ 150 per ton. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi dan potensi penurunan harga di masa depan, batubara tetap menjadi komoditas yang penting dalam pasokan energi global.
Tabel Harga Batubara Terbaru
Tanggal | Harga (US$ per ton) | Perubahan (%) |
---|---|---|
11 Oktober 2023 | 150,25 | +2,21 |
Minggu lalu | 149,00 | +0,43 |
Proyeksi Akhir Tahun | 160,00 | - |
Dengan pergerakan harga yang sangat dinamis, para pelaku pasar dituntut untuk lebih responsif dan waspada terhadap perkembangan yang terjadi di pasar batubara dan komoditas energi lainnya. Tren ini akan terus dipantau, mengingat posisi strategis Indonesia sebagai salah satu negara penghasil batubara terbesar di dunia, serta dampaknya pada ekonomi domestik dan global.