Pelemahan Rupiah Berlanjut di Awal Pekan
Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah melemah tajam di awal pekan ini. Pada hari Senin (7/10) pukul 9.20 WIB, kurs rupiah spot tercatat berada di Rp 15.670 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan ini mencatatkan penurunan sebesar 1,18% dibandingkan posisi akhir pekan lalu di Rp 15.485 per dolar AS. Ini merupakan hari perdagangan keenam berturut-turut di mana rupiah menunjukkan pelemahan.
Arah Pelemahan Rupiah
Dapat diamati bahwa rupiah cenderung melemah setelah menyentuh level Rp 15.102 per dolar AS pada Rabu (25/9) lalu. Ini adalah level terkuat rupiah dalam 14 bulan terakhir, atau sejak 1 Agustus 2023. Sayangnya, tren penguatan tersebut tidak bertahan lama dan justru diikuti oleh penurunan yang cukup signifikan setelahnya.
Pandangan Bank Indonesia
Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI), menyatakan bahwa bank sentral siap melakukan intervensi di pasar spot, domestic non-deliverable forward, dan pasar obligasi guna memastikan keseimbangan supply dan demand forex tetap terjaga. Edi mengungkapkan, “Perkembangan pasar global tidak menguntungkan bagi mata uang emerging markets termasuk rupiah, ini disebabkan oleh eskalasi tensi di Timur Tengah dan data terkini ketenagakerjaan AS yang lebih baik ketimbang ekspektasi.”
Dampak Global terhadap Rupiah
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang di Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Namun, rupiah memimpin pelemahan tersebut pada hari ini. Sebagai perbandingan, Ringgit Malaysia juga melemah 1,12% terhadap dolar AS. Selain itu, peso Filipina, dolar Taiwan, baht Thailand, dan dolar Hong Kong juga mengalami penurunan yang signifikan. Sementara itu, yen justru mengalami penguatan sebesar 0,27% terhadap dolar AS.
Indeks Dolar dan Pengaruhnya
Di sisi lain, indeks dolar, yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia, melemah tipis sebesar 0,05% menjadi 102,47. Meskipun mengalami pelemahan hari ini, indeks dolar justru melesat sejauh 1,67% dalam sepekan terakhir. Hal ini tentu memberikan konteks lebih luas terhadap kondisi pasar mata uang dan pengaruhnya terhadap rupiah.
Relevansi Keadaan Ekonomi
Pelemahan mata uang seperti rupiah merupakan hal yang perlu dicermati secara serius, mengingat dampaknya tidak hanya pada sektor keuangan, melainkan juga pada inflasi dan daya beli masyarakat. Jika tidak diimbangi dengan langkah-langkah stabilisasi yang tepat, dampak negatif ini bisa berlanjut dan menekan pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulan
Dengan situasi global yang tidak menentu, termasuk ketegangan di Timur Tengah dan indikator ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan, tantangan bagi mata uang emerging markets seperti rupiah semakin besar. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan strategi yang jelas dari pihak-pihak terkait untuk mengelola nilai tukar dan menjaga kestabilan ekonomi domestik.