Wawasan Terkini

Dapatkan Wawasan Terkini Setiap Hari

Mengapa Harga Bitcoin Tertekan di Tengah Inflasi AS yang Tinggi?

Mengapa Harga Bitcoin Tertekan di Tengah Inflasi AS yang Tinggi?

by Dika Saputra at 14 Oct 2024 13:57

Harga Bitcoin (BTC) saat ini berada di kisaran US$ 62.000 setelah mengalami penurunan dari level US$ 64.000, menyusul rilis laporan inflasi Amerika Serikat (Consumer Price Index atau CPI) untuk bulan September yang melampaui ekspektasi pasar. Dalam laporan tersebut, inflasi tahunan tercatat naik 2,4%, sedikit lebih tinggi dari proyeksi pasar yang sebesar 2,3%. Sementara itu, inflasi inti, yang tidak memasukkan harga energi dan makanan, mencapai 3,3%, melebihi prediksi sebelumnya sebesar 3,2%.

Dampak Inflasi terhadap Aset Berisiko

Kenaikan inflasi ini menjadi faktor utama yang menghambat Bitcoin untuk melewati level US$ 64.000. Sebelumnya, banyak pelaku pasar memiliki harapan bahwa pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve akan mendorong kenaikan harga kripto. Namun, realitas yang terjadi menunjukkan bahwa inflasi yang melebihi target dapat memberikan tantangan bagi pasar kripto.

Federal Reserve menetapkan target inflasi jangka panjang sebesar 2%. Ketika inflasi berlebih, hal ini mengakibatkan kekhawatiran bahwa efek dari kebijakan moneter yang longgar mungkin tidak segera terasa, terutama pada aset yang dianggap berisiko seperti Bitcoin.

Pergerakan Suku Bunga dan Sentimen Pasar

Pada bulan September 2024, Federal Reserve sudah menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin dengan tujuan mengekang inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penurunan suku bunga ini ternyata belum mampu mendorong harga Bitcoin secara signifikan.

Banyak analis memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang. Namun, dengan data inflasi yang terbaru menunjukkan angka yang lebih tinggi, kemungkinan pelonggaran tambahan semakin kecil. Ini karena ada kekhawatiran bahwa tindakan pelonggaran moneter yang dilakukan terlalu cepat dapat memicu inflasi lebih lanjut dan mengganggu stabilitas ekonomi.

Reaksi Pasar Kripto dan Pendekatan Investor

Oscar Darmawan, CEO Indodax, menyatakan bahwa inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan menambahkan tekanan pada aset berisiko seperti Bitcoin. Dia menegaskan bahwa meskipun penurunan suku bunga diharapkan dapat memberikan sinyal positif bagi pasar kripto, respons pasar saat ini masih cenderung hati-hati.

“Pasar kripto berada dalam fase konsolidasi, dengan banyak investor mengadopsi pendekatan ‘wait-and-see’. Ketidakpastian yang ada di tingkat global serta dinamika geopolitik turut mempengaruhi sentimen pasar,” jelas Oscar.

Optimisme Jangka Panjang dan Potensi Pemulihan

Meskipun saat ini harga Bitcoin tertekan, Oscar tetap optimis bahwa dalam jangka menengah hingga panjang, ada peluang bagi Bitcoin untuk menguat kembali. Dia menambahkan bahwa jika inflasi berhasil ditekan dan kebijakan moneter lebih longgar, kemungkinan besar akan ada pemulihan yang terjadi.

“Saya melihat peluang yang cukup besar bagi Bitcoin untuk pulih dalam jangka menengah, terutama jika kondisi ekonomi global membaik,” imbuhnya.

Faktor Politik Juga Menentukan

Di luar masalah ekonomi, faktor politik juga bisa memberikan dampak signifikan terhadap arah pasar kripto. Menjelang pemilihan presiden AS tahun 2024, ada spekulasi bahwa pemimpin baru yang terpilih mungkin lebih mendukung aset digital. Ini, tentu saja, memiliki potensi menjadi katalis positif bagi harga Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan.

Investor menjadi lebih optimis bahwa Bitcoin akan mengalami pemulihan pada kuartal terakhir tahun ini, asalkan kebijakan ekonomi global mendukung sektor kripto.

Tabel Perbandingan Inflasi AS dan Respons Bitcoin

Tanggal Inflasi CPI (Tahunan) Inflasi Inti Harga Bitcoin (BTC)
September 2024 2,4% 3,3% US$ 62.000

Dalam situasi yang tidak menentu ini, ketidakpastian masih menghinggapi banyak investor. Banyak yang kini lebih memilih untuk menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengambil langkah investasi yang lebih agresif. Kombinasi dari inflasi, kebijakan moneter, serta faktor politik menjadi jendela analisis yang penting bagi semua pelaku pasar kripto.